“MIMPI. Apakah ini mimpi???.. aku melihat gumpalan awan2 itu ada di bawahku. Aku tidak terbang, aku juga tidak didalam pesawat, aku disini menjejakkan kakiku ditanah. Ya, aku melangkah menikmati perjalanan menuju puncak tertinggi tanah jawa. MAHAMERU”

inilah ungkapan saat aku melihat pemandangan ini. Aku bisa melihat awan dibawahku. Hal yg tak akan mungkin aku lihat saat aku berada di kota malang. Saat aku berjalan di jalan soekarno hatta, Yg bisa aku lihat hanyalah sungai brantas dari atas jembatan. Ini hanya sebuah awal dalam cerita panjang perjalanan para “penikmat alam” maaf belum bisa mencintai alam,karena kami pun masih membuat kerusakan pada alam, yah begitulah manusia senang membuat kerusakan dimuka bumi. Perjalanan melihat keindahan ciptaan TUHAN, tapi justru kami sering melupakan TUHAN yang telah menciptakan keindahan. Semoga dengan ini kami akan sadar tentang keagungan sang pencipta. Semoga bisa menginspirasi….

START
Dalam setiap kegiatan pasti ada permulaan. disini,dikota malang kita mulai. Pagi itu mei 2011 kami berkumpul di depan perguruan tinggi di malang. Jam 7 pagi janji untuk berkumpul tapi tetap saja ada yang harus ditunggu(red =telat). Ontime… sederhana tapi itu sangat penting. Cek perlengkapan, bagi bekal biar rata itu yang kami lakukan. Biasa perbekalan camping bla-bla dan bla (baca disini).

Perjalan ke semeru akan kami tempuh melalui jalur tumpang dengan sepeda motor berboncengan dua - dua. dengan menggunakan 5 buah motor.


Yap akhirnya 10 orang telah berkumpul dan bekal sudah di cek, perjalanan dimulai jam 10, cukup jauh dari rencana. entah sampai kapan anak-anak negeri ini akan menggunakan jam karetnya. budaya, kebiasaan, hobi atau entah apalah kalimat yang sesuai.



Mengurus surat ijin pendakian di tumpang dengan syarat fotokopi KTP dan surat keterangan sehat dari dokter. Sarapan dulu di pasar tumpang untuk mengisi tenaga. Sebelum sampai pos lapor ranu pane tenaga sudah abis lagi karena motor ngadat karena jalan yang terlalu menanjak (> 30 derajat). Ingat tips.Karena banyak motor yang tidak kuat maka sebagian teman melanjutkan perjalanan menggunakan truk sayuran. Ga usah membingungkan biaya, seikhlasnya saja.



JARAN KENCAK
Jaran = kuda kencak = tari. Jaran kencak adalah kesenian yang digemari oleh suku Tengger. Tampilannya dan menghibur. Kuda-kuda yang dilatih menari dirias dengan berbagai pernak-pernik serta diberi semacam baju dari kain dan perhiasan dari monel. Di kaki mereka yang menghentak-hentak dipasang semacam gelang kaki yang dipasangi lonceng-lonceng agar terdengar suara gemerincing saat mereka menari (blog Mengenal budaya jawa).


Sebuah keberuntungan karena kami bias menyaksikan jaran kencak di perjalan tumpang menuju pos lapor ranu pane. itu pertama kali saya melihat jaran kencak.

POS LAPOR RANU PANE
Sampai pos ini sudah siang, lapor ulang dan cek perbekalan kembali. Motor dititipkan di pos ranu pane, udah kenal sama yang jaga


PENDAKIAN DIMULAI
Sekitar jam 2 pendakian dimulai, tak lupa doa untuk keselamatan selama pendakian. Tujuan kita adalah shelter ranu kumbolo. Perkiraan waktu kami adalah 6 jam perjalanan. Maklum masih pemula dalam pendakian gunung, hanya dua orang yang udah pengalaman yang menjadi guide kami. Dalam perjalanan ke ranukumbolo ada 4 shelter yang bisa ditemui selama perjalanan.

Ternyata mendaki dengan beban cukup berat sangat melelahkan, sampai di shelter pertama kami beristirahat untuk melepas lelah. Sebagian besar teman- teman juga baru pertama kali mendaki gunung.


Itu jawaban yang selalu kami dapat, walaupun sebenarnya tidak dekat. ya sebuah jawaban yang sedikit tidak memuaskan tp itu yang kami perlukan. Mungkin itu jawaban yang tetap membuat kami semangat untuk terus melangkah.

Entah seperti apa ranukumbolo hingga bisa membayar lunas perjalanan ini.
Inilah saat berisitrahat di shelter pertama. Istirahat sejenak, minum dan makan roti untuk mengisi tenaga kembali. Ku hela nafas panjang tuk siap mendaki kembali.

Perjalanan berlanjut dan rencana akan istirahat kembali di shelter 3. Cukup jauh tapi jalur yang lebih landai. So far menyenangkan. Dalam perjalan ini jalurnya mudah tapi disamping jalan pendakian ada jurang jadi harus hati-hati. Bila beruntung masih bias melihat fauna-fauna di hutan. Monyet itu yang sering terlihat. Ada yang menarik dari perjalan ke shelter 3, puncak mahameru yang terlihat dari kejauhaan.

Sampai di shelter 3 hari sudah sore menjelang maghrib. Istirahat cukup lama karena perjalan selanjutnya trek pendakian cukup sulit karena menanjak dan perjalanan malam. 1 senter untuk 2 orang, ya sangat menyulitkan perjalanan. “cahaya lampu” itu hal yang sederhana bila kita dirumah, tapi sangat berharga saat-saat seperti ini. So bersyukurlah masih bisa menikmati terang.

Perjalanan malam itu gelap, susah, tak tau kiri kanan (walaupun sekitarnya banyak jurang), tapi bersama untuk membantu itulah persahabatan, itulah kekeluargaan. sedikit duka bagi pendaki, karena kami telah kehilangan shelter 4 yang telah rusak.




Tiba di shelter ranukumbolo jam 8 lebih. Langsung pasang tenda. Masak makanan untuk mengisi perut yang sudah lapar. Masak air, secangkir kopi untuk melawan dinginya malam ranukumbolo. DINGIN, bersyukurlah. Ingatlah betapa sering kau mengumpat “siang” saat panas menyapa kulitmu??. Lelah belum terbayar karena belum tau seperti apa ranu kumbolo, mungkin esok pagi. So, be patient……