- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah (Ditjen Perkeretaapian) Tutup Ribuan Perlintasan Sebidang
TS
japek
Pemerintah (Ditjen Perkeretaapian) Tutup Ribuan Perlintasan Sebidang
Quote:
Pemerintah akan menutup secara bertahap ribuan perlintasan sebidang atau perpotongan sebidang pelintasan jalur kereta api dengan jalan, terutama yang liar guna menekan angka kecelakaan di lokasi itu yang belakangan ini makin meningkat.
Direktur Keselamatan Perkeretapian Ditjen Perkeretapian, Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwi Atmoko mengatakan jumlah perlintasan sebidang itu secara nasional tercatat sebanyak 5.211 perlintasan kereta api, dan sekitar 4.000 diantaranya tidak dijaga.
Secara bertahap perlintasan yang tidak dijaga akan ditutup dengan mempertimbangkan jarak antar perlintasan, selain itu apablia tidak ditutup akan dijadikan tidak sebidang, ujarnya disela sosialisasi dan lokakarya Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian di Perlintasan Sebidang, di Semarang, hari ini.
Menurutnya, saat ini banyak perlintasan sebidang liar yang bermunculan dan jaraknya berdekatan antar perlintasan, sehingga tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan juga semakin tinggi.
Jarak perlintasan kereta standarnya tidak boleh kurang dari 800 meter dengan perlintasan lainnya, sehingga sejumlah perlintasan yang jaraknya kurang dari itu akan ditutup secara bertahap, terutama yang liar dan tidak dijaga, ujarnya.
Menurutnya, penutupan perlintasan sebidang liar tidak dijaga itu seiring dengan peningkatan frekuensi kereta api yang melintas dalam setiap harinya, apalagi pengerjaan proyek double track Jakarta-Surabaya bakal segera selesai otomatis intensitas kereta yang lewat bakal semakin sering.
Di Jatim, sepanjang Wonokromo-Waru, sudah mulai ditutup, dan sebagai gantinya dibuatkan jalan disisi rel kereta yang bisa digunakan masyaratat untuk jalur memutar melewati perlintasan sebidang yang dijaga, ujarnya.
Selain itu, pihaknya secara bertahap, perlintasan sebidang itu juga akan dijadikan tidak sebidang, terutama jalur padat, dengan cara dibuatkan underpass atau flyover. Namun, untuk mewujdukan itu bukan hal mudah, karena memerlukan waktu dan biaya besar yang harus dikeluarkan, tuturnya.
Dia mencontohkan, untuk pembuatan satu underpass diperlukan dana sekitar Rp5 miliar Rp10 miliar, dan untuk flyover sekitar Rp50 miliar. Sementara, perlintasan sebidang di Indonesia mencapai ribuan, di Jateng aja terdapat 614 perlintasan sebidang, dan yang dijaga hanya 17% atau 268 titik.
Kalau untuk jalur utara, dari sisi kondisi geografis tanahnya juga sulit, yakni datarannya rendah, dekat dengan laut, sehingga muka air tinggi, jadi misalkan kalau dibuat underpass takutnya tergenang air, akalu flyover biayanya sangat besar, ujarnya.
Namun begitu, lanjutnya hingga kini sedikitnya sudah membangun 26 underpass di jalur antara Purwokerto-Cirebon, yang dalam realisasinya dibiayai dari proyek double track.
Kabid Perkeretaapian dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Dishubkominfo Jateng, Prasetyo Kentjono mengatakan perlintasan kereta api sebidang yang sangat rawan terjadinya kecelakaaan memang paling banyak ada di daerah Daop IV Semarang.
Saat ini frekuensi kereta api yang melintas di Daop IV Semarang sudah sebanyak 71 kereta api per hari, dengan rincian kereta argo, eksekutif, bisnis masing-masing delapan kali per hari, kereta ekonomi sebanyak 10 kali per hari, kereta lokal 12 kali per hari, serta kereta barang 25 kali per hari, ujarnya.
Direktur Keselamatan Perkeretapian Ditjen Perkeretapian, Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwi Atmoko mengatakan jumlah perlintasan sebidang itu secara nasional tercatat sebanyak 5.211 perlintasan kereta api, dan sekitar 4.000 diantaranya tidak dijaga.
Secara bertahap perlintasan yang tidak dijaga akan ditutup dengan mempertimbangkan jarak antar perlintasan, selain itu apablia tidak ditutup akan dijadikan tidak sebidang, ujarnya disela sosialisasi dan lokakarya Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian di Perlintasan Sebidang, di Semarang, hari ini.
Menurutnya, saat ini banyak perlintasan sebidang liar yang bermunculan dan jaraknya berdekatan antar perlintasan, sehingga tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan juga semakin tinggi.
Jarak perlintasan kereta standarnya tidak boleh kurang dari 800 meter dengan perlintasan lainnya, sehingga sejumlah perlintasan yang jaraknya kurang dari itu akan ditutup secara bertahap, terutama yang liar dan tidak dijaga, ujarnya.
Menurutnya, penutupan perlintasan sebidang liar tidak dijaga itu seiring dengan peningkatan frekuensi kereta api yang melintas dalam setiap harinya, apalagi pengerjaan proyek double track Jakarta-Surabaya bakal segera selesai otomatis intensitas kereta yang lewat bakal semakin sering.
Di Jatim, sepanjang Wonokromo-Waru, sudah mulai ditutup, dan sebagai gantinya dibuatkan jalan disisi rel kereta yang bisa digunakan masyaratat untuk jalur memutar melewati perlintasan sebidang yang dijaga, ujarnya.
Selain itu, pihaknya secara bertahap, perlintasan sebidang itu juga akan dijadikan tidak sebidang, terutama jalur padat, dengan cara dibuatkan underpass atau flyover. Namun, untuk mewujdukan itu bukan hal mudah, karena memerlukan waktu dan biaya besar yang harus dikeluarkan, tuturnya.
Dia mencontohkan, untuk pembuatan satu underpass diperlukan dana sekitar Rp5 miliar Rp10 miliar, dan untuk flyover sekitar Rp50 miliar. Sementara, perlintasan sebidang di Indonesia mencapai ribuan, di Jateng aja terdapat 614 perlintasan sebidang, dan yang dijaga hanya 17% atau 268 titik.
Kalau untuk jalur utara, dari sisi kondisi geografis tanahnya juga sulit, yakni datarannya rendah, dekat dengan laut, sehingga muka air tinggi, jadi misalkan kalau dibuat underpass takutnya tergenang air, akalu flyover biayanya sangat besar, ujarnya.
Namun begitu, lanjutnya hingga kini sedikitnya sudah membangun 26 underpass di jalur antara Purwokerto-Cirebon, yang dalam realisasinya dibiayai dari proyek double track.
Kabid Perkeretaapian dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Dishubkominfo Jateng, Prasetyo Kentjono mengatakan perlintasan kereta api sebidang yang sangat rawan terjadinya kecelakaaan memang paling banyak ada di daerah Daop IV Semarang.
Saat ini frekuensi kereta api yang melintas di Daop IV Semarang sudah sebanyak 71 kereta api per hari, dengan rincian kereta argo, eksekutif, bisnis masing-masing delapan kali per hari, kereta ekonomi sebanyak 10 kali per hari, kereta lokal 12 kali per hari, serta kereta barang 25 kali per hari, ujarnya.
http://www.bisnis-jateng.com/index.p...asan-sebidang/
kalau ada yang nekat bikin perlintasan liar mending dikarungi sajalah.....
0
2K
Kutip
17
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan