Di Spanyol, massa dari himpunan serikat penjaja seks komersil kelas atas melakukan sebuah aksi protes yang cukup unik. Bukan dengan turun ke jalan, melainkan dengan cara mogok memberikan layanan seks.

Aksi ini ditujukan untuk menekan para bankir agar mau memberikan kredit terhadap masyarakat miskin dan perusahaan kecil di Spanyol.

Mereka mengklaim para pekerja bank selalu mempersulit saat memberikan pinjaman kepada mereka yang memiliki penghasilan kecil.

Dikatakan, langkah ini sendiri diambil oleh serikat pekerja seks setelah salah satu anggota mereka bernama Lucia, menekan seorang pegawai bank untuk memberikan pinjaman dengan cara mengancam tidak memberikan layanan seks yang biasa ia berikan kepadanya.

Menurut salah satu serikat pekerja seks komersil kelas atas di Madrid, banyak dari para bankir yang selama ini sering memakai jasa para penjaja seks dari kelompok mereka.

Dan dengan aksi ini, mereka yakin para bankir akan mengubah kebijakan dan mempermudah proses pemberian pinjaman.

"Kamilah satu-satunya kelompok yang memiliki kemampuan untuk memberikan tekanan terhadap sekor tersebut (perbankan)," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Daily Mail, Rabu (28/03/2012).

Sebagai bukti, para penjaja seks itu mengatakan banyak para bankir yang coba mengelak dengan mengaku sebagai arsitek atau insinyur saat meminta layanan seks. Namun hal tersebut tidak lantas membuat mereka percaya.

"Sudah bertahun-tahun bahwa para hanya profesional ini yang bisa membayar tarif mulai dari 300 euro per jam," ujar salah seorang PSK yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Kami telah melakukan aksi mogok selama tiga hari dan kami kira mereka tidak akan mampu bertahan lagi," tambah seorang PSK lainnya yang dikenal dengan nama panggulan Ana MG.

Saking putus asanya, media di Meksiko dan Rusia mengklaim bahwa para bankir kini telah meminta pemerintah ikut terlibat dalam mediasi. Namun kabar tersebut dianggap 'hoax'.

Warga Spanyol sendiri disebut akan melakukan aksi demo besar-besaran pada hari Kamis besok untuk memprotes semakin tingginya tingkat pengangguran yang ada serta perubahan Undang-undang perburuhan yang dianggap terlalu berpihak kepada perusahaan.