Quote:
JAKARTA-- Ketua MUI, Slamet Effendi Yusuf, menegaskan para teroris yang menyebut dirinya mati syahid adalah tidak benar. Menurut Slamet Effendi, serangan teror yang dilakukan di Indonesia tidak memenuhi unsur dalam ilmu fiqh Islam.
Bohong itu kalau mereka mati syahid. Pemahaman ini terjadi karena pengetahuan agama mereka yang rendah, ucap Slamet Effendi usai acara Silaturahmi Syawal 1433 H, di Kantor DPP LDII, Jalan Patal Senayan 28, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2012).
Menurut Slamet Effendi, terminologi perang jihad memang ada dalam hukum Islam. Namun hal itu memiliki aturan tersendiri. Slamet Effendi menilai jihad perang hanya bisa dilakukan apabila itu di wilayah perang. Sementara di Indonesia yang masuk wilayah aman, bukan menjadi tempat jihad perang.
Kalau jihad perang dilakukan di wilayah aman seperti Indonesia, yang rugi adalah umat Islam sendiri. Kalau di wilayah aman kan umat Islam bisa melakukan jihad bentuk lain, seperti mengajar, atau mengangkat derajat masyarakat miskin, ucapnya.
Sebelumnya memang sempat ramai soal tewasnya mereka yang terduga teroris. Misalnya saja keluarga Muchsin, terduga teroris yang ditembak mati di Solo. Ayah Muchsin, Muslim, yakin bahwa anaknya mati syahid.
sumber:
http://www.solopos.com/2012/channel/...-syahid-327705
===========================================================
Saya setuju dengan MUI kali ini. Harus disosialisasikan secara meluas pendapat MUI diatas yakni : Terroris tidak Mati Syahid kalau mati saat melakukan pekerjaan terror yang dilabeli JIhad.
Mungkin kita sering melihat stiker di mobil-mobil yang isinya :
Be a good moslem ordie as suhada
Isi stiker menyesatkan kurang lebih seperti ini: Jadilah muslim yang baik atau kalau loe brengsek mati aja loe sebagai syahid hasilnya sama dengan muslim yang baik meskipun loe brengsek.
Pernah nggak lihat striker itu?
