- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Foke Atau Jokowi?Plus Berita Dan Video Tanggapan Hitler


TS
dzakyboy
Foke Atau Jokowi?Plus Berita Dan Video Tanggapan Hitler
Quote:
Quote:
Gan Pemilukada Kan Tinggal Bentar Lagi..Ane Mau Tahu Siapa Sih Yang Agan Pilih Nanti Jadi Gubernur DKI? Nih Berita-berita Nya Gan
Spoiler for Nara-Foke:
Quote:
Lima Kebohongan Foke versi Pengamat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat incumben Fauzi Bowo (Foke) mencalonkan diri kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta terus menuai kritik. Bahkan, sejumlah pengamat dengan gamblang membeberkan lima kebohongan petahana selama menjabat.
"Hampir tidak ada janji yang ditepati, kecuali hanya di kata-kata saja," ujar pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago saat dihubungi wartawan, Senin (9/7). Kebohongan pertama, ungkap dia, adalah klaim mengenai pendidikan gratis 12 tahun. Fakta dan data di lapangan justeru menunjukkan bahwa biaya pendidikan khususnya sumbangan gedung, buku, dan lain-lain memberatkan masyarakat.
Apalagi ketika tingkat kemiskinan di Jakarta mencapai 12,7 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Kebohongan kedua, lanjut Andrinof, adalah mengenai kesehatan gratis untuk penduduk miskin. Fakta dan kesaksian masyarakat, kata dia, justeru membuktikan bahwa untuk mendapatkan pengobatan gratis, masyarakat malah dibebani dengan biaya siluman ketika harus mendapatkan Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM).
"Program ini malah diumbar saat kampanye," kata dia. Kebohongan ketiga terkait Banjir Kanal Timur (BKT) yang diklaim merupakan insiatif dan prestasi dari Pemda DKI. Padahal, ungkap Andrinof, BKT merupakan inisiatif dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan dikerjakan Pemerintah Pusat sesuai dengan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Kebohongan keempat adalah masalah kependudukan dan pendataan KTP yang sudah mulus. Padahal, penyelesaian proyek E-KTP justru ditunda setelah Pilkada yang dinilai mengindikasikan adanya niat curang. Kebohongan terakhir adalah terkait MRT yang diklaim akan selesai 2013. "Padahal tendernya saja baru mau mulai September tahun ini," ujar Andrinof.
Sekjen Himpunan Pasca Sarjana UI Adjie Prayito, menyarankan agar asyarakat umum, khususnya remaja dan mahasiswa untuk tidak memilih atau biasa dikenal dengan istilah golongan putih (Golput) dalam Pemilukada nanti. Tapi, dia menekankan pada penentuan sikap dengan akal sehat. "Harus memilih dengan akal sehat," ujarnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat incumben Fauzi Bowo (Foke) mencalonkan diri kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta terus menuai kritik. Bahkan, sejumlah pengamat dengan gamblang membeberkan lima kebohongan petahana selama menjabat.
"Hampir tidak ada janji yang ditepati, kecuali hanya di kata-kata saja," ujar pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago saat dihubungi wartawan, Senin (9/7). Kebohongan pertama, ungkap dia, adalah klaim mengenai pendidikan gratis 12 tahun. Fakta dan data di lapangan justeru menunjukkan bahwa biaya pendidikan khususnya sumbangan gedung, buku, dan lain-lain memberatkan masyarakat.
Apalagi ketika tingkat kemiskinan di Jakarta mencapai 12,7 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Kebohongan kedua, lanjut Andrinof, adalah mengenai kesehatan gratis untuk penduduk miskin. Fakta dan kesaksian masyarakat, kata dia, justeru membuktikan bahwa untuk mendapatkan pengobatan gratis, masyarakat malah dibebani dengan biaya siluman ketika harus mendapatkan Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM).
"Program ini malah diumbar saat kampanye," kata dia. Kebohongan ketiga terkait Banjir Kanal Timur (BKT) yang diklaim merupakan insiatif dan prestasi dari Pemda DKI. Padahal, ungkap Andrinof, BKT merupakan inisiatif dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan dikerjakan Pemerintah Pusat sesuai dengan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Kebohongan keempat adalah masalah kependudukan dan pendataan KTP yang sudah mulus. Padahal, penyelesaian proyek E-KTP justru ditunda setelah Pilkada yang dinilai mengindikasikan adanya niat curang. Kebohongan terakhir adalah terkait MRT yang diklaim akan selesai 2013. "Padahal tendernya saja baru mau mulai September tahun ini," ujar Andrinof.
Sekjen Himpunan Pasca Sarjana UI Adjie Prayito, menyarankan agar asyarakat umum, khususnya remaja dan mahasiswa untuk tidak memilih atau biasa dikenal dengan istilah golongan putih (Golput) dalam Pemilukada nanti. Tapi, dia menekankan pada penentuan sikap dengan akal sehat. "Harus memilih dengan akal sehat," ujarnya.
Spoiler for VIDEO:
Quote:
Video Hitler Ngamuk Gara2 Foke Gan [YOUTUBE]

Spoiler for JOKOWI:
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Kader dan politisi partai politik pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang mengalihkan dukungan ke pasangan Jokowi-Basuki ternyata bukan hanya Misbakhun, politisi PKS. Menurut calon wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, ada sejumlah tokoh parpol juga memilih berbeda sikap dengan kebijakan resmi partainya.
"Banyak yang diam-diam maupun terbuka dukung (kami), termasuk anggota DPR RI," kata Basuki saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (7/9/2012).
Dukungan tersebut tentu diterima secara terbuka oleh pihak Jokowi-Basuki. Dalam pandangan Ahok, nama lain Basuki, tokoh-tokoh parpol tersebut sebenarnya ingin melihat perubahan terjadi di Jakarta.
Harapan tersebut mereka temukan pada pasangan bernomor urut tiga pada putaran pertama Pemilukada DKI. Sisi positif Jokowi-Basuki menjadi pertimbangan lain mereka berbeda pandangan dengan parpol masing-masing.
"Saya kira kami sangat senang melihat ada yang juga punya keinginan sama wujudkan Jakarta Baru (JB). Alasannya mereka merasa perlu ada perubahan atas negeri ini juga. Ada juga alasan sudah mengenal aku dengan sikap aku soal transparansi," ujar Basuki.
Ia menjelaskan, tokoh-tokoh tersebut tidak hanya sekadar memberikan pernyataan dukungan atau menunjukkan sikap positif terhadap pencalonan Jokowi-Basuki, mereka juga memberdayakan pengaruh politik masing-masing, termasuk menggerakkan pendukung, untuk membantu pemenangan Jokowi-Basuki.
"Termasuk bagikan VCD (JB) dan beli baju kotak-kotak dan bagikan ke orang-orangnya," tutur Basuki.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Misbakhun, politisi PKS telah menyatakan dukungan terbuka kepada pasangan Jokowi-Basuki. Pilihan itu disebut Misbakhun sebagai sikap pribadi. Padahal, PKS secara jelas telah menentukan sikap untuk mendukung pasangan Foke-Nara bersama sejumlah partai lain, seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, PKB, dan PAN.
Sebelum Misbakhun, Menpera Djan Faridz juga menyatakan hal yang sama, mendukung Jokowi-Basuki. Padahal dia berasal dari PPP, salah satu parpol pendukung Foke-Nara.
Jokowi juga menyambut positif dukungan dari politisi yang partainya mendukung saingannya, Foke-Nara. Ia menamakan para pendukung seperti Misbakhun dengan sebutan "gerilyawan".
"Banyak yang diam-diam maupun terbuka dukung (kami), termasuk anggota DPR RI," kata Basuki saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (7/9/2012).
Dukungan tersebut tentu diterima secara terbuka oleh pihak Jokowi-Basuki. Dalam pandangan Ahok, nama lain Basuki, tokoh-tokoh parpol tersebut sebenarnya ingin melihat perubahan terjadi di Jakarta.
Harapan tersebut mereka temukan pada pasangan bernomor urut tiga pada putaran pertama Pemilukada DKI. Sisi positif Jokowi-Basuki menjadi pertimbangan lain mereka berbeda pandangan dengan parpol masing-masing.
"Saya kira kami sangat senang melihat ada yang juga punya keinginan sama wujudkan Jakarta Baru (JB). Alasannya mereka merasa perlu ada perubahan atas negeri ini juga. Ada juga alasan sudah mengenal aku dengan sikap aku soal transparansi," ujar Basuki.
Ia menjelaskan, tokoh-tokoh tersebut tidak hanya sekadar memberikan pernyataan dukungan atau menunjukkan sikap positif terhadap pencalonan Jokowi-Basuki, mereka juga memberdayakan pengaruh politik masing-masing, termasuk menggerakkan pendukung, untuk membantu pemenangan Jokowi-Basuki.
"Termasuk bagikan VCD (JB) dan beli baju kotak-kotak dan bagikan ke orang-orangnya," tutur Basuki.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Misbakhun, politisi PKS telah menyatakan dukungan terbuka kepada pasangan Jokowi-Basuki. Pilihan itu disebut Misbakhun sebagai sikap pribadi. Padahal, PKS secara jelas telah menentukan sikap untuk mendukung pasangan Foke-Nara bersama sejumlah partai lain, seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, PKB, dan PAN.
Sebelum Misbakhun, Menpera Djan Faridz juga menyatakan hal yang sama, mendukung Jokowi-Basuki. Padahal dia berasal dari PPP, salah satu parpol pendukung Foke-Nara.
Jokowi juga menyambut positif dukungan dari politisi yang partainya mendukung saingannya, Foke-Nara. Ia menamakan para pendukung seperti Misbakhun dengan sebutan "gerilyawan".
Quote:
Video Jokowi [YOUTUBE]

Quote:
Nah Itu Tadi Perbandingan Kedua Nya Gan?Gimana Masih Yakin Sama Foke?Saya Disini Nggak Bermaksud Kampanye Kok.Atau Meneyrang Foke Hanya Memberikan Perbandingan Gitu Aja Gan 




Sumber Foke
sUMBER jOKOWI
#JOKOWIFORJAKARTA #FORZAJOKOWI
0
3.9K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan