Membaca threat HT [ternyata] matematika bukan satu-satunya parameter kecerdasan. Ane jadi kepikiran, waktu masih sekolah, ane kurang suka matematika (termasuk fisika dan kimia). Alasannya sih karena 'matematika itu susah", and that's itu. Sekarang, justru ane menganggap matematika itu mudah. Ane lebih bisa membantu mengerjakan PR matematika anak ane daripada pelajaran lainnya.

Setelah ane telaah, ane berkesimpulan kenapa waktu remaja ane menganggap matematika itu susah karena logika ane belum jalan, jadi meskipun udah dikasih tahu rumusnya, tetep aja gak bisa mengikuti rumus itu. Sekarang, setelah ane mengalami pengalama hidup sekian puluh tahun dan logika ane bener-bener jalan, barulah ane bisa memecahkan soal matematika bagaimanapun rumitnya asal tahu rumusnya.

Berdasarkan kesimpulan itu, ane jadi paham, kenapa remaja seringkali melakukan hal-hal yang irasional: bunuh diri kalau diputusin pacar atau gak dipenuhi keinginannya sama ortu, ugal-ugalan di jalan, berantem gara-gara hal sepele, ikut geng motor. Itu semua gara-gara logikanya belum jalan. Remaja belum bisa memperhitungkan akibat yang timbul karena suatu tindakan, memecahkan masalah secara rasional. Remaja lebih berpikir secara pendek, tidak berpikir panjang.

Tentu aja, tidak semua remaja seperti itu. Ada juga remaja yang sudah bisa menggunakan logika. Tapi remaja seperti ini termasuk 'ahead of their time'. Mereka cederung lebih dewasa, dan beda dari remaja seumurannya. Lebih alim, berkelakuan lebih kalem. Agan/sista pasti pernah punya teman sekolah yang pintar, bagaimana mereka kelihatannya? Jika agan/sista berpendapat mereka aneh, agan/sista salah. Mereka bukan aneh, tapi 'ahead of their time'.

Maaf gan/sis, ini cuman curahan pendapat ane. Gak ana link sumber. Boleh juga dibilang hoax.