Jendral Liang akan memimpin delegasi terdiri dari 23 orang untuk lawatan selama empat hari, atas permintaan Beijing.

Ia diperkirakan akan melangsungkan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan India, AK Anthony, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Meskipun pernah berperang soal perbatasan dan berbeda pandangan mengenai sejumlah issue seperti Tibet, namun Beijing dan Delhi berusaha untuk terus membuka dialog selama bertahun-tahun.

Taktik regional

Latihan militer gabungan dimulai tahun 2007 tapi dihentikan oleh India di tahun 2010 setelah Cina menolak memberik visa kepada seorang jendral India dari Kasmir.

Dr Pradeep Taneja, seorang pakar masalah-masalah Cina dari Melbourne University di Australia, mengatakan kepada Radio Australia bahawa kunjungan Jendral Liang itu dimaksudkan untuk menjalin kembali kerjasama ini.

"Cina merasa, mereka seharusnya tidak mengucilkan India di bidang keamanan," katanya.

"Sebab, Cina kuatir tentang hubungan India yang semakin berkembang dengan Amerika Serikat dan sejumlah pemikir Cina berpendapat, CIna tidak boleh mendorong India ke pelukan Amerika Serikat."

Pengaruh Amerika

Uday Bhaskar, mantan direktur Institute of Defence Studies and Analysis di New Delhi, setuju bahwa Cina kuatir tentang Amerika Serikat dan rencana Presiden Barack Obama untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik.

'Selama beberapa bulan terakhir, Cina melakukan penilaian tentang profil keamanannya sendiri di kawasan - apa kepentingannya, apa tantangannya dan kesempatan apa yang ada - dan kita melihat apa yang terjadi di Laut Cina Selatan dimana di sekitar Cina sendiri banyak keresahan yang muncul," kata Bhaskar.

"Cina perlu memastikan hubungan dengan India pada tingkat politik tertinggi, bahwa tidak boleh ada salah pengertian," tambah Bhaskar.

Cina sedang berusaha untuk menyingkirkan kekhawatiran India bahwa Beijing berusaha mengepungnya dengan membantu membangun sarana pelabuhan di negara-negara kawasan Samudra Hindia, dari Myanmar sampai Maladewa.

Sebelum ke New Delhi, Jendral Liang berada di Sri Lanka dimana Cina sedang membantu membangun sebuah pelabuhan besar di kota Hambantota di selatan.