- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Setelah 35 Tahun, Voyager Masuki Ruang Antar Bintang


TS
nisamakun
Setelah 35 Tahun, Voyager Masuki Ruang Antar Bintang
WELCOME TO MY THREAD
Spoiler for jangan lupa:




Spoiler for NO REPOST:

Spoiler for Isi:
Tiga puluh lima tahun setelah meninggalkan bumi, wahana ruang angkasa tanpa awak Voyager 1, kini menuju wilayah maha luas tempat bintang-bintang berada.
Cepat atau lambat, wahana milik NASA ini akan meninggalkan tata surya dan memasuki wilayah yang sama sekali baru. Voyager 1 akan menjadi wahana buatan manusia pertama yang menyeberang ke sisi lain wilayah Matahari.
Dan rasanya tak seorang pun di Bumi yang merayakan pengembaraan Voyager 1 lebih antusias daripada Ed Stone (76), yang mengikuti proyek itu dari awal. "Kami sungguh ingin menjelajahi wilayah di luar tata surya dan menemukan apa yang ada di sana," katanya.
Ketika Voyager 1 dan Voyager 2 diluncurkan pada tahun 1977, tidak ada yang tahu berapa lama mereka akan bertahan menjelajahi angkasa. Kini, keduanya menjadi wahana ruang angkasa dengan waktu operasi terpanjang dalam sejarah dan berada paling jauh, yakni miliaran kilometer dari Bumi, tetapi dalam arah yang berbeda.
Rabu (5/9/2012) merupakan ulang tahun ke-35 peluncuran Voyager 1 yang semula diarahkan ke Jupiter dan Saturnus. Sekarang wahana tersebut melayang di pinggiran tata surya dalam bungkus gelembung plasma raksasa. Daerah ini panas dan bergolak akibat aliran partikel bermuatan dari Matahari.
Di luar gelembung itu adalah perbatasan baru yakni ruang antar bintang. Begitu wahana terjun ke ruang itu, para ilmuwan menduga ia akan melayang di wilayah yang lebih sunyi dan tenang.
Kapan Voyager 1 akan masuk ruang sunyi itu? Tak seorangpun tahu. Wilayah itu adalah langit yang belum dipetakan. Satu hal yang jelas: Perbatasan yang memisahkan tata surya dan ruang antarbintang itu dekat, tetapi untuk menyeberanginya bisa makan waktu dalam hitungan hari, bulan atau tahun.
Voyager 1 saat ini berada pada jarak lebih dari 17 miliar kilometer dari Matahari. Sedangkan kembarannya Voyager 2, yang ulang tahun peluncurannya dirayakan dua minggu lalu, berada sekitar 14 miliar kilometer dari Matahari. Uniknya, "jantung" mereka masih berdetak walaupun sudah menjadi peninggalan awal "Era Ruang Angkasa".
Masing-masing wahana hanya memiliki 68 kilobyte memori komputer. Sebagai perbandingan, iPod terkecil - 8-gigabyte iPod Nano - dilengkapi memori 100.000 kali lebih besar.
Melampaui penugasan
Tujuan asli Voyager adalah untuk menjelajahi langit sekitar Jupiter dan Saturnus, dan mengirimkan foto-foto titik merah besar di Jupiter dan cincin Saturnus yang berkilauan.
Mereka juga mengirimkan berbagai penemuan seperti letusan gunung api di bulan Jupiter yang bernama Io, lautan tersembunyi di bawah permukaan es Europa, bulan Jupiter yang lain, serta tanda-tanda hujan metana di bulan Saturnus, Titan.
Voyager 2 kemudian memasuki wilayah Uranus dan Neptunus. Ia menjadi wahana ruang angkasa yang pernah terbang di sekitar kedua planet terluar itu. Sedangkan Voyager 1 menggunakan gravitasi Saturnus sebagai katapel untuk melontarkan diri ke tepi tata surya.
"Dari waktu ke waktu, Voyager mengungkapkan berbagai hal di luar dugaan teori, artinya masih banyak hal yang harus kita pelajari," kata Stone, kepala ilmuwan Voyager dan profesor fisika di Institut Teknologi California.
Hari-hari ini, beberapa insinyur masih mendengarkan kabar dari Voyager melalui satelit kampus yang berada tidak jauh dari Laboratorium Propulsi Jet NASA, tempat Voyager dibangun.
Ruang kontrol Voyager, berupa bilik kotak beralaskan karpet, bisa salah dimengerti sebagai kantor asuransi jika tidak ada tanda biru di atasnya yang bertuliskan "Mission Controller" atau "Pengawas Misi" dan peringatan pada komputer yang berbunyi: "Peralatan penting misi Voyager. Jangan disentuh!"
Saat ini sudah tidak ada ilmuwan penuh waktu yang tersisa dalam misi, tetapi ada 20 analis paruh waktu yang mengamati data yang terkirim. Karena posisi wahana yang begitu jauh, perlu waktu 17 jam bagi sinyal radio Voyager 1 untuk mencapai Bumi. Sementara sinyal dari Voyager 2, perlu sekitar 13 jam.
Meski kamera keduanya sudah lama mati, namun wahana bertenaga nuklir seukuran mobil ini masih memiliki lima instrumen untuk mempelajari medan magnet, sinar kosmik, dan partikel bermuatan dari Matahari yang dikenal sebagai angin Matahari. Keduanya juga membawa cakram emas berisi ucapan salam, musik, dan gambar dalam berbagai bahasa dengan harapan ada makhluk cerdas yang menemukannya.
Sejak tahun 2004, Voyager 1 telah menjelajahi tepian tata surya di mana angin matahari secara dramatis melambat dan memanas. Selama beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah melihat perubahan-perubahan yang menjadi indikasi Voyager 1 telah siap berada di tepian ruang antar bintang.
Bila hal itu terjadi, Voyager akan menjadi wahana ruang angkasa pertama yang menjelajahi wilayah tersebut. Observatorium seperti teleskop ruang angkasa Hubble dan Spitzer sebenarnya telah lama mengintip ruang di seberang tata surya, tetapi cenderung fokus pada galaksi yang jauh.
Misi Voyager menelan biaya 983 juta dollar pada tahun 1977, yang setara dengan 3,7 milyar dollar AS sekarang. Pesawat ruang angkasa memiliki cukup bahan bakar untuk bertahan sampai sekitar tahun 2020. Pada saat itu, para ilmuwan berharap Voyager sudah melayang di antara bintang-bintang.
Cepat atau lambat, wahana milik NASA ini akan meninggalkan tata surya dan memasuki wilayah yang sama sekali baru. Voyager 1 akan menjadi wahana buatan manusia pertama yang menyeberang ke sisi lain wilayah Matahari.
Dan rasanya tak seorang pun di Bumi yang merayakan pengembaraan Voyager 1 lebih antusias daripada Ed Stone (76), yang mengikuti proyek itu dari awal. "Kami sungguh ingin menjelajahi wilayah di luar tata surya dan menemukan apa yang ada di sana," katanya.
Ketika Voyager 1 dan Voyager 2 diluncurkan pada tahun 1977, tidak ada yang tahu berapa lama mereka akan bertahan menjelajahi angkasa. Kini, keduanya menjadi wahana ruang angkasa dengan waktu operasi terpanjang dalam sejarah dan berada paling jauh, yakni miliaran kilometer dari Bumi, tetapi dalam arah yang berbeda.
Rabu (5/9/2012) merupakan ulang tahun ke-35 peluncuran Voyager 1 yang semula diarahkan ke Jupiter dan Saturnus. Sekarang wahana tersebut melayang di pinggiran tata surya dalam bungkus gelembung plasma raksasa. Daerah ini panas dan bergolak akibat aliran partikel bermuatan dari Matahari.
Di luar gelembung itu adalah perbatasan baru yakni ruang antar bintang. Begitu wahana terjun ke ruang itu, para ilmuwan menduga ia akan melayang di wilayah yang lebih sunyi dan tenang.
Kapan Voyager 1 akan masuk ruang sunyi itu? Tak seorangpun tahu. Wilayah itu adalah langit yang belum dipetakan. Satu hal yang jelas: Perbatasan yang memisahkan tata surya dan ruang antarbintang itu dekat, tetapi untuk menyeberanginya bisa makan waktu dalam hitungan hari, bulan atau tahun.
Voyager 1 saat ini berada pada jarak lebih dari 17 miliar kilometer dari Matahari. Sedangkan kembarannya Voyager 2, yang ulang tahun peluncurannya dirayakan dua minggu lalu, berada sekitar 14 miliar kilometer dari Matahari. Uniknya, "jantung" mereka masih berdetak walaupun sudah menjadi peninggalan awal "Era Ruang Angkasa".
Masing-masing wahana hanya memiliki 68 kilobyte memori komputer. Sebagai perbandingan, iPod terkecil - 8-gigabyte iPod Nano - dilengkapi memori 100.000 kali lebih besar.
Melampaui penugasan
Tujuan asli Voyager adalah untuk menjelajahi langit sekitar Jupiter dan Saturnus, dan mengirimkan foto-foto titik merah besar di Jupiter dan cincin Saturnus yang berkilauan.
Mereka juga mengirimkan berbagai penemuan seperti letusan gunung api di bulan Jupiter yang bernama Io, lautan tersembunyi di bawah permukaan es Europa, bulan Jupiter yang lain, serta tanda-tanda hujan metana di bulan Saturnus, Titan.
Voyager 2 kemudian memasuki wilayah Uranus dan Neptunus. Ia menjadi wahana ruang angkasa yang pernah terbang di sekitar kedua planet terluar itu. Sedangkan Voyager 1 menggunakan gravitasi Saturnus sebagai katapel untuk melontarkan diri ke tepi tata surya.
"Dari waktu ke waktu, Voyager mengungkapkan berbagai hal di luar dugaan teori, artinya masih banyak hal yang harus kita pelajari," kata Stone, kepala ilmuwan Voyager dan profesor fisika di Institut Teknologi California.
Hari-hari ini, beberapa insinyur masih mendengarkan kabar dari Voyager melalui satelit kampus yang berada tidak jauh dari Laboratorium Propulsi Jet NASA, tempat Voyager dibangun.
Ruang kontrol Voyager, berupa bilik kotak beralaskan karpet, bisa salah dimengerti sebagai kantor asuransi jika tidak ada tanda biru di atasnya yang bertuliskan "Mission Controller" atau "Pengawas Misi" dan peringatan pada komputer yang berbunyi: "Peralatan penting misi Voyager. Jangan disentuh!"
Saat ini sudah tidak ada ilmuwan penuh waktu yang tersisa dalam misi, tetapi ada 20 analis paruh waktu yang mengamati data yang terkirim. Karena posisi wahana yang begitu jauh, perlu waktu 17 jam bagi sinyal radio Voyager 1 untuk mencapai Bumi. Sementara sinyal dari Voyager 2, perlu sekitar 13 jam.
Meski kamera keduanya sudah lama mati, namun wahana bertenaga nuklir seukuran mobil ini masih memiliki lima instrumen untuk mempelajari medan magnet, sinar kosmik, dan partikel bermuatan dari Matahari yang dikenal sebagai angin Matahari. Keduanya juga membawa cakram emas berisi ucapan salam, musik, dan gambar dalam berbagai bahasa dengan harapan ada makhluk cerdas yang menemukannya.
Sejak tahun 2004, Voyager 1 telah menjelajahi tepian tata surya di mana angin matahari secara dramatis melambat dan memanas. Selama beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah melihat perubahan-perubahan yang menjadi indikasi Voyager 1 telah siap berada di tepian ruang antar bintang.
Bila hal itu terjadi, Voyager akan menjadi wahana ruang angkasa pertama yang menjelajahi wilayah tersebut. Observatorium seperti teleskop ruang angkasa Hubble dan Spitzer sebenarnya telah lama mengintip ruang di seberang tata surya, tetapi cenderung fokus pada galaksi yang jauh.
Misi Voyager menelan biaya 983 juta dollar pada tahun 1977, yang setara dengan 3,7 milyar dollar AS sekarang. Pesawat ruang angkasa memiliki cukup bahan bakar untuk bertahan sampai sekitar tahun 2020. Pada saat itu, para ilmuwan berharap Voyager sudah melayang di antara bintang-bintang.
Spoiler for foto-foto nya gan:

Spoiler for :

Spoiler for :
[IMG]
[/IMG]

Tambahan
Spoiler for NASA's 1977 iPod:

Spoiler for isi:
Carrying the Sounds of Earth record to the distant stars, Voyager 1 is approaching the cusp of our solar system in search of alien civilizations that can play 8-track tapes.For a mobile music player that's 100,000 times less powerful than a crummy 8GB iPod Nano, Voyager 1 is mighty awesome.
The NASA space probe was launched 35 years ago today, on September 5, 1977, three months after a new space opera called "Star Wars" hit theaters. Programmed to explore the outer planets, it has traveled farther than any man-made object since then, and is leaving our solar system for interstellar space.
With its 68-kilobyte computer memory and 8-track tape recorder, Voyager is bringing old-timey tech to the stars. It's currently some 11.3 billion miles from the sun in the heliosheath, the region where the solar wind slows down as it hits gas and dust outside our solar system.
It's unknown when the probe will actually exit our system for the interstellar medium. It could take weeks, months, or years.Indeed, scientists had believed that by now, Voyager 1 would have already left the heliosphere, the area were charged solar particles prevail. But they are still waiting for signs that would suggest the machine has reached the heliopause, the wind's limits.
John Hopkins University space physicist Robert Decker and colleagues report in Nature that the craft is now in a dead zone where particles have nearly zero velocity.
"Based on the changes we have seen in the Voyager 1 data during the past year, I would expect that Voyager 1 will cross the heliopause within one year," Space.com quoted Decker as saying.
Piecing together the data from Voyager 1 is a puzzler for scientists since little is known about the fringes of the solar system. Meanwhile, it takes 17 hours to send a command to the probe, which has a transmitter that's about as powerful as a refrigerator light bulb. Still, four of its instruments are still returning data on local conditions
The NASA space probe was launched 35 years ago today, on September 5, 1977, three months after a new space opera called "Star Wars" hit theaters. Programmed to explore the outer planets, it has traveled farther than any man-made object since then, and is leaving our solar system for interstellar space.
With its 68-kilobyte computer memory and 8-track tape recorder, Voyager is bringing old-timey tech to the stars. It's currently some 11.3 billion miles from the sun in the heliosheath, the region where the solar wind slows down as it hits gas and dust outside our solar system.
It's unknown when the probe will actually exit our system for the interstellar medium. It could take weeks, months, or years.Indeed, scientists had believed that by now, Voyager 1 would have already left the heliosphere, the area were charged solar particles prevail. But they are still waiting for signs that would suggest the machine has reached the heliopause, the wind's limits.
John Hopkins University space physicist Robert Decker and colleagues report in Nature that the craft is now in a dead zone where particles have nearly zero velocity.
"Based on the changes we have seen in the Voyager 1 data during the past year, I would expect that Voyager 1 will cross the heliopause within one year," Space.com quoted Decker as saying.
Piecing together the data from Voyager 1 is a puzzler for scientists since little is known about the fringes of the solar system. Meanwhile, it takes 17 hours to send a command to the probe, which has a transmitter that's about as powerful as a refrigerator light bulb. Still, four of its instruments are still returning data on local conditions
Spoiler for sumber:
KASKUSER YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMEN
0
3.1K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan