Quote:
Mojokerto (beritajatim.com) - Sumur jobong lapis enam ditemukan Muhammad Taufiq Ikwan (36) warga Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto saat menggali tanah untuk membuat batu bata merah. Namun cangkulnya mengenai bangunan sumur jobong.
Setelah digali lebih dalam, bangunan sumur jobong tersebut terlihat berlapis enam dengan dikelilingi batu bata merah. Meski baru digali di sisi timur, bangunan sumur jobong tersebut berlapis enam dengan tinggi bervariasi mulai 20 cm hingga 60 cm.
"Total sumur di lokasi ini, sejak saya membuat batu bata merah tiga tahun lalu sebanyak 24 sumur tapi ini yang berbeda karena sebelum-sebelumnya, sumur yang saya temukan kalau tidak berbentuk batu bata merah yang disusun melingkar, ya jobong tak cela tapi ini jobong lapis enam," ungkapnya, Jum'at (31/08/2012).
Tanah yang ada di sekitar sumur berupa pasir, sementara dibawah berisi air. Diduga sumur jobong peninggalan Kerajaan Majapahit ini masih memiliki sumber mata air di dalamnya, pasalnya saat digali semakin dalam air terus keluar dari dalam tanah.
"Saya sendiri kurang tahu sebenarnya ini dulu digunakan untuk apa karena jarak sumur satu ke yang lain dekat. Tanah seluas 32 meter x 20 meter tersebut sudah ditemukan 24 sumur, tujuh sumur berbentuk batu batu yang diisusun sedang 17 sumur berbentuk jobong, satu diantaranya jobong berlapis enam," katanya.
Meski sudah memberitahu ke pihak Balai Penyelamatan Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur di Trowulan, Kabupaten Mojokerto namun Ikwan mengaku belum didatangi pihak BP3 Jawa Timur. Padahal sebelumnya, ia juga menemukan patung bima setinggi 55 cm dan langsung diserahkan ke BP3 Jawa Timur.
Diperkirakan Masih Ada 200 Sumur Era Majapahit
Quote:
Mojokerto (beritajatim.com) - Sumur jobong berlapis enam yang ditemukan warga Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto diyakini merupakan salah satu sumur milik Penduduk saat jaman Majapahit. Diperkirakan di area tersebut merupakan kawasan penduduk.
Kepala BP3 Jawa Timur, Aris Soviyani mengatakan, penemuan sumur bojong di Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto tersebut seharusnya berlapis ganjil. "Lapis sumur bojong itu seharusnya ganjil, bisa lima atau tujuh," ungkapnya, Sabtu (01/09/2012) tadi siang.
Di area pembuatan batu bata merah seluas 32 meter x 20 meter tersebut sudah ditemukan 24 semur sejak digali tahun 2009 lalu untuk bahan pembuatan batu bata merah. Tujuh sumur berbentuk batu batu yang disusun rapi sedang 17 sumur berbentuk jobong, satu diantaranya jobong berlapis enam. "Sudah ada 24 sumur yang ditemukan di lahan tersebut dengan posisi yang saling berdekatan. Diperkirakan di lokasi tersebut masih ada 200 sumur dan area penemuan sumur tersebut dipekirakan diluar kedaton," jelasnya.
Menurutnya, karena dibuktikan banyaknya ditemukan sumur. Selain itu, di sekitar lokasi warga juga banyak menemukan gerabah yang diyakini milik penduduk saat itu sehingga di sekitar lokasi penemuan sumur tersebut diperkirakan merupakan kawasan pemukiman penduduk.
Sebelumnya, sumur jobong lapis enam ditemukan Muhammad Taufiq Ikwan (36) warga Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto saat menggali tanah untuk membuat batu bata merah. Bangunan sumur lapis enam tersebut mempunyai tinggi bervariasi mulai 20 cm hingga 60 cm.
sumber

MOJOKERTO, 31/8- PENEMUAN SUMUR KUNO. Muhammad Taufiq Ikwan (36) melihat sumur kuno temuannya di Dusun Nglinguk, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (31/8). Sumur kuno diduga peninggalan Kerajaan Majapahit, saat ini sudah ada 24 sumur kuno yang ditemukan. FOTO ANTARA/SYAIFUL ARIF/mes/12
BP3 Jawa Timur sudah dilapori gak di response, mungkin dia sudah tahu kalau isinya paling air .. terlalu

.