Pasukan tua berbaret jingga, ya mungkin panggilan ini cocok untuk mereka yang pernah mengorbankan segenap jiwa, harta, tenaga, tawa dan kebahagiaan mereka untuk hidup kita yang nikmat saat ini. Ironi memang di tengah kemajuan bangsa yang pesat, di saat umur Negara yang sudah tidak seumur jagung lagi mereka terlupakan atau mungkin dilupakan oleh kita yang menikmati hasil dari pengorbanan mereka.

Apakah para veteran pernah mengetuk pintu rumah kita dan meminta balasan akan jasa-jasanya ? TIDAK !!, mereka mungkin hanya diam dan menahan kesedihan tentang apa yang sudah mereka perjuangkan menjadi seperti sekarang ini. Mungkin air mata kesedihan mereka tidak mengucur seperti saat kita menangis karena Mereka penuh optimisme agar bangsa ini maju dan merdeka sepenuhnya walau dalam kesusahan, kemiskinan dan keterpurukan karena terlupakan.

Mungkin bukan rupiah yang mereka inginkan, mungkin juga bukan ucapan terima kasih yang ingin mereka dengar, atau mungkin juga bukan sebuah bintang di dada yang mereka ingin dapatkan mungkin saja mereka ingin bangsa ini lebih baik dari saat mereka memperjuangakanya, mungkin mereka ingin mendengar bangsa ini menjadi nomor 1 di dunia mungkin mereka ingin mendapatkan kebahagiaan hidup di Negara yang mereka perjuangkan mati-matian.

Sekarang apa yang telah kita berikan untuk mereka ? tidak ada sama sekali, tapi apa yang telah mereka berikan untuk kita ? Kehidupan, kemerdekaan, kenyamanan. Sungguh 3 hal yang sangat berarti bagi kita saat ini. Salah jika kita menyalahkan pemerintah tak memenuhi kebutuhan mereka sungguh salah besar, kita ya kita yang bertanggung jawab tentang kehidupan, kemerdekaan, kenyamanan mereka saat ini. Mungkin saja ada seorang yang tua sedang mengayuh becak demi sesuap nasi adalah seorang pahlawan yang pernah mengorbankan semua demi bangsa ini, mungkin saja dia yang disana sedang mengais plastik dari tumpukan sampah pernah mengangkat bendera kita di tengah gempuran artileri musuh, atau mungkin saja kakek dan nenek kita atau orang tua kita pernah mengangkat senjata untuk masa depan kita ? Hidup mereka lebih berharga dari hidup kita saat ini.

Dan apa kita tidak merasa malu ketika mereka mampu berdiri tegap untuk sang bendera, melakukan hormat untuk sang merah putih di tengah masa tuanya dan menyanyikan lagu kebangsaan kita dengan bangganya di saat kita mendengarkan lagu-lagu modern ? sungguh betapa hinanya kita didepan mereka, di saat mereka menangis karena kita tidak menghargai apa yang mereka lakukan disaat mereka marah ketika kita lupa akan alasan mereka memperjuangkan bangsa ini. Sungguh hina kita dimata mereka.

Malu, ya kata yang cocok untuk kita saat melihat mereka terlihat hidup susah. Kurang ajar juga kata yang cocok di saat kita duduk di restoran dan memesan makanan mahal di saat mereka duduk di tengah tungku menunggu nasi yang mereka tanak matang, tak berperasaan juga kata yang sangat cocok saat kita beristirahat di atas tempat tidur yang empuk disaat mereka terlelap di atas tikar yang mereka gelar di atas ubin yang dingin. Betapa hina kita dideppan sosok mereka yang begitu besar jasanya untuk hidup kita.

Namun mereka masih mau tinggal di negeri ini, memakai baret jingga tanda pengorbanan mereka selama ini, masih bangga menjadi bagian dari Indonesia dan masih hormat saat sang merah putih akan berkibar. Sungguh tiada kata yang bisa mengganti pengorbanan mereka, tak ada benda yang dapat mengganti kepedihan mereka saat berjuang tak ada apapun yang sanggup mengganti saat mereka berlari di tengah gempuran musuh yang mereka hadapi demi merdeka.

Ayo, ayo kita bantu mereka. Walau kita tidak mampu membantu secara materi tapi kita bisa membantu mereka dengan membuat bangsa ini bebas dari semua hal-hal yang membahayakan, kita buat bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan mengembalikan julukan-julukan baik yang diberikan pada bangsa ini, ayo kita kembalikan kebanggaan bangsa ini yang telah lama hilang dan ayo kita hancurkan dan hadapi siapapun yang ingin menggoyang bangsa ini dan ingin memanfaatkan bangsa ini demi kebutuhan pribadi mereka !!!
Tulisan bodoh ini hanya ungkapan terimaksih dari seorang yang mereka perjuangkan hidupnya demi kelangsungan hidup bangsa ini


dan apa kita tega lihat mereka seperti ini ?

Dulu aku pejuang dengan bangga ku bawa lari sang merah putih di tengah dentuman artileri musuh, dulu aku pejuang dengan semangat perjuangan ku angkat senjata usang ku demi kemerdekaan, dulu aku pejuang dengan berani berteriak merdeka di tengah desingan peluru lawan, dulu aku pejuang dengan bangga ku gunakan baret dan seragam tanda perlawanan. Tapi siapa aku sekarang ? tak berarti dan terasa melekang hidup di tengah bangsa yang ku bela mati-matian.


Tak kusangka begini jadinya sesuatu yang telah ku perjuangangkan, tak kusangka hancur sudah arti peperangan yang kulakukan, apa salah aku memperjuangkan bangsa ini demi kehancuran yang akan datang di masa depan ? harta, kebahagian, tawa, dan bahkan nyawa ini ku korbankan demi kalian yang akan meneruskan perjuangan ku di masa lampau. Tapi salah ku rasa nilai-nilai kebangsaan kalian nilai-nilai nasionalisme kalian luntur karena perubahan jaman.


Tak kuharap balas jasa dari kalian, tak ku harap gelar pahlawan nasional ku sandang, tak kuinginkan bintang mahaputra ini dikaitkan di baju usangku yang ku ingin hanya teruskan perjuangan ku agar bangsa ini menjadi kuat dan merdeka sepenuhnya.


Biar, Biar dalam susah ku ku melihat perjuangan kalian membawa nama bangsa ini ke tengah dunia yang luas, biar dalam laparku aku mendengar nama bangsa Indonesia mengalahkan Negara lain, dan biar dalam gelap rumahku aku merasa bangga karena kalian berhasil membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Dan pada akhirnya kalian akan membalas apa yang telah ku lakukan di masa lalu.