Tidak banyak iring-iringan kendaraan saat Menteri BUMN itu memasuki kawasan Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Sabtu (1/9) malam. Hanya ada empat kendaraan yang dikawal satu mobil vorrijder. Warga di sekitar kawasan itu pun tak ada yang tahu bahwa seorang pejabat negara mengunjungi desa mereka.

Tiba di Masjid Baitul Ahad, Desa Siem, pukul 22.30 WIB, sang Menteri turun dari mobil yang membawanya dan langsung menyalami beberapa tokoh desa setempat yang menyambutnya. Kemudian, ia pun mendengar dengan saksama harapan warga kepada dirinya terkait bantuan pembangunan masjid Baitul Ahad yang telah sekian tahun pembangunannya terhenti akibat minimnya dana.

Sesaat setelah membaca proposal bantuan pembangunan masjid yang diserahkan Waisul Qarany Ali, tokoh masyarakat setempat, ia lalu mengecek bangunan utama masjid yang setengah jadi itu. “Saya tidak mau berjanji, tapi kita tunggu saja realisasinya nanti,” ujarnya.

Rombongan pun kemudian menuju Pesantren Darul Ihsan Tgk H Hasan Krueng Kalee yang lokasinya hanya beberapa ratus meter dari lokasi Masjid Baitul Ahad. Di pesantren inilah Dahlan menginap sebelum memberi kuliah umum dalam acara dies natalis Unsyiah, meski pihak panitia telah menyiapkan kamar VVIP untuknya di Hermes Hotel.

“Saya besar di pesantren, tepatnya Pesantren Sabilil Muttaqin di Magetan, Jawa Timur yang menganut Tarikat Sattariyah. Di pesantren itu, nama Tgk H Hasan Krueng Kalee sangat dikenal. Karena itu, saya ingin menginap di sini,” ungkapnya, setelah sempat berdoa di makam ulama Aceh yang hidup tahun 1886-1973 itu.

Untuk ruang istirahatnya, pihak pesantren hanya bisa menyiapkan sebuah kamar sederhana. “Sebenarnya, kami juga merasa seorang menteri tidak layak tidur di kamar sederhana seperti ini. Namun, beliau bersikeras untuk bisa menginap di sini dan kami sudah berusaha menyediakan kamar yang nyaman untuk beliau beristirahat,” ujar Musannif, pimpinan pesantren tersebut.