ya agan

kemaren tanpa sengaja ane berdiskusi dengan stranger berjanggut.
awalnya yang kita bahas adalah soal permasalahan yang terjadi dinegara ini
korupsi, kriminal, mental, akhlak
lokasi : di perjalanan bis damri trayek jatinangor - dipati ukur (bandung)
durasi : 1 setengah jam (kira-kira)
akhirnya dia menanyakan sesuatu yang geli ditelinga, tapi bikin kepikiran

kira-kira gini pertanyaannya :
1. kalo saya memang punya hak untuk memilih, bolehkah saya memilih tidak mengikuti aturan negara ini
negara dengan pancasila-nya, UUD '45-nya, semboyan negara nya, lambang negara nya, presiden-nya
2. kalo boleh ke siapa saya harus ngurus prosedurnya,untuk menghapus nama saya dari catatan penduduk NKRI, apakah itu berarti saya harus pindah dari tanah yang orang tua saya beli.
3. kalo tidak boleh..kenapa?/ bukankah saya punya kebebasan asasi dalam menentukan pilihan dan keyakinan
4. kenapa orang2 yang punya pilihan model gini disebut makar, dis-integrasi
contohnya : sekumpulan orang2 (setengah - 1 juta orang), punya pandangan sama tentang aturan yang paling baik dianut, kenapa dibilang makar
5. apakah orang2 tersebut sebaiknya nurut dan menyiksa batinnya sendiri dengan diam dan menelan bulat-bulat nasib mereka, tidak bisa memilih apa yang mereka inginkan dan yakini, padahal dengan mengikuti sistem yang ada dalam hati mereka meyakini kalo sistem ini akan membawa madharat untuk mereka dan keturunan mereka?

kesimpulan ane, stranger berjanggut itu adalah salah satu anggota dari komunitas yang sedang mengusahakan untuk mendirikan syariat islam ditanah ini (bukan negara ini) -entah NII atau bukan-

agan-agan yang cerdas, jangan ngeflame ya
saya sharing ini untuk menambah referensi doang
bukankah kita memang diperintahkan untuk berfikir


matur nuwun