- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Surat Untuk Mommy" 5 menit untuk menitikan air mata kita
TS
IdRenungan
"Surat Untuk Mommy" 5 menit untuk menitikan air mata kita
"Kasih sayang ibutak akan bisa dibeli meski dengan segunung harta karun maka sayangilah ibumu atau kau tak mendapatkan kasih sayangnya"
"Sepucuk surat untuk mommy"
Quote:
" Empat tahun yang lalu, kecelakaan
telah merenggut orang yang
kukasihi, sering aku bertanya-tanya,
bagaimana keadaan istri saya
sekarang di alam surgawi, baik-baik
sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan seorang
suami yang tidak mampu mengurus
rumah dan seorang anak yang masih
begitu kecil. Begitulah yang
kurasakan, karena selama ini saya
merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani anak saya, dan
gagal untuk menjadi ayah dan ibu
untuk anak saya."
Quote:
Pada suatu hari, ada urusan penting
di tempat kerja, aku harus segera
berangkat ke kantor, anak saya
masih tertidur. Ohhh... aku harus
menyediakan makan untuknya. Karena masih ada sisa nasi, jadi aku
menggoreng telur untuk dia makan.
Setelah memberitahu anak saya
yang masih mengantuk, kemudian
aku bergegas berangkat ke tempat
kerja.
di tempat kerja, aku harus segera
berangkat ke kantor, anak saya
masih tertidur. Ohhh... aku harus
menyediakan makan untuknya. Karena masih ada sisa nasi, jadi aku
menggoreng telur untuk dia makan.
Setelah memberitahu anak saya
yang masih mengantuk, kemudian
aku bergegas berangkat ke tempat
kerja.
Quote:
Peran ganda yang kujalani,
membuat energiku benar-benar
terkuras. Suatu hari ketika aku
pulang kerja aku merasa sangat
lelah, setelah bekerja sepanjang hari.
Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung
masuk ke kamar tidur, dan
melewatkan makan malam. Namun,
ketika aku merebahkan badan ke
tempat tidur dengan maksud untuk
tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa
ada sesuatu yang pecah dan tumpah
seperti cairan hangat! Aku membuka
selimut dan..... di sanalah sumber
'masalah'nya ... sebuah mangkuk
yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut! Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku
mengambil gantungan pakaian, dan
langsung menghujani anak saya
yang sedang gembira bermain
dengan mainannya, dengan
pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta
belas kasihan, dia hanya memberi
penjelasan singkat: "Dad, tadi aku merasa lapar dan
tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah
belum pulang, jadi aku ingin
memasak mie instan. Aku ingat,
ayah pernah mengatakan untuk
tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa
di sekitar, maka aku menyalakan
mesin air minum ini dan
menggunakan air panas untuk
memasak mie. Satu untuk ayah dan
yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi
dingin, jadi aku menyimpannya di
bawah selimut supaya tetap hangat
sampai ayah pulang. Tapi aku lupa
untuk mengingatkan ayah karena
aku sedang bermain dengan mainan saya ... Saya minta maaf Dad ... " Seketika, air mata mulai mengalir di
pipiku ... tetapi, saya tidak ingin anak
saya melihat ayahnya menangis
maka aku berlari ke kamar mandi
dan menangis dengan menyalakan
shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah
beberapa lama, aku hampiri anak
saya, memeluknya dengan erat dan
memberikan obat kepadanya atas
luka bekas pukulan dipantatnya, lalu
aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan
kotoran tumpahan mie di tempat
tidur. Ketika semuanya sudah selesai dan
lewat tengah malam, aku melewati
kamar anakku, dan melihat anakku
masih menangis, bukan karena rasa
sakit di pantatnya, tapi karena dia
sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.
membuat energiku benar-benar
terkuras. Suatu hari ketika aku
pulang kerja aku merasa sangat
lelah, setelah bekerja sepanjang hari.
Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung
masuk ke kamar tidur, dan
melewatkan makan malam. Namun,
ketika aku merebahkan badan ke
tempat tidur dengan maksud untuk
tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa
ada sesuatu yang pecah dan tumpah
seperti cairan hangat! Aku membuka
selimut dan..... di sanalah sumber
'masalah'nya ... sebuah mangkuk
yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut! Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku
mengambil gantungan pakaian, dan
langsung menghujani anak saya
yang sedang gembira bermain
dengan mainannya, dengan
pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta
belas kasihan, dia hanya memberi
penjelasan singkat: "Dad, tadi aku merasa lapar dan
tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah
belum pulang, jadi aku ingin
memasak mie instan. Aku ingat,
ayah pernah mengatakan untuk
tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa
di sekitar, maka aku menyalakan
mesin air minum ini dan
menggunakan air panas untuk
memasak mie. Satu untuk ayah dan
yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi
dingin, jadi aku menyimpannya di
bawah selimut supaya tetap hangat
sampai ayah pulang. Tapi aku lupa
untuk mengingatkan ayah karena
aku sedang bermain dengan mainan saya ... Saya minta maaf Dad ... " Seketika, air mata mulai mengalir di
pipiku ... tetapi, saya tidak ingin anak
saya melihat ayahnya menangis
maka aku berlari ke kamar mandi
dan menangis dengan menyalakan
shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah
beberapa lama, aku hampiri anak
saya, memeluknya dengan erat dan
memberikan obat kepadanya atas
luka bekas pukulan dipantatnya, lalu
aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan
kotoran tumpahan mie di tempat
tidur. Ketika semuanya sudah selesai dan
lewat tengah malam, aku melewati
kamar anakku, dan melihat anakku
masih menangis, bukan karena rasa
sakit di pantatnya, tapi karena dia
sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.
Quote:
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu,
saya mencoba, dalam periode ini,
untuk memusatkan perhatian
dengan memberinya kasih sayang
seorang ayah dan juga kasih sayang
seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa,
anakku sudah berumur tujuh tahun,
dan akan lulus dari Taman Kanak-
kanak. Untungnya, insiden yang
terjadi tidak meninggalkan kenangan
buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan
bahagia.
saya mencoba, dalam periode ini,
untuk memusatkan perhatian
dengan memberinya kasih sayang
seorang ayah dan juga kasih sayang
seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa,
anakku sudah berumur tujuh tahun,
dan akan lulus dari Taman Kanak-
kanak. Untungnya, insiden yang
terjadi tidak meninggalkan kenangan
buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan
bahagia.
Quote:
Namun... belum lama, aku sudah
memukul anakku lagi, saya benar-
benar menyesal.... Guru Taman Kanak-kanaknya
memanggilku dan memberitahukan
bahwa anak saya absen dari
sekolah. Aku pulang kerumah lebih
awal dari kantor, aku berharap dia
bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar
rumah kami, memangil-manggil
namanya dan akhirnya menemukan
dirinya di sebuah toko alat tulis,
sedang bermain komputer game
dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan
menghujaninya dengan pukulan-
pukulan. Dia diam saja lalu
mengatakan, "Aku minta maaf, Dad". Selang beberapa lama aku selidiki,
ternyata ia absen dari acara
"pertunjukan bakat" yang diadakan
oleh sekolah, karena yg diundang
adalah siswa dengan ibunya. Dan
itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.
memukul anakku lagi, saya benar-
benar menyesal.... Guru Taman Kanak-kanaknya
memanggilku dan memberitahukan
bahwa anak saya absen dari
sekolah. Aku pulang kerumah lebih
awal dari kantor, aku berharap dia
bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar
rumah kami, memangil-manggil
namanya dan akhirnya menemukan
dirinya di sebuah toko alat tulis,
sedang bermain komputer game
dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan
menghujaninya dengan pukulan-
pukulan. Dia diam saja lalu
mengatakan, "Aku minta maaf, Dad". Selang beberapa lama aku selidiki,
ternyata ia absen dari acara
"pertunjukan bakat" yang diadakan
oleh sekolah, karena yg diundang
adalah siswa dengan ibunya. Dan
itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.
Quote:
Beberapa hari setelah penghukuman
dengan pukulan rotan, anakku
pulang ke rumah memberitahu saya,
bahwa di sekolahnya mulai diajarkan
cara membaca dan menulis. Sejak
saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk
berlatih menulis, yang saya yakin,
jika istri saya masih ada dan
melihatnya ia akan merasa bangga,
tentu saja dia membuat saya bangga
juga! Waktu berlalu dengan begitu cepat,
satu tahun telah lewat. Saat ini
musim dingin, dan hari Natal telah
tiba. Semangat Natal ada dimana-
mana juga di hati setiap orang yg
lalu lalang... Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan ....
tapi astaga, anakku membuat
masalah lagi. Ketika aku sedang
menyelesaikan pekerjaan di hari-hari
terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos
menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya,
tukang pos juga sedang sibuk-
sibuknya, suasana hati mereka pun
jadi kurang bagus. Mereka menelpon saya dengan
marah-marah, untuk memberitahu
bahwa anak saya telah mengirim
beberapa surat tanpa alamat.
Walaupun saya sudah berjanji untuk
tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan
diri untuk tidak memukulnya lagi,
karena saya merasa bahwa anak ini
sudah benar-benar keterlaluan. Tapi
sekali lagi, seperti sebelumnya, dia
meminta maaf : "Maaf, Dad". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk
menjelaskan alasannya melakukan
itu. Setelah itu saya pergi ke kantor pos
untuk mengambil surat-surat tanpa
alamat tersebut lalu pulang.
Sesampai di rumah, dengan marah
saya mendorong anak saya ke sudut
mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa
yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-
tangisnya, adalah : "Surat-surat itu
untuk mommy.....". Tiba-tiba mataku berkaca-kaca.....
tapi aku mencoba mengendalikan
emosi dan terus bertanya
kepadanya: "Tapi kenapa kamu
mengirim begitu banyak surat-surat,
pada waktu yg sama?" Jawaban anakku itu : "Aku telah
menulis surat buat mommy untuk
waktu yang lama, tapi setiap kali aku
mau menjangkau kotak pos itu,
terlalu tinggi bagiku, sehingga aku
tidak dapat mengirim surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali
ke kotak pos, aku bisa mencapai
kotak itu dan aku mengirimkannya
sekaligus". Setelah mendengar penjelasannya
ini, aku kehilangan kata-kata, aku
bingung, tidak tahu apa yang harus
aku lakukan, dan apa yang harus
aku katakan .... Aku bilang pada anakku, "Nak,
mommy sudah berada di surga, jadi
untuk selanjutnya, jika kamu hendak
menuliskan sesuatu untuk mommy,
cukup dengan membakar surat
tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar
hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan
segera setelah itu, ia bisa tidur
dengan nyenyak. Saya berjanji akan
membakar surat-surat atas namanya,
jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi.... saya jadi
penasaran untuk tidak membuka
surat tersebut sebelum mereka
berubah menjadi abu. Dan salah satu dari isi surat-suratnya
membuat hati saya hancur...... 'Mommy sayang', Saya sangat merindukanmu! Hari ini,
ada sebuah acara 'Pertunjukan
Bakat' di sekolah, dan mengundang
semua ibu untuk hadir di pertunjukan
tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi
saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang
hal ini karena aku takut ayah akan
mulai menangis dan merindukanmu
lagi. Saat itu untuk menyembunyikan
kesedihan, aku duduk di depan
komputer dan mulai bermain game
di salah satu toko. Ayah keliling-kelili
ng mencari saya, setelah
menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul
aku, tetapi aku tidak menceritakan
alasan yang sebenarnya. Mommy, setiap hari saya melihat
ayah merindukanmu, setiap kali dia
teringat padamu, ia begitu sedih dan
sering bersembunyi dan menangis di
kamarnya. Saya pikir kita berdua
amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa.
Tapi mom, aku mulai melupakan
wajahmu. Bisakah mommy muncul
dalam mimpiku sehingga saya dapat
melihat wajahmu dan ingat
wajahmu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang
kamu rindukan, maka kamu akan
melihat orang tersebut dalam
mimpimu. Tapi mommy, mengapa
engkau tak pernah muncul? Setelah membaca surat itu, tangisku
tidak bisa berhenti karena saya tidak
pernah bisa menggantikan
kesenjangan yang tak dapat
digantikan semenjak ditinggalkan
oleh istri saya. Untuk para suami, yang telah
dianugerahi seorang istri yang baik,
yang penuh kasih terhadap anak-
anakmu selalu berterima kasihlah
setiap hari padanya. Dia telah rela
menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu,
mendukungmu, memanjakanmu dan
selalu setia menunggumu, menjaga
dan menyayangi dirimu dan anak-
anakmu. Hargailah keberadaannya, kasihilah
dan cintailah dia sepanjang hidupmu
dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, karena apabila
engkau telah kehilangan dia, tidak
ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikan posisinya.
dengan pukulan rotan, anakku
pulang ke rumah memberitahu saya,
bahwa di sekolahnya mulai diajarkan
cara membaca dan menulis. Sejak
saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk
berlatih menulis, yang saya yakin,
jika istri saya masih ada dan
melihatnya ia akan merasa bangga,
tentu saja dia membuat saya bangga
juga! Waktu berlalu dengan begitu cepat,
satu tahun telah lewat. Saat ini
musim dingin, dan hari Natal telah
tiba. Semangat Natal ada dimana-
mana juga di hati setiap orang yg
lalu lalang... Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan ....
tapi astaga, anakku membuat
masalah lagi. Ketika aku sedang
menyelesaikan pekerjaan di hari-hari
terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos
menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya,
tukang pos juga sedang sibuk-
sibuknya, suasana hati mereka pun
jadi kurang bagus. Mereka menelpon saya dengan
marah-marah, untuk memberitahu
bahwa anak saya telah mengirim
beberapa surat tanpa alamat.
Walaupun saya sudah berjanji untuk
tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan
diri untuk tidak memukulnya lagi,
karena saya merasa bahwa anak ini
sudah benar-benar keterlaluan. Tapi
sekali lagi, seperti sebelumnya, dia
meminta maaf : "Maaf, Dad". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk
menjelaskan alasannya melakukan
itu. Setelah itu saya pergi ke kantor pos
untuk mengambil surat-surat tanpa
alamat tersebut lalu pulang.
Sesampai di rumah, dengan marah
saya mendorong anak saya ke sudut
mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa
yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-
tangisnya, adalah : "Surat-surat itu
untuk mommy.....". Tiba-tiba mataku berkaca-kaca.....
tapi aku mencoba mengendalikan
emosi dan terus bertanya
kepadanya: "Tapi kenapa kamu
mengirim begitu banyak surat-surat,
pada waktu yg sama?" Jawaban anakku itu : "Aku telah
menulis surat buat mommy untuk
waktu yang lama, tapi setiap kali aku
mau menjangkau kotak pos itu,
terlalu tinggi bagiku, sehingga aku
tidak dapat mengirim surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali
ke kotak pos, aku bisa mencapai
kotak itu dan aku mengirimkannya
sekaligus". Setelah mendengar penjelasannya
ini, aku kehilangan kata-kata, aku
bingung, tidak tahu apa yang harus
aku lakukan, dan apa yang harus
aku katakan .... Aku bilang pada anakku, "Nak,
mommy sudah berada di surga, jadi
untuk selanjutnya, jika kamu hendak
menuliskan sesuatu untuk mommy,
cukup dengan membakar surat
tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar
hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan
segera setelah itu, ia bisa tidur
dengan nyenyak. Saya berjanji akan
membakar surat-surat atas namanya,
jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi.... saya jadi
penasaran untuk tidak membuka
surat tersebut sebelum mereka
berubah menjadi abu. Dan salah satu dari isi surat-suratnya
membuat hati saya hancur...... 'Mommy sayang', Saya sangat merindukanmu! Hari ini,
ada sebuah acara 'Pertunjukan
Bakat' di sekolah, dan mengundang
semua ibu untuk hadir di pertunjukan
tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi
saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang
hal ini karena aku takut ayah akan
mulai menangis dan merindukanmu
lagi. Saat itu untuk menyembunyikan
kesedihan, aku duduk di depan
komputer dan mulai bermain game
di salah satu toko. Ayah keliling-kelili
ng mencari saya, setelah
menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul
aku, tetapi aku tidak menceritakan
alasan yang sebenarnya. Mommy, setiap hari saya melihat
ayah merindukanmu, setiap kali dia
teringat padamu, ia begitu sedih dan
sering bersembunyi dan menangis di
kamarnya. Saya pikir kita berdua
amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa.
Tapi mom, aku mulai melupakan
wajahmu. Bisakah mommy muncul
dalam mimpiku sehingga saya dapat
melihat wajahmu dan ingat
wajahmu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang
kamu rindukan, maka kamu akan
melihat orang tersebut dalam
mimpimu. Tapi mommy, mengapa
engkau tak pernah muncul? Setelah membaca surat itu, tangisku
tidak bisa berhenti karena saya tidak
pernah bisa menggantikan
kesenjangan yang tak dapat
digantikan semenjak ditinggalkan
oleh istri saya. Untuk para suami, yang telah
dianugerahi seorang istri yang baik,
yang penuh kasih terhadap anak-
anakmu selalu berterima kasihlah
setiap hari padanya. Dia telah rela
menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu,
mendukungmu, memanjakanmu dan
selalu setia menunggumu, menjaga
dan menyayangi dirimu dan anak-
anakmu. Hargailah keberadaannya, kasihilah
dan cintailah dia sepanjang hidupmu
dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, karena apabila
engkau telah kehilangan dia, tidak
ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikan posisinya.
0
3.7K
Kutip
56
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan