Hanya sedikit mw berbagi nih agan2 skalian...semoga bermanfaat... \t
Spoiler for article:
Pernah Mendengar Monas Berdasi?
25 tahun silam dicetuskan sebuah ide gila sekaligus kreatif untuk memasangkan dasi kupu-kupu pada leher Monas. Monas dibayangkan sebagai personafikasi manusia, dimana tugu emasnya merupakan rambut manusia, dan bagian bawahnya merupakan kepala, sedangkan bagian yang menjejak di tanah itu kakinya.
Toni Tonang berani untuk merogoh koceknya dalam-dalam untuk dapat merealisasikan idenya yang sensasional ini. Pertama, ia membiayai pembuatan dasi kupu-kupu merah putih dengan ukuran sakral membentuk angka 17-8-19-45, berukuran tinggi 1,9 meter dan lebar 4,5 meter yang berbahan dasar fiber glass serta untaian pita merah putih sepanjang 17 meter dan 8 meter. Lalu ia juga menyediakan peralatan tim pecinta alam dan pemanjat Mapala UI, seperti tali khusus sepanjang 1000 meter dan peralatan lainnya yang diimport langsung dari Perancis dalam jangka waktu 1 minggu.
Si pencetus ide gila sekaligus pendesain Monas Berdasi yang spektakuler ini, juga berperan sebagai ketua pelaksana atas tim yang menyelenggarakan acara ini. Ia bersama timnya; Adi Sidharta (Pendiri Mapala UI) , Djoko Waspodo, Muhammad Zulklifi, Boyke Nainggolan, Bentry Halim, Yaty Veronica, dan rekan-rekan media lainnya, melaksanakan acara ini sejak berupa gagasan sampai dengan hari H pelaksanaan dalam jangka waktu kurang dari 1 bulan. Acara ini juga mendapat dukungan dari Mentri Pemuda Abdul Gafur, Gubernur DKI Jakarta Soeprapto, Dewi Motik Pramono, Dirjen Pariwisata Joop Ave, dan yang lainnya. Tapi ada juga pihak-pihak yang kontra akan acara ini.
Dasi kupu-kupu merah putih dipasangkan di leher Monas oleh tim Mapala UI yang berjumlah puluhan, tapi hanya diperagakan oleh 4 orang (Brali Nuhung, Aloysius Febrian, Sulistyo Pribadi, dan Wisetyo) saja. Dari pagi sampai dengan sore hari, acara yang dimeriahkan oleh marching band bulldozer, lomba foto, dan lomba melukis Monas Berdasi ini, disaksikan oleh ribuan pasang mata yang hadir di lapangan Monas dan menyebabkan macet total di Jalan Merdeka. Tidak lah mudah memasangkan dasi terbesar tersebut pada ketinggian lebih dari 100 meter. Sangatlah menegangkan untuk menyaksikan atraksi para pendaki gunung Mapala UI yang bergelantungan dihembus oleh kekuatan angin yang berkekuatan sekitar 10-15 knot. Selama 8 jam lebih tim Mapala UI berjuang untuk memasangkan dasi kupu-kupu terbsesar, dan mengakibatkan salah seorang tim Mapala UI sempat terlilit tali di udara. Penurunan dasi kupu-kupu ini juga menjadi atraksi yang menarik karena dilakukan oleh tim wanita Mapala UI.
Monas Berdasi dipasang selama 21 hari, sejak 30 Agustus 1987 sampai dengan 20 September 1987. Dasi kupu-kupu terbesar ini dibuat oleh para seniman dari Pasar Seni Ancol dan seniman Jogjakarta. Menurut kisah Tonang, setelah acara selesai, dasi kupu-kupu ini diharapkan dapat disimpan di dalam Monas, tapi entah mengapa hal tersebut tidak terjadi. Dasi kupu-kupu ini sempat dipasang di beberapa kota besar di Indonesia, tepatnya di gedung-gedung pusat perbelanjaan sebagai penarik perhatian masyarakat. Seiring berjalannya waktu, dasi kupu-kupu merah putih yang sempat dipasangkan di Monas, kebanggaan kota Jakarta, entah kini berada dimana.
Monas Berdasi diliput oleh media nasional maupun mancanegara. Selain memperingati HUT RI ke-42, acara ini sekaligus menyambut SEA Games pada saat itu. Satu-satunya stasiun televise nasional yang meliput adalah TVRI, stasiun televise luar negeri seperti NHK menyebarkan melalui satelit ke berbagai negara di dunia. Hampir seluruh media cetak nasional memberitakan Monas Berdasi antara lain; KOMPAS, Pos Kota, Sinar Pagi, Merdeka, Surabaya Post, Femina, Berita Buana, dan lain-lain.
kalo mw gambar2 ato kumpulan article koran pada jaman itu bilang aja...
mohon bantuan RATE-nya yaaa... \t
TS ga berharap cendol, tp berharap kalian yg membaca bisa mengapresiasi, dgn membantu menyebarkan informasi ini.
UPDATE
Spoiler for update artikel:
Buat yg masih belum percaya, mungkin bukti2 yg gw unjukin belom tentu buat kalian percaya, bisa di cek di situs Mapalaa UI untuk salah satu bukti sejarah jg... http://www.mapalaui.org/about/sejarah-mapala-ui/<-- uda ga ada websitenya skrg...