= Sebisa mungkin, saya bikin jelas, sehingga pembaca yang nggak tau SAO juga bisa nikmatin ini fanfic.... taou nggak tau juga sih, bisa disebut fanfic atau nggak.. soalnya story-nya nggak nyambung sama kirito dkk... cuma ngambil setting di dunia yang sama dan kejadian yang serupa.
kalo ada plothole atau ketidaksinambungan dengan series aslinya.. mohon komentar dan koreksinya..
Pemandangan sejauh mata memandang terlihat begitu hangat. Satu per satu orang-orang masuk ke dalam kota, entah selesai berburu atau berlatih. Dari setiap tubuh mereka, sebuah kotak yang terisi warna hijau. Aku yang sedang memandang ke arah cakrawala melupakan kotak itu, kotak yang juga tampil seakan menjadi filter mataku. Kyvelar sebuah nama yang terpajang bersama dengan kotak hijau itu.
Tempat ini adalah kamar yang aku sewa, lantai teratas dari penginapan Night Sky(夜空
. Aku sengaja menyewa tempat ini karena dari tempat ini aku bisa mengawasi semua yang terjadi sambil menunggu momen-momen indah yang disediakan oleh alam buatan.
Aku yang sedang melihat ke sekeliling kota dari ruangan kecil seakan tidak lagi menghiraukan nama ataupun kotak hijau itu, tidak juga penunjuk waktu yang seharusnya ada di kanan bawah pandanganku, tidak juga dengan sebuah daftar yang berisi gambar ikon kecil dengan nama-nama yang akan aku sebut aneh kalau aku membacanya dua bulan lalu.
Pandanganku seakan menghapus semua elemen penting yang membolehkanku menyadari bahwa ini bukanlah dunia nyata
bukan, tapi sistem yang sengaja menghapus semua itu ketika aku fokus pada alam sekitar.
Cepat! Bawa dia masuk! Terdengar suara yang sangat terburu-buru dari lantai bawah.
Panggilkan Kyvelar! Beri pertolongan pertama dulu! Jangan biarkan dia kehabisan HP! Potion! Cepat beri dia potion!
Suara itu semakin bising, sekitar enam sampai tujuh orang terdengar terburu-buru.
Dari apa yang mereka bicarakan, kurang lebih aku sudah mengetahui apa yang terjadi di bawah. Oleh karena itu, dengan segera aku turun sambil membuka Inventory.
Sesampainya di lobi penginapan, empat orang sedang sibuk membuka menu dan mencari sesuatu dari inventory mereka. Dua orang lain sedang berusaha menurunkan seorang lelaki lain yang terlihat lemas sambil meyakinkan pria itu untuk tetap sadar.
Minggir, ada yang bisa ceritakan kenapa dia? tanyaku ketika mendekati pria yang terlihat lemas itu.
Dari samping tubuhnya, kotak itu tidak berisi warna hijau seperti yang lain, melainkan kotak yang hampir kosong dan warna oranye yang semakin menyusut. Menyadari ini, aku mengambil salah satu benda dengan nama Bitter Herb Potion (苦いハーブポーション
.
Cepat, minum ini. Agak pahit, tapi paksakan. Kataku sambil membuka jendela Trade tapi aku menghentikan gerakan jariku, karena dalam game ini pertukaran barang non-equipment bisa dilakukan secara langsung.
Aku ketuk nama item itu lalu dengan cepat botol dengan isi cairan kental berwarna hijau muncul di tanganku. Tanpa basa-basi aku tempelkan mulut botol dengan mulut pria itu. Awalnya dia memuntahkan isinya, tapi setelah beberapa kali akhirnya dia mau meminum cairan itu. Perlahan kotak di tubuhnya itu terisi kembali, warnanya pun berubah menghijau dari warna oranye yang memberi kesan bahaya.
Poison... bagaimana dia bisa terkena status ailment ini?! Teriakku pada keempat orang yang duduk dengan lega karena suatu sebab.
Hening, tidak ada yang mau menjawab. Sekali lagi nyawa seseorang berhasil diselamatkan. Kotak yang berisi warna hijau itu terlihat begitu menakutkan ketika aku mengingat dunia ini menjadi permainan hidup-mati. Seakan kalau aku menyentuh kotak itu dan menariknya, pemilik kotak itu akan mati seketika.
Baik, ceritakan padaku nanti saja. Untuk sekarang, seseorang tolong bawa dia ke kamarku. Kalian beristirahatlah juga. Perintahku sambil mengayunkan kakiku, berjalan keluar dari penginapan.
Tujuanku adalah sebuah padang rumput di dekat kota. Walau sepi tapi terkadang monster dengan level cukup tinggi muncul. Di tempat itu banyak tumbuhan herba tumbuh, bahan-bahan yang aku butuhkan untuk membuat ramuan Potion yang aku sediakan untuk para pemburu atau untuk kondisi genting seperti tadi.
Aloe Naga (竜のアロエ
, Green Grass (緑の草
dan Thorn-less Rose (荊のないローズ
. Masing-masing empat buah, aku dapatkan. Aku keluarkan item Herb Compounding Plate [stone](ハーブ配合プレート「石」
lalu mulai meracik dengan memasukkan masing-masing satu dari setiap jenis tanaman herba itu ke dalam piringan batu. Setelah beberapa saat, dengan otomatis sebuah item muncul di depanku. Namanya adalah Failure Potion, yang mana aku buang setelah aku mengetahui namanya. Setelah tiga kali mencoba, akhirnya terbentuk Undiluted Bitter Herb Potion (生の苦いハーブポーション
. Di waktu bersamaan, sebuah pesan terlihat di bagian atas pandanganku berisi Herb Compounding Skill Level Up (8).
Di antara kegelisahanku atas penyebab kenapa orang itu terkena Poison, aku merasa sedikit lega karena dengan naiknya level skill meracik herbaku ini, kesempatan berhasil membuat obat akan semakin tinggi.
Tapi, rasa tenang itu sirna ketika aku merasa ada sesuatu yang mendekatiku. Aku berbalik dan menyadari seekor kelelawar besar terbang dengan cepat ke arahku. Tanpa bisa mengelak, tubuhku terhantam dengan keras. HP bar-ku terkikis sekitar sepuluh persen. Aku segera membuka Inventory dan mengambil Strong Wooden Sword (強い木製の剣
. Aku mengambil ancang-ancang di gemetar kedua kakiku. Walaupun rasa teror akan kematian menghantuiku, aku tetap mengacungkan pedang kayu yang kupegang pada kelelawar itu. Nama monster itu adalah Vampire Bat (吸血コモリ
, monster dengan level yang tergolong tinggi dan kuat di area ini.
Ini hanya game. Selintas terpikir olehku untuk membiarkan monster itu mengurangi HP-ku hingga nol agar aku bisa kembali ke kota saat dihidupkan.
Tapi
SWORD ART ONLINE BUKAN SEBUAH PERMAINAN!! Teriakku sambil memegang erat pedang, mengayunkannya dengan kuat ke arah Vampire Bat. Beberapa kali hingga akhirnya aku berhasil mengaktifkan skill Quick Slash dan menghapus semua HP bar monster itu.
Tanpa sadar, aku bernapas dengan cepat. Kalau ini adalah dunia nyata, mungkin aku sudah pingsan karena over-ventilasi.
29 Desember 2022, penunjuk waktu menunjukkan tanggal itu.
Sudah satu bulan
Kataku pada diriku sendiri.
Aku harap orang-orang di front line cepat menyelesaikan game ini. Tambahku ketika aku menjatuhkan diri ke rumput.
Satu bulan setelah semua player terjebak dalam game bernama Sword Art Online ini.
Aku berdiri dan pergi kembali ke daerah aman sambil terus membayangkan apa yang terjadi tanggal enam November, bulan lalu. Sesuatu yang ingin aku lupakan dan menganggap bahwa aku adalah penghuni dunia ini sejak awal... tapi itu tidak mungkin.