Alkisah, Edensor (dibaca En-Zer), dulunya berada di kawasan Chatworth House, yakni rumah peristirahatan milik keluarga bangsawan Dukes Of Devonshire. Namun sang Duke yang sangat berkuasa pada masa itu meminta desa Edensor dipindahkan saja ke balik gunung. Akhirnya berbondong-bondonglah penduduk desa itu pindah ke balik gunung, kecuali satu orang keras kepala yang memilih tetap tinggal. Terkesan oleh keteguhan hatinya, sang Duke lalu memugar rumah orang tersebut menjadi sebuah penginapan mewah yang bisa ditempati banyak orang.
Kemudian bagaimana nasib desa yang ‘digusur’ tersebut? Rupanya Duke of Devonshire memang seorang yang berhati mulia. Ia meminta bantuan arsitek arsitek handal untuk merancang-ulang desa tersebut. Adalah seorang arsitek muda handal bernama John Robertson yang mengepalai tugas besar tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi pada abad ke-17. Hanya ada satu penginapan, satu restoran, satu FO dan satu gereja besar di Edensor kala itu. Namun sekarang telah dibangun beberapa hotel modern. Penginapannya yang tertua bernama The Devonshire Arms, pernah ditempati oleh Charles Dickens, seorang pengarang terkenal, dan Raja Edwards VIII. Bila kalian ada yang berniat tamasya ke daratan britania, bolehlah tempat ini jadi salah satu tujuan untuk menikmati keindahan ‘sekeping surga’ di bumi.

" Lereng - lereng bukit yang tak teratur tampak seperti berjatuhan, puncaknya seakan berguling ditelan langit sebelah barat. Bentuknya laksana pita kuning dan merah tua. peggunungan tinggi yang tak terbentuk itu lalu terurai menjadi bukit-bukit hijau dan lembah-lembah nan luas . Di dasar lembah sungai berliku-liku diantara pepohonan. Rumah-rumah petani Edensor yang terbuat dari batu-batu yang kukuh dan berwarna kelabu bak pulau di tengah ladang yang diusahakan. Ladang itu terbentang seperti tanjung yang hijau cerah di atas lereng bukit. Di pekarangan, taman bunga mawar dan asparagus tumbuh menjadi pohon yang tinggi. Buah persik, buah pir, buah ceri, buah prem, bergelantungan di atas, bergelantungan di atas tembok selatan, berebut tempat dengan bunga-bunga mawar yang tumbuh liar..."
" Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling diantara jerajak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia. Daffodil dan astuaria tumbuh sepanjang pagar perternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian angin. Lalu terbentang luas padang rumput,permukaannya ditebari awan-awan kapas..."

Untuk agan-agan yang ISO dan suka trit ini, moga-moga ada yg berbaik hati nimpuk ane pake
Klo yang belum ISO, moga-moga ada yang berbaik hati ngasih
Tapi klo ada yang kagak suka, mohon jangan ditimpuk