Original Posted By hendro.1984►Pelatih Tim Nasional Indonesia rata2 dipilih berdasarkan kemampuan dan kejelian sang pelatih saat melatih sebelumnya, entah itu melatih sebuah tim sepakbola dalam atau luar negeri ataupun tim nasional negara lain. Jadi secara tidak langsung, mereka sudah memiliki pengalaman dan hasil yang cukup baik sehingga dipilih oleh BTN menjadi pelatih.

Ivan Kolev: Pelatih ini memberikan sentuhan baru bagi timnas Indonesia disaat persepakbolaan kita sedang mengalami kemunduran. Pola 4-4-2 yang diperkenalkan saat itu menjadi momok yang menakutkan bagi lawan-lawannya di Piala Tiger 2002. Permainan atraktif dan menyerang yang diperlihatkan oleh punggawa-punggawa timnas di awal-awal turnamen membuat kita terpukau dengan sepakbola Indonesia saat itu. Kehadiran Boaz Solossa sebagai bintang baru persepakbolaan nasional menjadi salah satu hasil dari tangan dingin Ivan Venkov Kolev bagi sepakbola Indonesia. Kefasihannya berbahasa Indonesia ikut membantu dia dalam menyampaikan instruksi di lapangan.

Alfred Riedl: Pelatih ini baru sebentar melatih timnas Indonesia, namun cukup memberikan kesan yang membekas di pikiran kita. Ketegasan, kedisiplinan, dan keberanian dia untuk menindak para punggawa timnas yang dirasa melakukan tindakan indisipliner sempat membuat kita was-was akan nasib timnas kita di Piala AFF 2010 kemarin. Tapi justru pertandingan2 awal di grup sanggup memberikan bukti bahwa sebuah tim yang baik adalah yang bermain secara kolektif, bukan mengandalkan satu dua orang pemain bintang atau nama besar semata.

Henk Wullems: Bisa jadi ini adalah pelatih yang benar2 pelatih asing yang berjiwa sangat Indonesia. Menjadi pelatih Bandung Raya yang meraih juara Liga Indonesia saat itu,memberikan gambaran betapa hebatnya pelatih ini di masa itu. Seorang Peri Sandria disulap menjadi predator kotak pinalti oleh dirinya dengan 34 Gol, musim berikutnya Dejan Glusevic yang mencetak 30 gol. Permainan menyerang ala Wullems saat itu juga sangat menarik untuk disimak. Formasi 3-5-2 yang diusung saat itu memang sudah mengakar dalam timnas Indonesia, namun waktu yang sempit saat itu, membuat ia kesulitan menentukan pemain, sehingga sebagian besar berasal dari pengamatan selama babak 16 besar Ligina dan muka lama di timnas sebelumnya. Belum lagi,desakan publik Indonesia saat itu yang ingin agar nama2 besar tidak dicoret dari timnas,ex. alm. Eri Irianto dan Robby Darwis, padahal Wullems tidak melihat keistimewaan mereka. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Wullems saat itu, permainan timnas sangat sangat menghibur, dan perpaduan pemain muda dengan muka lama di timnas berjalan dengan sangat apik.