- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Travelista] menapaki saksi buta kejayaan melayu di kerajaan siak sri indrapura
TS
airforceRHR
[Travelista] menapaki saksi buta kejayaan melayu di kerajaan siak sri indrapura
KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA
Kerajaan Siak sri indrapura merupakan situs sejarah yang berada di kabupaten siak provinsi Riau, bukti kejayaan melayu dimasa lalu yang perlu kita pelajari sejarahnya
for kerajaan siak sri indrapura
Quote:
LOKASI
Ingin tahu bagaimana rasanya hidup di sebuah istana? Meskipun tak bergelar raja dan ratu. Yuk jalan-jalan ke Riau, di sini kita bisa mendatangi sebuah istana indah, Berada di kabupaten siak yang berjarak tempuh 3 jam dari ibukota provinsi Riau yaitu Pekanbaru, Istana yang terletak di kota Siak, berjarak sekitar 160 km dari Pekanbaru. Untuk menuju ke sana dapat ditempuh dengan dua rute darat lewat Perawang atau Pangkalan Kerinci, objek wisata sejarah ini dapat kita tuju dengan menggunakan jalur darat naik travel dari Pekanbaru dengan ongkos sekitar Rp 50.000 sampailah kita di kabupaten Siak.
Ingin tahu bagaimana rasanya hidup di sebuah istana? Meskipun tak bergelar raja dan ratu. Yuk jalan-jalan ke Riau, di sini kita bisa mendatangi sebuah istana indah, Berada di kabupaten siak yang berjarak tempuh 3 jam dari ibukota provinsi Riau yaitu Pekanbaru, Istana yang terletak di kota Siak, berjarak sekitar 160 km dari Pekanbaru. Untuk menuju ke sana dapat ditempuh dengan dua rute darat lewat Perawang atau Pangkalan Kerinci, objek wisata sejarah ini dapat kita tuju dengan menggunakan jalur darat naik travel dari Pekanbaru dengan ongkos sekitar Rp 50.000 sampailah kita di kabupaten Siak.
intro
Quote:
SEJARAH
Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia.
Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan Islam, yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan. Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.
Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia.
Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan Islam, yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan. Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.
Quote:
MASA KEEMASAN
Dengan klaim sebagai pewaris Malaka, pada tahun 1724-1726 Sultan Abdul Jalil melakukan perluasan wilayah, dimulai dengan memasukan Rokan ke dalam wilayah Kesultanan Siak, membangun pertahanan armada laut di Bintan. Namun tahun 1728 atas perintah Raja Sulaiman, Yang Dipertuan Muda bersama pasukan Bugisnya, berhasil menekan Raja Kecil keluar dari kawasan kepulauan. Raja Sulaiman kemudian menjadikan Bintan sebagai pusat pemerintahannya dan atas keberhasilan itu Yang Dipertuan Muda diberi kedudukan di Pulau Penyengat.
Sementara Raja Kecil terpaksa melepas hegemoninya pada kawasan kepulauan dan mulai membangun kekuatan baru pada kawasan sepanjang pesisir timur Sumatera. Antara tahun 1740-1745, Raja Kecil kembali bangkit dan menaklukan beberapa kawasan di Semenanjung Malaya. Ancaman dari Siak, serta di saat bersamaan Johor juga mulai tertekan oleh orang-orang Bugis yang meminta balas atas jasa mereka. Hal ini membuat Raja Sulaiman pada tahun 1746 meminta bantuan Belanda di Malaka dan menjanjikan memberikan Bengkalis kepada Belanda, kemudian direspon oleh VOC dengan mendirikan gudang pada kawasan tersebut.
Sepeninggal Raja Kecil tahun 1746, klaim atas Johor memudar, dan pengantinya Sultan Mahmud fokus kepada penguatan kedudukannya di pesisir timur Sumatera dan daerah vazal di Kedah dan kawasan pantai timur Semenanjung Malaya. Pada tahun 1761, Sultan Siak membuat perjanjian ekslusif dengan pihak Belanda, dalam urusan dagang dan hak atas kedaulatan wilayahnya serta bantuan dalam bidang persenjataan.[28] Walau kemudian muncul dualisme kepemimpinan di kerajaan ini yang awalnya tanpa ada pertentangan di antara mereka, Raja Muhammad Ali, yang lebih disukai Belanda, kemudian menjadi Sultan Siak, sementara sepupunya Raja Ismail, tidak disukai oleh Belanda, muncul sebagai Raja Laut, menguasai perairan timur Sumatera sampai ke Lautan Cina Selatan, membangun kekuatan di gugusan Pulau Tujuh.
Sekitar tahun 1767, Raja Ismail, telah menjadi duplikasi dari Raja Kecil, didukung oleh Orang Laut, terus menunjukan dominasinya di kawasan perairan timur Sumatera, dengan mulai mengontrol perdagangan timah di Pulau Bangka, kemudian menaklukan Mempawah di Kalimantan Barat. Sebelumnya Raja Ismail juga turut membantu Terengganu menaklukan Kelantan, hubungan ini kemudian diperkuat oleh adanya ikatan perkimpoian antara Raja Ismail dengan saudara perempuan Sultan Terengganu. Pengaruh Raja Ismail di kawasan Melayu sangat signifikan mulai dari Terengganu, Jambi dan Palembang. Laporan Belanda menyebutkan Palembang telah membayar 3000 ringgit kepada Raja Ismail agar jalur pelayarannya aman dari gangguan, sementara Hikayat Siak menceritakan tentang kemeriahan sambutan yang diterima oleh Raja Ismail sewaktu kedatangannya ke Palembang.
Pada abad ke-18 Kesultanan Siak telah menjadi kekuatan yang dominan di pesisir timur Sumatera.
Dengan klaim sebagai pewaris Malaka, pada tahun 1724-1726 Sultan Abdul Jalil melakukan perluasan wilayah, dimulai dengan memasukan Rokan ke dalam wilayah Kesultanan Siak, membangun pertahanan armada laut di Bintan. Namun tahun 1728 atas perintah Raja Sulaiman, Yang Dipertuan Muda bersama pasukan Bugisnya, berhasil menekan Raja Kecil keluar dari kawasan kepulauan. Raja Sulaiman kemudian menjadikan Bintan sebagai pusat pemerintahannya dan atas keberhasilan itu Yang Dipertuan Muda diberi kedudukan di Pulau Penyengat.
Sementara Raja Kecil terpaksa melepas hegemoninya pada kawasan kepulauan dan mulai membangun kekuatan baru pada kawasan sepanjang pesisir timur Sumatera. Antara tahun 1740-1745, Raja Kecil kembali bangkit dan menaklukan beberapa kawasan di Semenanjung Malaya. Ancaman dari Siak, serta di saat bersamaan Johor juga mulai tertekan oleh orang-orang Bugis yang meminta balas atas jasa mereka. Hal ini membuat Raja Sulaiman pada tahun 1746 meminta bantuan Belanda di Malaka dan menjanjikan memberikan Bengkalis kepada Belanda, kemudian direspon oleh VOC dengan mendirikan gudang pada kawasan tersebut.
Sepeninggal Raja Kecil tahun 1746, klaim atas Johor memudar, dan pengantinya Sultan Mahmud fokus kepada penguatan kedudukannya di pesisir timur Sumatera dan daerah vazal di Kedah dan kawasan pantai timur Semenanjung Malaya. Pada tahun 1761, Sultan Siak membuat perjanjian ekslusif dengan pihak Belanda, dalam urusan dagang dan hak atas kedaulatan wilayahnya serta bantuan dalam bidang persenjataan.[28] Walau kemudian muncul dualisme kepemimpinan di kerajaan ini yang awalnya tanpa ada pertentangan di antara mereka, Raja Muhammad Ali, yang lebih disukai Belanda, kemudian menjadi Sultan Siak, sementara sepupunya Raja Ismail, tidak disukai oleh Belanda, muncul sebagai Raja Laut, menguasai perairan timur Sumatera sampai ke Lautan Cina Selatan, membangun kekuatan di gugusan Pulau Tujuh.
Sekitar tahun 1767, Raja Ismail, telah menjadi duplikasi dari Raja Kecil, didukung oleh Orang Laut, terus menunjukan dominasinya di kawasan perairan timur Sumatera, dengan mulai mengontrol perdagangan timah di Pulau Bangka, kemudian menaklukan Mempawah di Kalimantan Barat. Sebelumnya Raja Ismail juga turut membantu Terengganu menaklukan Kelantan, hubungan ini kemudian diperkuat oleh adanya ikatan perkimpoian antara Raja Ismail dengan saudara perempuan Sultan Terengganu. Pengaruh Raja Ismail di kawasan Melayu sangat signifikan mulai dari Terengganu, Jambi dan Palembang. Laporan Belanda menyebutkan Palembang telah membayar 3000 ringgit kepada Raja Ismail agar jalur pelayarannya aman dari gangguan, sementara Hikayat Siak menceritakan tentang kemeriahan sambutan yang diterima oleh Raja Ismail sewaktu kedatangannya ke Palembang.
Pada abad ke-18 Kesultanan Siak telah menjadi kekuatan yang dominan di pesisir timur Sumatera.
for foto jadul
Quote:
DESKRIPSI
Siak sendiri adalah sebuah kota kecil yang mulai berdandan dan tampil semakin cantik dari sebelumnya, setelah terjadi pemekaran wilayah dan menjadi ibu kota kabupaten Siak. Namun, istana siak yang disebut juga dengan istana Asherayah Al-Hasyimiyah, atau istana Matahari Timur ini sangat terkenal hingga ke mancanegara, terutama yang masih termasuk ke dalam rumpun melayu.
Sesampainya di sana, tepat pada waktu makan siang kami langsung masuk ke dalam istana. Bangunan istana terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana.
Untuk menuju lantai atas, kita dapat menaiki tangga kuning yang berukir indah dengan bentuk yang melengkung. Konon, banyak orang yang mengatakan bahwa jumlah hitungan anak tangga tidak sama ketika kita naik dan ketika kita turun. Berhubung saya yang memang agak takut dengan ketinggian, apalagi bentuk tangga yang melingkar itu, saya tidak sempat menghitungnya.
Bangunan Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.
Berikut beberapa koleksi yang ada di istana Siak :
kursi emas raja
Terbuat dari emas yang diberikan oleh ratu belanda
foto sultan syarif qasim II
Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan ke XII (terakhir) Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang pada tahun 1946 menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Kerajaan Siak adalah Kerajaan kedua yang menyatakan bergabung dan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia setelah Kerajaan Yogyakarta.
patung ratu wilhelmina belanda
Patung Ratu Wilhelmina Belanda, yang diberikan sebagai penghargaan untuk kerajaan yang memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura
pakaian raja
pakaian peninggalan raja yang konon dibuat dari lapisan emas
alat pemutar musik
Komet, Alat Pemutar Lagu (Juke Box) dengan teknologi Gramaphone. Hanya ada 2 di dunia, salah satunya di Siak dan yang lainnya di Museum Kerajaan Jerman.
berbagai macam meriam
Berbagai jenis Meriam yang dimiliki kerajaan. Meriam di atas pernah dicuri, namun berhasil digagalkan dan Kapal yang mengangkut meriam ini, tenggelam tanpa alasan yang jelas
kapal cruiser
Masih di halaman Istana Siak, terdapat kapal peninggalan belanda yang dahulu digunakan Belanda untuk menyusuri sungai Siak. Berdasarkan cerita yang berkembang, Kapal Cruiser dengan dua mesin ini sekonyong-konyong muncul ke permukaan sungai siak, sehingga kemudian dilestarikan menjadi aset sejarah Kesultanan Siak.
Tertulis, Missouri Motor ST Louis 10 Made In USA
makam sultan syarif qasim II
Makam Sultan Syarif Kasim II, dibungkus dengan kain. Selain makam sultan, juga terdapat makam permaisuri I dan IV, mertua dari permaisuri I, Panglima Kerajaan, dan 3 buah makam yang tidak memiliki nama.
Setelah puas melihat-lihat di dalam istana, kita bisa membeli sauvenir di sebuah bangunan yang masih berada di lingkungan yang sama dengan istana. Selanjutnya kalau kita tidak membawa bekal, kita bisa menuju rumah makan di sekitar istana untuk menikmati menu ikan sungai dan udang gala coba deh asam pedas ikan patinnya maknyooos gan.
Terakhir, jika ingin merasakan sensasi berada di negeri 1001 malam, yuk berkunjung ke istana Siak ini.
Siak sendiri adalah sebuah kota kecil yang mulai berdandan dan tampil semakin cantik dari sebelumnya, setelah terjadi pemekaran wilayah dan menjadi ibu kota kabupaten Siak. Namun, istana siak yang disebut juga dengan istana Asherayah Al-Hasyimiyah, atau istana Matahari Timur ini sangat terkenal hingga ke mancanegara, terutama yang masih termasuk ke dalam rumpun melayu.
Sesampainya di sana, tepat pada waktu makan siang kami langsung masuk ke dalam istana. Bangunan istana terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana.
Untuk menuju lantai atas, kita dapat menaiki tangga kuning yang berukir indah dengan bentuk yang melengkung. Konon, banyak orang yang mengatakan bahwa jumlah hitungan anak tangga tidak sama ketika kita naik dan ketika kita turun. Berhubung saya yang memang agak takut dengan ketinggian, apalagi bentuk tangga yang melingkar itu, saya tidak sempat menghitungnya.
Bangunan Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.
Berikut beberapa koleksi yang ada di istana Siak :
kursi emas raja
Terbuat dari emas yang diberikan oleh ratu belanda
foto sultan syarif qasim II
Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan ke XII (terakhir) Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang pada tahun 1946 menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Kerajaan Siak adalah Kerajaan kedua yang menyatakan bergabung dan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia setelah Kerajaan Yogyakarta.
patung ratu wilhelmina belanda
Patung Ratu Wilhelmina Belanda, yang diberikan sebagai penghargaan untuk kerajaan yang memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura
pakaian raja
pakaian peninggalan raja yang konon dibuat dari lapisan emas
alat pemutar musik
Komet, Alat Pemutar Lagu (Juke Box) dengan teknologi Gramaphone. Hanya ada 2 di dunia, salah satunya di Siak dan yang lainnya di Museum Kerajaan Jerman.
berbagai macam meriam
Berbagai jenis Meriam yang dimiliki kerajaan. Meriam di atas pernah dicuri, namun berhasil digagalkan dan Kapal yang mengangkut meriam ini, tenggelam tanpa alasan yang jelas
kapal cruiser
Masih di halaman Istana Siak, terdapat kapal peninggalan belanda yang dahulu digunakan Belanda untuk menyusuri sungai Siak. Berdasarkan cerita yang berkembang, Kapal Cruiser dengan dua mesin ini sekonyong-konyong muncul ke permukaan sungai siak, sehingga kemudian dilestarikan menjadi aset sejarah Kesultanan Siak.
Tertulis, Missouri Motor ST Louis 10 Made In USA
makam sultan syarif qasim II
Makam Sultan Syarif Kasim II, dibungkus dengan kain. Selain makam sultan, juga terdapat makam permaisuri I dan IV, mertua dari permaisuri I, Panglima Kerajaan, dan 3 buah makam yang tidak memiliki nama.
Setelah puas melihat-lihat di dalam istana, kita bisa membeli sauvenir di sebuah bangunan yang masih berada di lingkungan yang sama dengan istana. Selanjutnya kalau kita tidak membawa bekal, kita bisa menuju rumah makan di sekitar istana untuk menikmati menu ikan sungai dan udang gala coba deh asam pedas ikan patinnya maknyooos gan.
Terakhir, jika ingin merasakan sensasi berada di negeri 1001 malam, yuk berkunjung ke istana Siak ini.
0
18.7K
Kutip
319
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan