SEOUL, Jaringnews.com – Kementerian Komunikasi Korea Selatan mengatakan bahwa ditemukan adanya gangguan sinyal elektronik yang diduga dikirimkan oleh Korea Utara.

Gangguan sinyal elektronik tersebut mengacaukan sejumlah penerbangan sipil yang masuk dan keluar dari Korsel.

“Setelah menggunakan GPS (global positioning system) kami mengetahui posisi asal gangguan sinyal elektronik tersebut adalah dari Korut,” tegas Lee Kyung-Woo wakil direktur Komisi Komunikasi Korsel kepada media setempat, Rabu (2/5).

Sementara itu, kementerian transportasi Korsel juga sebelumnya sudah membenarkan atau mengkonfirmasi terjadinya gangguan dan kemacetan terhadap sistem GPS transportasi di negara seteru Korut tersebut.

Pihak kementerian menambahkan ada sekitar 241 penerbangan dari maskapai penerbangan lokal Korsel dan 11 penerbangan dari sembilan maskapai penerbangan asing mengalami gangguan komunikasi dan sistem navigasi GPS sejak Sabtu lalu (28/4).

“Gangguan sistem komunikasi dan GPS terjadi di bandara Incheon namun tidak ada ancaman serius yang mengganggu keselamatan penerbangan karena pesawat menggunakan perangkat navigasi yang lain,” ungkap Kim Choon-Oh direktur kementerian Korsel kepada media setempat, Sabtu lalu (28/4).

Namun, kementerian transportasi belum menegaskan pada saat itu siapa yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Pemerintah Korsel sejak Sabtu lalu juga sudah mengeluarkan peringatan kepada pilot dan maskapai penerbangan terkait gangguan sinyal tersebut.

Pada tahun lalu peristiwa yang sama juga pernah terjadi namun peristiwa kali ini dampaknya dirasakan lebih luas dan tidak biasa.

Beberapa pekan terakhir ini, pemerintah Korut berkali-kali melancarkan ancaman melakukan “perang suci” melawan Korsel. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas sikap tidak hormat Korsel ketika Korut merayakan peringatan 100 tahun kelahiran Kim Il-Sung.

Dugaan serangan gangguan sinyal elektronik juga ditujukan kepada militer Korsel, pihak kementerian pertahanan Korsel mengatakan bahwa tidak ada masalah apapun yang mengganggu.

Sebelumnya pada Maret tahun lalu, kantor berita Yonhap Korsel mengatakan bahwa Korut telah menggunakan peralatan pengacau jaringan atau sinyal untuk memblokir perangkat komunikasi militer Korsel.