[Notes] Catatan perjalanan Backpacker ke Raja Ampat + PIC
TS
fandi.sultan
[Notes] Catatan perjalanan Backpacker ke Raja Ampat + PIC
ini data perjalanan pribadi ane gan waktu maen kesana
BACKPACKING KE RAJA AMPAT
Penasaran tentang rumor bahwa Raja Ampat tuh katanya mahal banget..!! pun ada yang share tips atau bahas backpackeran ke Raja Ampat, tetap aja ane ga puas krna kebanyakan ga jelas atau copas dari sumber yg juga ga jelas datanya. Ujung-ujungnya untuk membuat artikel terkesan wah dengan memakai embel-embel judul Backpacker . Oleh karena itu saya memutuskan untuk berangkat sendiri,tanpa kenal siapapun, dan buta tentang destinasi wisata disana. Ini demi membuat rute backpackeran ke Raja Ampat yang datanya bisa ane pertanggung jawabkan. Tentu saja datanya bakal ane share secara gratis!! sebenarnya Data perjalanan lengkap ke raja ampat sudah ane rangkum (tebal kurang lebih 90 halaman) plus tips backpacker ke Raja Ampat . berikut notes ane gan
Spoiler for notes:
maaf gan semua foto terpaksa ane Watermark karena kemaren data perjalanan hutan batu no.2 duniayang ane masukin di mari banyak yg nyomot dan sumbernya di hapus semua oh iya maaf klo poto hasil kurang maksimal, karena ane potret make kamera saku
Spoiler for GO TO RAJA AMPAT:
Terletak di jantung pusat segitiga karang dunia atau coral triangle. 75 % kekayaan laut dunia ada di Raja Ampat. Menjadikanya pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Teks dan foto Sulfandi Sultan
Tim dari The nature conservancy international mencatat ada 540 jenis karang keras(75% dari total jenis di dunia) lebih dari 1000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi untuk gonodactyloid stomatopoad crustanceans Berada di perairan Raja Ampat
Fery penyeberangan menuju Raja Ampat
Sorong merupakan pintu masuk menuju Raja Ampat. Akses menuju Sorong bisa dilakukan via udara dan laut. Untuk via udara bisa dilakukan hanya dari Jakarta, Makassar, Bali, Manado, dan Ambon. Sedangkan kapal laut bisa di mulai dari beberapa pelabuhan utama seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
Setelah tiba di sorong, perjalanan dilanjutkan dengan kapal feri atau speed boat menuju ke ibu kota Raja Ampat, Waisai di kepulauan Waigeo. Perjalanan ditempuh sekitar 2-3 jam.
Sampai sekitar jam 08.00 waktu Indonesia timur setelah melakukan perjalanan kurang lebih 2,5 jam dari Bandara Internasional Hasanuddin Makassar dan sempat transit di Bandara Sam Ratu Langi Manado. Akhirnya saya tiba Bandara Edward Domine Osok di kota Sorong. Disambut pemandangan alam pagi yang begitu menawan dan berbeda dari bandara-bandara lainya, karena sepanjang mata memandang hamparan bukit-bukit yang sedikit tandus seakan menjadi benteng yang mengelilingi bandara kota sorong.
Menghabiskan waktu berkeliling menikmati kota Sorong menjadi pilihan selanjutnya, setelah mendapat kepastian tentang lokasi pelabuhan penyebrangan beserta jadwal keberangkatan kapal yang menuju ke Raja Ampat. Hasil bertanya ke beberapa potter yang kebetulan sedang sarapan bersama saya di kantin bandara.
Ditemani oleh salah satu putra sorong, kenalan saat di bandara. Saya mulai berkeliling dari Pagoda, Tembok Berlin, sampai kerumah pemain bola timnas asal papua Boaz Salossa yang berada di atas salah satu bukit. Menjadi sederet tempat yang saya datangi sambil menunggu keberangkatan feri.
Untuk Menuju Raja Ampat Dari Bandara kota sorong, kita melanjutkan perjalanan sekitar 15 menit ke pelabuhan Rakyat tempat Feri penyebrangan berada. Ada banyak transportasi dari bandara kepelabuhan Rakyat. Mulai dari ojek, angkutan umum sampai mobil carteran. Sedangkan untuk kapal penyebrangan juga ada banyak pilihan.
Spoiler for WAISAI ibu kota Raja Ampat:
Masyarakat setempat sangat ramah
Mendekati pelabuhan waisai kami disambut parade perahu nelayan, di iringi musik tradisional suling tambur. Ternyata kedatangan saya pas dengan pembukaan event pariwisata Raja Ampat. Parade perahu ini mengantar sampai kapal cepat yang saya tumpangi sandar dipelabuhan Waisai Raja Ampat.
Dari pelabuhan Waisai menuju ke kota memakan waktu hanya 3 menit dengan mengendarai ojek, atau sekitar 15 menit berjalan kaki. Waisai adalah Kota yang masih dikelilingi hutan lebat dan lokasinya berada di pesisir pantai. Namun perkembanganya lumayan cepat, mengingat Waisai dulunya adalah pulau tidak berpenghuni. Karena sewaktu Raja Ampat belum menjadi kabupaten, Pusat pemerintahanya berada di pulau saonek yang di pindah setelah Raja Ampat resmi menjadi kabupaten dari Papua Barat.
Waisai memang ibu kota kabupaten Raja Ampat! tapi destinasi wisatanya bukan disini. Jadi jangan kaget jika ada kerabat anda yang pulang balik tapi belum pernah melihat Raja Ampat yang sebenarnya. Ini di karenakan beberapa lokasi wisatanya berada di pulau-pulau sekitarnya. Pun yang masih satu kawasan kita harus tempuh sekitar satu jam melalui jalan darat dengan menembus hutan belantara yang masih perawan. Namun Waisai ini menjadi tempat transit sebelum anda menuju ke beberapa destinasi. Jadi cukup 1 atau 2 hari anda disini sambil mencari informasi speed untuk menuju ke wayag island. disamping mempersiapkan bekal selama anda berada di Raja Ampat.
Spoiler for SALEO Meeting point Backpacker di Raja Ampat:
matahari terbenam di Saleo
Ular atau mungkin belut laut, snorkel di Saleo
susunan Kerang laut, snorkel di Saleo
Alami! kesan pertama yang saya rasakan saat baru tiba di Saleo. Kawasan yang di kelola oleh masyarakat setempat dan benar-benar dikelola secara sederhana dan alami. Penginapan sederhana dengan harga sangat terjangkau, berhadapan langsung dengan laut lepas, tempat tidur gantung di antara pohon cemara yang asri, Kicau burung kaka tua raja,hijau, dan merah yang melompat bebas di antara ranting pohon, dan suasana sepi khas hutan belantara menimbulkan kesan damai bagi siapa saja yang pernah menginjakkan kaki di tempat ini.
Lokasinya sangat strategis! tepat di pinggir pantai, sedikit menengok ke belakang sudah hutan belantara papua. Menjadikan tempat ini sebagai meeting point yang tepat Backpacker di Raja Ampat. hanya ada penginapan sederhana dengan kapasitas 6 orang. Ditambah 3 orang penduduk setempat yang merangkap sebagai pengelola sekaligus guide. Suasana di tempat ini membuat kita benar-benar merasa memiliki pulau sendiri.
Snorkeling dan Bird Watching menjadi sajian utama di Saleo. Untuk snorkeling anda tinggal nyemplung di depan penginapan, untuk Bird watching anda tinggal tracking sekitar 15 menit di hutan belakang penginapan. Cendrawasih merah dan burung ranggong pasti anda temui.
masuk ke hutan di belakang pondok, Bird Watching
Cenderawasih merah, tapi sayang gambarnya kurang jelas karena hinggapnya tinggi bgt di puncak pohon. disamping kamera tidak mendukung
Selain itu Saleo juga menjadi meeting point untuk menuju ke tempat-tempat eksotis lainya, karena disini di sediakan long boat untuk mengantar anda. Mulai dari teluk kabui,mansuar, hidden bay hasna,kampung nelayan papua, caving ke goa-goa prasejarah yang masih memiliki banyak peninggalan zaman dahulu, sampai ke goa di atas tebing yang dijadikan makam dengan tulang belulang manusia yang masih tersusun rapi.
Kampung Nelayan Papua Waiyai, terisolir bahkan dari ibu kota Raja Ampatnya sendiri