- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jujur, Dituduh, dan Disedot Bank Mandiri
TS
Printersolution
Jujur, Dituduh, dan Disedot Bank Mandiri
Quote:
semoga isi dari trit ini bisa memberikan pengalaman yang berharga kepada kita semua agar lebih teliti ketika melakukan transaksi yang berhubungan dengan uang tunai
monggo di baca dengan seksama, dan mohon maaf kalo repost gan
disini TS bukan sebagai korban, tetapi TS hanya bermaksud untuk membantu menginformasikan saja kepada agan-agan semua agar lebih berhati-hati dan waspada.
Quote:
Jujur, Dituduh, dan Disedot Bank Mandiri
Pada, Kamis, 8 Maret 2012, pukul 13.50 saya melakukan penarikan tabungan sebesar Rp 5 juta atas nama Agriceli Harlindawati 1370096037227 di Bank Mandiri Cabang Ciledug di Kreo, Tangerang. Saat itu tidak ada antrian di teller. Saya yang datang bersama anak saya dilayani teller bernama Ema. Saya tak memperhatikan saat teller menghitung uang lalu memasukkan ke amplop. Begitu amplop diterima, saya tidak menghitung lagi jumlah uangnya, langsung saya masukkan ke tas.
Setelah dari Bank Mandiri saya langsung menuju PLN cab Bintaro yang letaknya sekitar 500 meter dari Bank Mandiri Ciledug. Karena uang Rp 5 juta tersebut untuk membayar denda PLN, langsung saja amplop itu kepada petugas PLN, Pak Suyadi. Setelah administrasi beres saya pulang.
Baru sampai di rumah, sekitar jam 15, ada sms dari Pak Suyadi yang mengatakan bahwa uang pembayaran saya di PLN kelebihan Rp 5 juta Segera saya ke PLN untuk mengambil uang tersebut. Saya cek bukti penarikan dan buku tabungan, semuanya oke. Maka segera saya menuju ke Bank Mandiri Cab Ciledug untuk mengembalikan uang Rp 5 juta tersebut. Pikir saya, "Kasihan tellernya yang salah kalau harus mengganti Rp 5 juta.".
Jam 16 lewat, saya sampai di Bank Mandiri Cabang Ciledug sudah dalam keadaan tutup. Saya langsung menemui teller Ema. Saya memenuhi keinginannya agar saya tinggal karena dia akan menghitung uangnya. Saya sanggupin walaupun sebenernya saya harus segera pulang karena bayi saya harus menyusu. Di situ, teller Ema bilang ada selisih Rp 10 juta.
Teller Ema lalu meminta ke Head Teller untuk melihat CCTV. Kembali saya menolongnya dengan memelototi CCTV. Oh ya, karena memang berniat baik, saya memberikan nomer HP saya jika ada apa-apa. Berdasarkan CCTV, memang saya tidak menghitung lagi uang dalam amplop yang diberikan oleh teller Ema. Saat itu Ema mengakui bahwa dia salah memasukkan uang ke amplop saya. "Ini pelajaran bagi saya," katanya setelah selesai memlototi CCTV itu.
Kembali saya mau diajak kembali untuk melakukan konfirmasi ke Pak Suyadi di PLN. Ini bentuk kerjasama saya untuk menolong teller Ema. Kami pun menuju ke PLN memakai mobil Bank Mandiri. Ada sopir, satpam, Ema, orang teller juga, dan saya.
Di PLN, Pak Suyadi sudah menjelaskan kronologi ketika dia menghitung uang. "Saya yakin Ibu Celi ini belum menghitung uang dari amplop," kata Pak Yadi waktu itu. Pak Suyadi mengatakan bahwa di amplop itu ada dua bendel uang ratusan ribu tanpa label, hanya dikaretin. Dua bendel ini kemudian dijadikan satu dalam satu bendel karet. Pak Suyadi menjelaskan bahwa dia menghitung satu bendel saja tapi sebelum selesai dia berikan ke stafnya. Setelah konfirmasi selesai kami kembali ke Bank Mandiri. Sesampai di Bank Mandiri saya menyerahkan uang Rp 5 juta ke teller Ema dengan bukti kuitansi. Saya pulang.
Sekitar jam 19 malam, ada telepon dari Mira, Bank Mandiri. Di awal telepon dia langsung mengatakan saya harus mengembalikan lagi Rp 5 juta yang saya ambil. Saya menolak karena saya tidak merasa mengambil. Toh, yang memasukkan uang ke amplop itu adalah Ema. Nada suara nya membentak saya.
Jumat (9/3), saya mengecek saldo saya di ATM mandiri SPBU Mampang. Saya kaget karena ada pendebetan Rp 5 juta tanpa sepengetahuan saya. Sampai di kantor di daerah Halim, saya langsung menelpon Kepala Cabang Bank Mandiri Ciledug untuk menanyakan kenapa ada pendebetan Rp 5 juta tanpa sepengetahuan saya. Saya emosi. Tak berselang, lama tangan dan kaki saya kesemutan dan tak bisa bergerak. Saya pun dibawa ke RS UKI memakai ambulan. Kata dokter saya kena serangan stroke. Ini karena stres, dan shock. Kini, saya harus berbaring di rumah selama sepekan, agar serangan stroke itu tak terulang, sementara uang saya Rp 5 juta yang disedot Bank Mandiri tanpa sepengetahuan saya tak kembali.
Saya heran, saya hanya mencoba jujur. Mencoba menolong teller yang teledor, tapi justru saya yang dituduh, dibentak, dan uang saya disedot tanpa izin. Pihak bank yang menyatakan sebagai bank terbesar dan terbaik di Indonesia itu tak menyadari betapa seorang konsumen loyalnya telah berusaha jujur. Saya menjadi nasabah Bank Mandiri lebih dari 10 tahun, tapi justru saat berusaha mengembalikan kelebihan uang yang bukan salah saya, justru mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dan berakhir dengan serangan stroke ringan.
Saya meminta, pihak Bank Mandiri memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini. Saya juga berharap, kejadian ini tidak menimpa nasabah lainnya. Terimakasih
Setelah dari Bank Mandiri saya langsung menuju PLN cab Bintaro yang letaknya sekitar 500 meter dari Bank Mandiri Ciledug. Karena uang Rp 5 juta tersebut untuk membayar denda PLN, langsung saja amplop itu kepada petugas PLN, Pak Suyadi. Setelah administrasi beres saya pulang.
Baru sampai di rumah, sekitar jam 15, ada sms dari Pak Suyadi yang mengatakan bahwa uang pembayaran saya di PLN kelebihan Rp 5 juta Segera saya ke PLN untuk mengambil uang tersebut. Saya cek bukti penarikan dan buku tabungan, semuanya oke. Maka segera saya menuju ke Bank Mandiri Cab Ciledug untuk mengembalikan uang Rp 5 juta tersebut. Pikir saya, "Kasihan tellernya yang salah kalau harus mengganti Rp 5 juta.".
Jam 16 lewat, saya sampai di Bank Mandiri Cabang Ciledug sudah dalam keadaan tutup. Saya langsung menemui teller Ema. Saya memenuhi keinginannya agar saya tinggal karena dia akan menghitung uangnya. Saya sanggupin walaupun sebenernya saya harus segera pulang karena bayi saya harus menyusu. Di situ, teller Ema bilang ada selisih Rp 10 juta.
Teller Ema lalu meminta ke Head Teller untuk melihat CCTV. Kembali saya menolongnya dengan memelototi CCTV. Oh ya, karena memang berniat baik, saya memberikan nomer HP saya jika ada apa-apa. Berdasarkan CCTV, memang saya tidak menghitung lagi uang dalam amplop yang diberikan oleh teller Ema. Saat itu Ema mengakui bahwa dia salah memasukkan uang ke amplop saya. "Ini pelajaran bagi saya," katanya setelah selesai memlototi CCTV itu.
Kembali saya mau diajak kembali untuk melakukan konfirmasi ke Pak Suyadi di PLN. Ini bentuk kerjasama saya untuk menolong teller Ema. Kami pun menuju ke PLN memakai mobil Bank Mandiri. Ada sopir, satpam, Ema, orang teller juga, dan saya.
Di PLN, Pak Suyadi sudah menjelaskan kronologi ketika dia menghitung uang. "Saya yakin Ibu Celi ini belum menghitung uang dari amplop," kata Pak Yadi waktu itu. Pak Suyadi mengatakan bahwa di amplop itu ada dua bendel uang ratusan ribu tanpa label, hanya dikaretin. Dua bendel ini kemudian dijadikan satu dalam satu bendel karet. Pak Suyadi menjelaskan bahwa dia menghitung satu bendel saja tapi sebelum selesai dia berikan ke stafnya. Setelah konfirmasi selesai kami kembali ke Bank Mandiri. Sesampai di Bank Mandiri saya menyerahkan uang Rp 5 juta ke teller Ema dengan bukti kuitansi. Saya pulang.
Sekitar jam 19 malam, ada telepon dari Mira, Bank Mandiri. Di awal telepon dia langsung mengatakan saya harus mengembalikan lagi Rp 5 juta yang saya ambil. Saya menolak karena saya tidak merasa mengambil. Toh, yang memasukkan uang ke amplop itu adalah Ema. Nada suara nya membentak saya.
Jumat (9/3), saya mengecek saldo saya di ATM mandiri SPBU Mampang. Saya kaget karena ada pendebetan Rp 5 juta tanpa sepengetahuan saya. Sampai di kantor di daerah Halim, saya langsung menelpon Kepala Cabang Bank Mandiri Ciledug untuk menanyakan kenapa ada pendebetan Rp 5 juta tanpa sepengetahuan saya. Saya emosi. Tak berselang, lama tangan dan kaki saya kesemutan dan tak bisa bergerak. Saya pun dibawa ke RS UKI memakai ambulan. Kata dokter saya kena serangan stroke. Ini karena stres, dan shock. Kini, saya harus berbaring di rumah selama sepekan, agar serangan stroke itu tak terulang, sementara uang saya Rp 5 juta yang disedot Bank Mandiri tanpa sepengetahuan saya tak kembali.
Saya heran, saya hanya mencoba jujur. Mencoba menolong teller yang teledor, tapi justru saya yang dituduh, dibentak, dan uang saya disedot tanpa izin. Pihak bank yang menyatakan sebagai bank terbesar dan terbaik di Indonesia itu tak menyadari betapa seorang konsumen loyalnya telah berusaha jujur. Saya menjadi nasabah Bank Mandiri lebih dari 10 tahun, tapi justru saat berusaha mengembalikan kelebihan uang yang bukan salah saya, justru mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dan berakhir dengan serangan stroke ringan.
Saya meminta, pihak Bank Mandiri memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini. Saya juga berharap, kejadian ini tidak menimpa nasabah lainnya. Terimakasih
Agriceli Harlindawati
Nasabah Bank Mandiri No Rek 1370096037227
-----------------------------------------------------------------------------
(catatan editor : nomer kontak dan alamat lengkap nasabah ini ada di Wikimu. Untuk menghindari kejadian-kejadian lain yang tidak terkait masalah ini, maka sengaja tidak dicantumkan)
sumber
Update dari salah satu kaskuser
v
v
v
v
v
v
Quote:
Original Posted By Irhamdipura►UPDATE nih gan
Senin, 12-03-2012 15:04:07 oleh: Agriceli Harlindawati
Uang Rp.5 Juta Kembali ke Rekening Bank Mandiri
Semoga Anda masih mengikuti tulisan mengenai kejadian pendebetan Rp 5juta di rekening Mandiri atas nama Agriceli pada Jumat (9/3) lalu.
Pagi ini (12/3) Kepala Cabang Bank Mandiri Ciledug dan Area Manager Bank Mandiri Tangerang mendatangi rumah saya untuk menjelaskan semuanya. Menurut mereka, uang Rp 5 juta saya itu diblokir karena alamat saya di rekening adalah alamat rumah lama saya di Gejayan Yogyakarta padahal saya sudah berdomisili di Ciledug. Sebenernya ada keheranan juga kenapa masalah alamat rumah lama saya ini menjadi alasan untuk pemblokiran. Apalagi pemblokiran dana yang tidak saya ketahui sebelumnya. Toh, di surat bukti penarikan - ada lembar untuk bank - tertera jelas alamat rumah Ciledug. Belum lagi nomer handphone yang saya berikan ke teller Ema. Sedari awal saya tidak lari. Kalau sekiranya untuk melacak saya itu tentu bukan hal yang sulit.
Ah, mungkin sebaiknya saya lupakan keheranan itu. Saya tidak memperpanjang keheranan menjadi suatu masalah baru.
Soal pemblokiran, itu hal yang lain lagi. Untuk hal yang satu ini, saya merasa sangat dirugikan secara mental. Karena tiada informasi dari Bank Mandiri untuk pemblokiran dana Rp 5 juta, saya menjadi shock. Kekagetan saya yang berujung pada pingsan dan dilarikan ke UGD RS UKI Jakarta.
Sampai sekarang saya masih bingung dengan istilah Transient Ischemic Attack yang menyerang saya pada Jumat (9/3) di kantor. Gejalanya mirip dengan stroke dan memang mengarah ke stroke.
Ah sudahlah, saya tidak memperpanjang lagi. Toh, uang saya sudah kembali ke rekening saya, pemblokiran dana Rp5 juta sudah dibuka. Pengalaman saya bisa menjadi pelajaran bagi para nasabah. Sekian
Pejwan ya TS
Senin, 12-03-2012 15:04:07 oleh: Agriceli Harlindawati
Uang Rp.5 Juta Kembali ke Rekening Bank Mandiri
Semoga Anda masih mengikuti tulisan mengenai kejadian pendebetan Rp 5juta di rekening Mandiri atas nama Agriceli pada Jumat (9/3) lalu.
Pagi ini (12/3) Kepala Cabang Bank Mandiri Ciledug dan Area Manager Bank Mandiri Tangerang mendatangi rumah saya untuk menjelaskan semuanya. Menurut mereka, uang Rp 5 juta saya itu diblokir karena alamat saya di rekening adalah alamat rumah lama saya di Gejayan Yogyakarta padahal saya sudah berdomisili di Ciledug. Sebenernya ada keheranan juga kenapa masalah alamat rumah lama saya ini menjadi alasan untuk pemblokiran. Apalagi pemblokiran dana yang tidak saya ketahui sebelumnya. Toh, di surat bukti penarikan - ada lembar untuk bank - tertera jelas alamat rumah Ciledug. Belum lagi nomer handphone yang saya berikan ke teller Ema. Sedari awal saya tidak lari. Kalau sekiranya untuk melacak saya itu tentu bukan hal yang sulit.
Ah, mungkin sebaiknya saya lupakan keheranan itu. Saya tidak memperpanjang keheranan menjadi suatu masalah baru.
Soal pemblokiran, itu hal yang lain lagi. Untuk hal yang satu ini, saya merasa sangat dirugikan secara mental. Karena tiada informasi dari Bank Mandiri untuk pemblokiran dana Rp 5 juta, saya menjadi shock. Kekagetan saya yang berujung pada pingsan dan dilarikan ke UGD RS UKI Jakarta.
Sampai sekarang saya masih bingung dengan istilah Transient Ischemic Attack yang menyerang saya pada Jumat (9/3) di kantor. Gejalanya mirip dengan stroke dan memang mengarah ke stroke.
Ah sudahlah, saya tidak memperpanjang lagi. Toh, uang saya sudah kembali ke rekening saya, pemblokiran dana Rp5 juta sudah dibuka. Pengalaman saya bisa menjadi pelajaran bagi para nasabah. Sekian
Pejwan ya TS
0
64K
Kutip
4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan