yaMahmud51Avatar border
TS
yaMahmud51
Fenomena Habib "H A", pimpinan majlis Numus yang Diduga Cabuli murid2nya
[quote=]BARU-BARU ini media massa memberitakan tentang sosok habib muda berinisial HA yang dilaporkan melakukan perbuatan cabul terhadap sejumlah anak-anak usia belasan tahun. Secara lebih spesifik, Arrahmah.com edisi 08 Februari 2012 menurunkan berita itu dengan judul “Diduga Homoseks dan lakukan pencabulan, Habib H dilaporkan ke polisi”. Sedangkan yustisi.com edisi 08 Februari 2012 mendeskripsikan habib H dengan uraian “berwajah ganteng dan sering kerahkan massa”.

Meski media hanya menuliskan sosok habib tersebut dengan inisial H atau HA saja, namun kekuatan sistem gethok-tular (berita dari mulut ke mulut) yang dilakukan korban dan keluarganya, mampu menembus batasan-batasan yang dibuat berdasarkan etika jurnalistik dan azas praduga tak bersalah versi hukum pidana.

Apalagi sebelumnya, sekitar tanggal 05 dan 06 Februari 2012, seseorang yang menamakan dirinya jabonjaya pada sebuah forum media online, menurunkan obrolan tertulisnya secara agak panjang lebar. Obrolan itu dilengkapi dengan beberapa dokumen, termasuk foto sosok yang sedang dibicarakan. Bahkan, lembaga tempat si habib berkiprah pun disebut, meski hanya dengan inisial NM saja. Meski hanya inisial, namun karena dilengkapi dengan penyebutan lokasi yang jelas yaitu Kampung Kandang (Jagakarsa, Jakarta Selatan), maka semakin mudahlah proses identifikasi.

Sosok dimaksud tak lain tak bukan adalah Habib Has bin Ja’far bin Umar bin Ja’far Assegaf, atau biasa disingkat Habib Has Assegaf saja. Ia lahir di Kramat Empang Bogor, pada tahun 1977. Berarti kini usianya sekitar 35 tahun. [/quote]

[quote=]Kasus pelecehan seks yang dilakukan Has Assegaf ini sebelum diberitakan media massa, telah lebih dulu dibincangkan oleh jabonjaya di forum sebuah media online. Pada kesempatan ini, obrolan tertulis tersebut dimuat apa adanya. Namun, yang menyangkut hal-hal teknis seperti kaidah menggunakan huruf besar dan kecil kami terapkan. Begitu juga dengan singkatan kata yang lazim digunakan bahasa gaul, kami perjelas.

Senin 30 Januari (2012) lalu, serombongan ibu-ibu berjilbab menyewa angkot dari selatan Jakarta datang ke kantor MUI di sekitar Tugu proklamasi. Mereka adalah bekas jamaah sebuah majelis sholawat. Hampir dua bulan ini, para ibu itu berjuang membongkar kasus pencabulan yang dilakukan sang pemimpin majelis sholawat, berinisial HA.

Dalam laporannya ke MUI disebutkan, kasus pencabulan terhadap murid lelaki terjadi sejak tahun 2002 lalu di kampung kandang Jakarta Selatan. Namun, karena korbannya satu orang, kasus tidak dilaporkan. Orang tua korban tidak ingin kasus ini menjadi fitnah.

Rumor semakin kuat. sejumlah murid juga mengaku dicabuli, jumlahnya belasan murid lelaki usia 14-19 tahun. Mereka dioral dan mengoral sang habib. Bahkan, mereka diminta foto telanjang dan di-email ke habib cabul. Sampai akhirnya, awal November 2011, sang Habib sendiri mengaku di hadapan pengurus dan orang tua korban. Sambil memohon, si Habib mengaku bahwa pencabulan terhadap murid-murid lelakinya itu karena “hal-hal kewalian” yang diterimanya.

Tentu saja, para ibu dan orang tua korban tidak percaya. “Mana ada Wali mengumbar syahwat,” begitu umpat orang tua korban. Para korban pun akhirnya melaporkan kasus ini ke Komandan FPI Riziek Shihab, akhir november (2011). Namun, Si Habib cabul lebih gesit, dia melapor ke Riziek sehari sebelumnya. Si Habib Cabul, mengatakan akan ada fitnah buatnya.

Korban pun kecewa. Karena, Rizik yang biasanya garang, tiba-tiba adem ayem. Para pelapor juga mendapat teror. Bahkan seorang ibu yang gigih mengungkap kasus ini diberitakan telah mati dengan mata mendelik karena memfitnah sang habib cabul. Berita kematian si Ibu itu disebar lewat facebook murid setia si Habib.

Padahal, jelas-jelas si ibu tetap sehat wal afiat. Teror tidak berhenti di situ. Rumah Si ibu pemberani ini juga didatangi puluhan murid lelaki si habib. Di tengah malam, mereka masuk ke halaman rumah si ibu sambil memukul rebana dan menyanyi, menyebut sang ibu sebagai tukang fitnah.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya pertengahan Desember 2011. Belasan korban pencabulan siap bersaksi. Tapi polisi belum juga memeriksa sang habib. Sementara saat ini masih banyak abg lelaki yang menginap di rumah si habib.

Mengapa Kasus terpendam sekian lama? Di sebagian ummat Islam, masih percaya bahwa jika melaporkan kasus ini atau menceritakan tindakan kriminal seorang habib akan mendapat celaka. Tapi mereka juga tidak bisa menjelaskan darimana dalilnya, apa ayat dan hadistnya?

Padahal, Nabi Muhammad Saw saja, akan memotong tangan Fathimah, puterinya, jika mencuri. Lha, ini habib entah keturunan ke berapa, kok seakan-akan kebal hukum. Justru Rasulullah telah memberikan contoh persamaan di depan hukum.

Sebenarnya, majelis sholawat ini banyak diprotes oleh para orang tua. Sebab, acara berlangung mulai pukul 10 malam hingga pukul 01-02 dinihari. Apalagi, tempat yang berpindah-pindah. Para remaja putera-puteri senang saja karena bisa pulang subuh. Tapi apa dampaknya? Beberapa abg puteri hamil.

Di beberapa tempat seperti di daerah pejaten di dekat Republika, majelis ini sudah ditolak. Selain soal kasus pencabulan, juga soal perilaku murid-murid si habib cabul. Mereka tidak sholat Ashar, meski asik mendirikan panggung.

Selain pencabulan terhadap remaja lelaki, sang habib juga meminta murid wanitanya untuk mengirim foto telanjang ke HP-nya. Sang murid wanita bertanya kepada Si ibu pemberani itu. Namun, saat itu si Ibu yang juga pengurus majelis tersebut ragu, apakah benar itu permintaan si habib?

Keraguan sang ustazah berubah menjadi keyakinan setelah semakin banyak laporan. Dan semakin yakin setelah si Habib itu sendiri mengaku melakukan pencabulan karena tidak kuat menahan 1000 cahaya atau hal kewalian dalam dirinya di hadapan lima orang termasuk dirinya.

Tapi sang Ustazah bukanlah orang bodoh. Dia melihat begitu banyak bukti kelakuan murid-muridnya. Termasuk percakapan di facebook, antara si Habib dengan para murid yang sedang dibujuk untuk melakukan tindakan tak senonoh.


[quote=]Sungguh sangat mengherankan kenapa polisi belum segera menangkap si HA pimpinan majeleis NM, padahal sudah dilaporkan sejak 16 Desember 2011 lalu. 15 orang korban siap menjadi saksi. Pelakunya juga sudah mengaku berdalih karena kewalian di hadapan 5 orang saksi. Para pendukungnya juga sudah membenarkan ajaran sesat si habib, bahwa ada wali yang suka pegang payudara perempuan sembarangan di Yaman. Si Murid dungu juga sudah mengancam si ibu pemberani itu, tentu atas suruhan gurunya.

Setuju Ntarluq. Sebab Jika kasus ini tak terungkap, banyak orang-orang yang mengaku habib berbuat kriminal semaunya…

Anehnya lagi ada rekannya sesama habib juga percaya dan mengatakan bahwa si Habib cabul ini adalah Pilihan Allah untuk Ummat. Tentu saja pembenaran itu dijadikan alasan bodoh bagi murid-murid dungu si habib untuk membelanya.

Belum keluar di manapun. Karena korban ditakut-takuti buka suara dan dicekoki ajaran sesat kalo membuka kasus ini akan sial. Padahal si habib cabul itu yang pasti sial. Tapi bekas pengurus (NM) sudah melaporkan ke MUI tanggal 30 Januari 2012. Kalo ente ada teman wartawan, tanya aja ke Polda Metro. Sudah ada tuh laporannya tanggal 16 Desember 2012 (mungkin maksudnya 2011 -red). Kenapa belum ada di media? Kita lihat saja nanti….
(http://forum.kompas.com/megapolitan/...id-lelaki.html)[/quote][/quote]

[quote=]
Obrolan Jabonjaya itu terjadi pada tanggal 05 dan 06 Februari 2012. Beberapa hari kemudian, kasus Habib Has Assegaf ini muncul di media massa. Korban dan pelaku sudah diperiksa, namun polisi belum menetapkan Habib Has Assegaf sebagai tersangka, setidaknya sampai tanggal 08 Februari 2012.

Alasannya, Habib Hassan Assegaf melakukan perabaan (bukan pelecehan seksual) dalam rangka melakukan pengobatan alternatif. Begitu kata pihak berwenang. Kedua, pertama kali kasus ini terjadi pada 2002, namun mengapa baru pada akhir tahun 2011 dilaporkan? Begitu alasan aparat.

Keluarga korban menjelaskan, kasus tahun 2002 diselesaikan secara musyawarah. Namun itu tidak membuat Habib Has Assegaf insyaf. Kelakuannya makin merajalela, sampai akhirnya jatuh banyak korban. Salah satu korban dimaksud adalah adik kandung korban Habib Has Assegaf yang terjadi tahun 2002. Keluarga korban juga menjelaskan, kasus tahun 2002 tidak sekedar meraba-raba tapi dalam bentuk lainnya.

Kasus Habib Has Assegaf ini perlu diwaspadai, boleh jadi ia merupakan salah satu cara baru kalangan syi’ah menyerang umat Islam. Sebelumnya, umat Islam diserang melalui penetrasi budaya, nikah mut’ah, lulusan Qum, dan narkoba, kini diserang melalui penerapan penyimpangan seks (homosex dan free sex).


Kemunculan Habib Has Assegaf yang masih muda dan dalam tempo singkat bisa menjadi ‘konglomerat’ muda di lahan dakwah, tentu melahirkan tanda tanya besar, dari mana dana yang dia himpun? Kalau dari sumbangan suka rela jama’ah, dari penjualan buku-buku dan audio-visual (kaset, CD-DVD) dan sebagainya, rasanya hal yang sama sudah dijalani pihak lain. Namun tidak secepat itu.

Apakah pertumbuhan cepat lembaga-lembaga berbau paham sesat syi’ah –termasuk merebaknya sejumlah majlis taklim yang berbau syi’ah– di Indonesia beberapa tahun belakangan ini ada kaitannya dengan aktivitas bisnis haram seperti narkoba yang sejak pertengahan 2009 didominasi warga negara Iran? Wallahua’lam… (haji/tede/nahimunkar.com)[/quote]


sumber: http://nahimunkar.com/11067/fenomena...ari-majlis-nm/
0
69.4K
847
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan