Original Posted By InRealLife►Ketinggian. Saya ngerating White Castle 2/5...
Sementara karya Orhan Pamuk lain seperti Namaku Merah Kirmizi dan Salju buat saya 4/5.
Orhan Pamuk emang suka bereksperimen dengan cara bercerita. White Castle eksperimen gagal menurut saya.
nilai 2/5 ke bawah itu buku yg baru baca sepertiganya uda kulempar ga kuteruskan baca
IMO, artinya buku ini masih layak lah buat dibaca smpe habis...
ini gara2 kebiasaan hanya "judge a book by its cover"... emang susah ilangnya kebiasaan kayak gitu...
Judul: Write Stuff, The
Pengarang: Jahna N. Malcolm
Terbit: Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama ,2008 ,168 hal
Genre: Teenage, School, Romance
Harga : kurang tau, abisan minjem
Jujur aja, ketika saya menemukan buku ini, saya langsung jejingkrakan minta ampun \/
Ada yang (sok) penasaran bertanya kenapa?heheh
Bukan karena saya penggemar novel2 teenlit terjemahan, atau bukan karena saya senang menemukan buku baru di rak perpustakkan sekolah.
Tetapi karena saya senang melihat judulnya. The Write Stuff. Yang berarti buku ini lulus persyaratan BOOK REVIEW CHALLENGE di bulan Januari ini. Yipppiieeee !!!
Teenlit yang satu ini bercerita tentang Hannah Briggs, seorang siswi sekolah...(lupa) yang gemar berkuda dan mendaki gunung.
Hannah bersahabat dengan Rachel, bintang sekolah yang cantik, manis, gila, digandrung banyak cowok di sekolahnya, dan penuh kejutan! (pendapat ini saya ambil dari sudut pandang Hannah sendiri).
Lalu bagaimana kehidupan di sekolahnya? Semuanya berjalan normal, sampai ketika Dylan, anak baru impor (lagi, saya mengambil istilah Hannah) dari Inggris datang ke sekolah Hannah.
Hannah merasa cocok berbincang dengan Dylan dan berpikir bahwa Dylan lah Mr.Right-nya. Namun ternyata tidak demikian.
Pada suatu hai Dylan mengirimi Rachel sebuah email yang menyatakan bahwa Dylan terrtarik pada Rachel. Kontan saja hati Hannah kocar- kacir.
Rachel meminta Hannah untuk membalaskan email Dylan pula dengan alasan ia tak mampu untuk merangkai sebuah kalimat- kalimat indah.
Dylan pun tambah cinta pada Rach karena merasa cocok dengan isi email-email itu.
Padahal kenyataannya, Dylan seharusnya jatuh cinta terhadap Hannah-sang penulis email, bukan Rach! Jadi gimana dong? BACA AJA! (<<<<< persuasif=fail )
\t
Menurut teman saya yg baca sinopsisnya aja sih katanya mirip mujhse dosti karoge ceritanya.. Film india yang dibintangi Hritik Rosan itu loh!
Tapi gak saya iya-in, gak juga saya tidak-in. Karena ya memang saya belum nonton filmnya sih :. Ayo jangan malu-malu share aja kalo ada yg udah nonton .
Keseluruhan, teenlit ini ceritanya sama kayak teenlit2 lain (?).
Ya jadi gitu, ceritanya maniiiiiiiiiiiiiiiis deh. Terjemahannya asik, gak sulit dicerna kayak beberapa novel terjemahan lain yang pernah saya baca (apa itu karena saya yang sulit mencernanya ya?). Lalu buku ini recommended ga? kalo recommend kayak : GILA LO!LO harus baca buku yang GAUL GILA ini, soalnya asik BANGET GILA GOKIL abis!sih ya ngga juga, biasa aja deh.
Tapi kalo recommend ngga-nya hanya sekedar : bakalan nyesel sampe berlinang air mata gak sih karena baca buku ini?
Jawabannya..ya ngga.
Ceritanya gak hebring dan gak gak masuk akal kok..ini hanya sebuah teenlit yang manis saja. Jadi ya...2,75/5 mungkin
Original Posted By morsoforo►Pada suatu hai Dylan mengirimi Rachel sebuah email yang menyatakan bahwa Dylan terrtarik pada Rachel. Kontan saja hati Hannah kocar- kacir. Rachel meminta Hannah untuk membalaskan email Dylan pula dengan alasan ia tak mampu untuk merangkai sebuah kalimat- kalimat indah. Dylan pun tambah cinta pada Rach karena merasa cocok dengan isi email-email itu. Padahal kenyataannya, Dylan seharusnya jatuh cinta terhadap Hannah-sang penulis email, bukan Rach! Jadi gimana dong?BACA AJA! (<<<<< persuasif=fail )
ini mah mirip banget sama film mujhse dosti karoge
Sebelumnya ini pertama kali gw bikin review buku yang baru dibaca, jadi bermilyar2 maaf kalo jelek review an nya terima gajih
Ini buku ketiga dari series buku-yang-berjudul-musim yang dibuat oleh Ilana Tan. Sebenernya sih udah banyak yah yang ngereview buku ini. Tapi karena minimnya pengetahuan gw tentang judul buku yang berawalan 'W' ya jadinya buku ini aja yang gw review
Buku ini menceritakan seorang blasteran Indonesia-Jepang Ishida Keiko yang tinggal disebuah apato di Tokyo, Jepang. Suatu hari *cielah* Nishimura Kazuto balik dari New York buat ngelupain wanita yang dia cintai yang akan menikah. Bertemulah Keiko dan Kazuto. Mereka semakin dekat, dekat dan dekat.
Menurut gw pribadi, ceritanya simple tapi sayang mudah ditebak. Bahasanya ga kaya novel remaja2 lain, baku tapi santai. Perpindahan sudut pandang karakternya ga bikin pusing.
Overall buku ini pas dibaca pas lagi keadaan apapun karena cerita yang ga berat. 3.5/5 dari daku yang cupu ini
Daughter of Fortune (Putri Keberuntungan) by Isabel Allende
Spoiler for review:
Quote:
1849. Kabar tentang ditemukannya emas di California menyebar luas, melintasi batas-batas negara dan benua. Jutaan orang terjangkit Demam Emas. Para pemuda yang tergiur janji dan cerita-cerita tentang emas meninggalkan keluarga serta kekasih mereka tanpa pikir panjang. Daerah baru terbuka luas bagi para pendatang.
Eliza Sommers berusia enam belas tahun, jatuh cinta sepenuh hati, dan memulai perjalanan hidupnya. Meskipun belum pernah meninggalkan Valpara so, Chili, Eliza memutuskan untuk mengikuti jejak kekasihnya yang berburu emas ke California, ke daerah barat yang ganas. Dengan bantuan sahabat dan penyelamatnya, si dokter Cina Tao Chi'en, Eliza hidup di tengah masyarakat yang belum mengenal peraturan. Perjalanannya untuk mencari sang kekasih perlahan berubah arah, sampai akhirnya Eliza harus memutuskan siapa cinta sejatinya
nampaknya ini buku terjemahan amerika latin pertama yang gw baca
seperti diterangkan di review, inti cerita buku ini berkisah tentang Eliza Sommers yang rela menyebrang ke Amerika guna bertemu kekasihnya yang pergi kesana untuk mengubah nasib dengan menjadi penambang emas.
Eliza merupakan anak angkat dari keluarga Inggris kaya-yang menyebrang ke Chili-yang masih ABG, namun terlibat cinta terlarang dengan seorang kuli kapal yang kehidupannya sangat sengsara, sehingga sangat berbeda jauh dengan keinginan orang tua angkat Eliza untuk menjodohkan Eliza dengan anak dari keluarga bangsawan lainnya.
Joaquin-kekasih Eliza-tidak mengetahui bahwa Eliza adalam keadaan hamil ketika pergi meninggalkan Chili guna merubah kehidupannya yang sengsara. Eliza, yang cinta mati kepada Joaquin, ingin menyusul sang kekasih ke Amerika, dan berupaya pergi apapun cara dan resikonya, maka dimulailah petualangan ELiza dengan dibantu temannya Tao, seroang tabib dari China.
kehidupan yang keras ditemui Eliza di Amerika, sampai dia harus menyamar jadi laki2 akibat saking sedikitnya wanita yang ada di AMerika sana, sehingga penyamaran akan menjadi opsi yang lebih aman dibanding tetap jadi wanita, dan ditatap serta diingini berbagai macam pria.
petualangan Eliza di Amerika membawanya mengartikan cinta lebih luas, dan benarkan cintanya kepada Joaquin masih ada ketika akhirnya dia telah lama mencari jejak Joaquin??? silakan baca sendiri
====
buku ini terbagi menjadi 3 bab besar,seting buku ini di pertengahan 1800-an, sehingga gw mesti menebak2 seperti apakah suasana ketika dulu kala. sebenarnya, awal2 buku ini sangat membosankan, karena berisi terlalu banyak detail dan kisah2 dari tokoh2nya, dan perpindahan alur cerita di buku ini juga kurang jelas, sehingga harus sedikit review ke belakang untuk mengartikannya. konflik buku ini di tengahnya mulai memancing rasa ingin tahu, apalagi muncul suatu fakta baru yang tidak disangka2, dan banyaknya tokoh yang ternyata terkait pun makin menarik minat untuk membaca buku ini, sayangnya, ending buku ini sangat mengecewakan, tak ada kejelasan tentang tokoh2 yang tadinya diceritakan sangat detail di awal buku, sehingga banyak menimbulkan pertanyaan
Oi, mau dengar cerita baru, gak? mau syukur, gak mau benzol... (hi hi hi, tawaran yang mematikan!) Gini lho, ternyata si lupis, eh lupus tu' kena penyakit sandal jepit mania. Nah, lho pada gak tau, kan? itu lo, penyakit kegilaan akan sandal jepit, ke mana-mana tu' anak selalu always pake sandal jepit. Ke lapangan basket, ke rumah temen, atau juga ke pesta-pesta perkimpoian sodara yang orangtuanya agak mau ngertiin kekurangajaran tamunya... tapi sayang beribu sayang...Suatu ketika sandal jepit itu lenyap, nyap! padahal sendal jepit itu cukup centil lo...berwarna-warni... lantas, bagaimana dengan nasibmu, nak? baca... baca aja sendiri... seru deh!
lupus \/
yang gw baca cetakan ke2, masih tahun 1989
jujur aja, buku ini humor ama tebak2annya kurang dapet dibanding buku yang gw baca sebelumnya : sunatan masal. tebakannya cuma dikit, walaupun lawakannya masih lumayan lucu dan bat tersenyum
cuma yang mengganjal dari buku ini, kayanya hilman masih labil dalam penulisan kata ganti orang, ada yang pake aku kamu, kadang2 juga pake gue-lo, dan itu terjadi di satu bab yang sama. juga tentang pemanggilan mami, ditulisnya mami, tapi sayangnya, lulu & lupus manggilnya kok ibu??#galau deh
tapi mau dikritik apapun, bku ini tetap legendaris, gak bisa dikalahkan deh pokonya kegokilannya
bagian yang ngakak bacanya:
- Anto minta jambu sama mami lupus, ternyata jambu yang diambil banyak banget, dan itu buat buah tangan buat cewek incerannya, Svida, ada kali dua kantong plastik. jalanlah dia ke rumah Svida, setelah nyampe, Anto disuruh nunggu di teras sama pembantunya, dan di ters itu Anto ngeliat pohon jambu yang buah2nya bahkan berserakan di tanah
- seorang ibu minta teriak minta tolong gara2 motor boim berisik banget, sampe akhirnya si ibu bilang gini "dasar orang gak tau diri. naik motor pelan banget, suaranya doang yang kaya jet. sialan, aye udah minggir , motornya belon lewat. ancur deh cucian aye, kedepak!"
Judul : We Make The Road by Walking, percakapan tentang pendidikan antara Paulo Freire dan Myles Horton.
Halaman: 36+188
Tahun : 2012
Spoiler for review:
Buku We Make The Road By Walking; Myles Horton dan Paulo Freire memang bukan buku yang biasa. Dalam buku bersampul biru ini, kedua pemikir pendidikan dan perubahan sosial ini saling bercakap dan mengemukakan gagasannya tentang pendidikan dan pergerakan.
Yang menarik perhatian dari buku ini ialah, bagaimana dua tokoh pendidikan yang berbeda latarbelakang sosial budaya mempunyai kesamaan idealisme. Persamaannya, yakni perlunya kemerdekaan setiap manusia untuk mengembangkan dirinya serta pentingnya pendidikan sebagai jalan mewujudkan proses tersebut.
Paulo Freire, selama ini dikenal sebagai tokoh pendidikan asal Brazil, sebuah negara di kawasan Amerika Latin yang dikenal sebagai negara miskin dan sistem pemerintahannya yang bercorak diktator. Ia merupakan salah seorang pelopor gerakan Teologi Pembebasan di Amerika Latin yang muncul periode tahun 60an. Freire menentang kekuasaan diktator militer dan juga Gereja yang dinilainya tidak berpihak pada kaum miskin, yang mayoritas bekerja sebagai buruh.
Sedangkan Myles Horton seorang pria yang lahir di wilayah Amerika Serikat, tepatnya di wilayah Tennesse. Daerah tersebut terkenal dengan sejarah penindasan dan perbudakan yang panjang, serta struktur ekonomi yang didominasi kaum kulit putih kaya. Hal tersebut sejalan dengan struktur masyarakat yang hidup di bawah bayang-bayang WASP (White Anglo Saxon Protestant) yang sangat rasis.
Sebagai produk dari periode Depresi Besar sekitar tahun 30an, Horton menyaksikan bagaimana banyak masyarakat Amerika yang tinggal di wilayah miskin mengalami kesulitan. Banyak warga yang terusir dari tanah kelahirannya dan pergi ke kota-kota besar untuk bekerja sebagai buruh industri. Tak tahan dengan keadaan masyarakat yang selalu ditindas, tahun 1932 Horton mendirikan Sekolah Rakyat Highlander di Tennesse yang fokus pada pemberdayaan masyarakat akar rumput.
Selain berbeda negara dan latar belakang budaya, perbedaan lain antara Horton dan Freire, terdapat dalam kerja-kerja mereka dalam merealisasikan ide-ide pendidikan kritis yang diusungnya. Sebagai seorang akademisi yang sangat teoritis, Freire banyak berkutat di ruang-ruang akademis yang formal, seperti sekolah dan universitas. Ia juga menerbitkan buku-buku yang berisi pemikirannya seperti Pendidikan Kaum Tertindas dan Pendidikan sebagai Proses Pembebasan. Freire percaya, untuk mengubah struktur masyarakat yang penuh dengan ketimpangan, Ia harus masuk dalam sistem tersebut.
Sebelum terusir dari Brazil, Freire merupakan Menteri Pendidikan Brazil tahun 1960. Ia menggagas program pendidikan buta huruf nasional di Brazil. Selama empat tahun menjabat, Freire berhasil melaksanakan program tersebut dengan menjangkau 5 juta jiwa yang dilepaskannya dari buta huruf. Namun, kudeta militer di tahun 1964 memaksa Freire hengkang dari negaranya. Oleh pemerintahan militer, programnya dianggap sebagai ide-ide komunis. Ia pun menjadi pelarian hingga akhirnya menetap dan bekerja di Amerika sebagai pengajar di Universitas Harvard.
Tak jauh berbeda dengan Freire, Horton juga mengalami intimidasi oleh penguasa kulit putih di wilayah Tennesse. Sekolah Highlander yang dibidani oleh Horton berhasil menyebarkan gagasan kesetaraan hak antara kulit hitam dengan kulit putih melalui Sekolah Kewarganegaraan yang tersebar diberbagai tempat.
Sekolah tersebut menjadi tempat bagi pemimpin serikat pekerja,komunitas kulit hitam untuk berbagi pengalaman atas ketertindasan mereka dan mengajarkan baca tulis bagi orang-orang kulit hitam untuk dapat memeroleh hak memilih dalam pemilu. Bisa baca tulis merupakan syarat dasar untuk mengikuti pemilu. Mempunyai hak untuk memilih tentunya menjadi basis kekuatan politik bagi komunitas kulit hitam untuk melawan terhadap struktur kulit putih yang menindas.
Atas dasar itu, pada tahun 1954, pemerintah kulit putih yang dipimpin oleh McCarthy dan Senator James Eastland yang juga pemilik perkebunan di Mississipi menangkap Horton dengan tuduhan penyebaran gagasan komunis lewat Sekolah Highlander. Sekolah Rakyat Highlander diobrak-abrik, ditutup dan asetnya disita. Kedekatan Horton dengan Martin Luther King Jr dan Rosa Parks yang merupakan aktivis gerakan hak sipil dijadikan dasar untuk menuding Horton sebagai aktivis komunis. Penyerangan dan pembredelan itu tidak membuat Horton jera, Ia kembali mendirikan Sekolah Rakyat Highlander di Knoxville, lalu ke New Market.
Kebencian terhadap ketimpangan dan ketidakadilan sosial membuat mereka tetap bertahan dengan ide-ide perjuangannya. Nilai dasar perjuangan yang dipegang Horton dan Freire tak bisa dilepaskan dari pemikiran Marxisme dan nilai-nilai Katolik. Horton mengaku terpukau dengan cara Marx menganalisa masyarakat dan pengabdiannya terhadap si miskin. Hal tersebut dibenarkan oleh Freire. Namun Freire mengatakan kalau realita dan rakyatlah yang mengantarkannya pada Marx.
Kenyataan penderitaan, dominasi dan eksploitasi yang hebat meyakinkanku pada ajaran Marx. Kami harus mengubah struktur masyarakat, terang Freire (hal 181). Meskipun menerima ajaran Marx, Freire mengakui hal tersebut tidak serta merta melepaskannya dari ajaran Kristus. Cinta kasih terhadap sesama yang terkandung dalam nilai-nilai Katolik selaras dengan proses pembebasan manusia oleh Marx.
Bukan Hal Baru di Indonesia
Sebenarnya, proses pendidikan yang dilakukan oleh Myles Horton sendiri bukanlah hal yang asing bagi rakyat Indonesia. Tan Malaka, tokoh komunis dan pergerakan Indonesia juga melakukan hal yang sama dengan Horton. Bahkan, Tan telah mendahului Horton dengan mendirikan Sekolah Serikat Islam untuk anak-anak aktivis Serikat Islam. Visi dari Sekolah Serikat Islam yang didirikan oleh Tan ialah meneguhkan kekuasan rakyat dengan menerapkan pendidikan kerakyatan.
Di era saat ini, metode pendidikan yang diusung oleh Myles Horton, Paulo Freire maupun Tan Malaka dapat dikategorikan sebagai pedagogik kritis atau pendidikan kritis. Pedagogik kritis menekankan pada refleksi atas segala sesuatu hal yang ada di dalam maupun luar kelas. Sehingga tujuan dari pendidikan ialah memproduksi kesadaran kritis guna mengembalikan kemanusiaan manusia.
Proses pendidikan yang memanusiakan manusia tentunya dapat membentuk kesadaran kelas, kesadaran gender atau kesadaran-kesadaran kritis yang lain. Sehingga, dengan kesadaran kritisnya manusia akan dapat membongkar tatanan atau relasi sosial yang tidak adil. Hal ini semakin mempertegas kalau pendidikan merupakan bagian dari proses transformasi sosial, yang artinya pendidikan atau pedagogik kritis adalah kerja-kerja politik.
Menariknya, jika Freire, Horton dan Tan dulu mengkritik keras soal sekolah yang sarat dengan diskriminasi sosial, di Indonesia justru malah menyuburkannya. Hal itu dapat disaksikan dengan kemunculan sekolah-sekolah internasional atau berstandar internasional. Tak hanya tarafnya saja, tapi juga tarifnya.
Sadar atau tidak, kita seperti kembali ke masa kolonial saat pendidikan atau sekolah dikotak-kotakan. Antara pribumi dengan kaum priyayi atau bangsa-bangsa asing. Hal ini menunjukkan kemunduran bangsa ini. Padahal sudah sangat jelas bagaimana Tan dan Ki Hajar Dewantara mencoba membangun pondasi bangsa ini dengan pendidikan kerakyatan yang antikolonial itu.
Menimbang buku, bukan hanya masalah tebal tipisnya halaman atau kategori keindahannya, melainkan informasi yang ditawarkan atau dikandung buku tersebut. Buku ini bisa juga dikategorikan sebagai memoar atau atotobigrafi dari kedua tokoh tersebut. Lepas dari itu semua, We Make The Road By Walking menyodorkan sebuah pengalaman sejarah, bagaimana sebuah perubahan sosial harus diperjuangkan.
Wahyu Arifin, Pustakawan di Pustaka Transformasi, Rawamangun
yang mau bukunya PM aja gan, ane kasih syaratnya nanti. gratis kok.
abis bikin thread quiz belum diapprove-approve.
Ternyata gosip itu lebih kejam dari pembunuhan. Iya, soalnya gara-gara gosip, Miranda yang sekelas sama Lupus dituduh yang enggak-enggak. Bisa dipake lah, cewek murahan lah, atau hal negatif lainnya. Jelas Lupus yang tau siapa Miranda sebenarnya, nggak rela dong Miranda dicap kayak begitu. Tapi apa usaha Lupus untuk meyakinkan temen-temennya untuk tidak meniupkan kabar burung itu?Dan gara-gara gosip juga, ada paparazzi yang sering mengintai Kafe Mila, karena dinsinyalir banyak selebritis suka makan di situ. Tapi yang paling gawat dari semuanya, gara-gara Val Kilmer dan Cindy Crawford berlibur ke Bali, Lupus bela-belain menyusul ke sana, sampai terjadi persaingan ketat dengan wartawan tabloid setempat.Tapi apa gosip-gosip itu betul? Tak ada cara lain untuk membuktikan selain membaca buku kocak yang full ngocol ini.
lupus \/
buku ini humornya udah mulai agak garing,mungkin gara2 udah mulai dewasa kali ya Hilman-nya
buku ini merupakan cerita dari sinetron lupus yang pernah ditayangin di indosiar dulu, jadi jangan heran klo nama indosiar sering disebut2 disini. buku & sinetronnya sangat mirip jalan ceritanya, jadi yang pernah nonton sinetron lupus mungkin masih inget jalan visual dari sinetronnya jika membaca buku ini.
bercerita tentang lupus yang jadi wartawan lepas majalah Hai, dia bertugas ke bali untuk meliput kehadiran Cindy Crawford ama Val Kilmer yang gosipnya datang ke Bali. sebenarnya Lupus juga kepaksa ke Bali, gara2nya Mami gak rela lulu berangkat sendirian ke bali. di bali, tak sengaja mereka bertemu boim & gusur yang bermodal 5000 perak doang buat berangkat ke bali dengan menumpang mobil bak terbuka dan mereka pun sengaja tak mau memberitahu anak2 soal keberangkatannya, biar surprise
ada juga cerita lainnya, tentang konser GIGI, dimana band ini sedang sangat digandrungi waktu itu, jadi tiketnya pun merupakan barang yang berharga untuk didapatkan. cerita2 anak2 tentang perjuanga mendapatkan tiket GIGI ini yang jadi inti buku ini, dan balik lagi, yang dulu pernah nonton sinetronnya, pasti masih agak inget deh
Pagan Moore doesn't cheat Death, but instead, falls in love with him.
Spoiler for Sinopsis:
Buku ini menceritakan tentang seorang cewek bernama Pagan Moore yang punya 'kemampuan' buat ngeliat jiwa2 orang yang udah mati.
Suatu ketika dia ngeliat seorang cowok dengan seringai seksinya tapiii masalahnya cowok seksi itu tenyata jiwa orang yang udah mati.
Kematian Pagan sudah dekat. Tapiiii bagaimana kalo ternyata cowol seksi itu bukan jiwa biasa dan Pagan jatuh cinta sama dia?
4/5 buat buku ini. Endingnya bikin penasaran.
Yang suka baca novel fantasy kudu baca ini buku
Buku kedua dari Trilogi the hunger games masih menceritakan tentang katniss yang jadi juara di hunger games (ke berapanya gw lupa). Nah disini pada halaman2 yang awal sampe 200 an lebih menceritakan tentang ke galauan katniss yang dia diancam sama presiden capitol soal pemberontakan secara tidak langsungnya.
di bab 200 selanjutnya sih gw bilang udah lumayan seru.. tapi masih tidak seseru buku yang pertamanya sih.
alurnya di bab2 awal lambaaaat banget.. masuk ke halaman berikutnya baru signifikant menjadi lebih cepet. pengenalan karakternya sendiri ngga terlalu banyak.. ada beberapa pemain quirel nya yang dikasih tau dengan nama distrik mereka. jadinya ngga terlalu pusing banget
selain itu ada kebingungan antara permainan hunger games sama quirel quaretel.. karena quirel itu kumpulan para pemenang hunger dan di buku ini ngga neyebutin quirel tapi hunger games.. disini gw bingung dan gw coba ngga ambil pusing jadi gw baca deh
nah masuk ke bab terkahir ada bagian yang bisa dibilang ooooOOOOooooo..gitu deh.. ini sih dari pandangan gw sih heheh
Sesudah Perang Dunia II, banyak gadis berbakat di New York mengejar kesempatan untuk meraih ambisi. Lucia Sartori, si cantik dari Greenwich Village, adalah salah satunya. Didukung keluarga dan kekasih yang mencintainya, ia bekerja untuk perancang busana di depstor terkenal di Fifth Avenue.
Namun hidup Lucia terguncang ketika ia bertemu John Talbot, pengusaha tampan yang menjanjikan kehidupan mewah di kalangan uptown, seperti yang hanya ia baca di kolom-kolom sosialita. Terbelah antara cintanya pada keluarga dan impian pribadinya, Lucia terlibat dalam skandal yang mengungkap banyak rahasia, membahayakan kariernya, dan mengancam nama baik keluarga Sartori.
buku apa ya ini jenisnya? susah didefinisikan
tentang kisah orang italia di tanah amerika, buku ini bercerita tentang cerita seorang nenek (Aunt Lu alias Lucia) kepada Kit tentang kehidupan masa lalunya. ya, jadi buku ini flashback tentang kehidupan Lucia di masa lalu, setelah PD, sekitar 1950an.
Lucia seorang anak bungsu perempuan, mempunyai 4 orang kakak laki2, dan orangtua yang memiliki toko grosir di NY, adik ipar si ayah yang notabene tidak akur dengan si ayah gara2 harta warisan, akhirnya menyumpahi Lucia untuk tidak pernah bahagia dalam kehidupan cintanya. mungkin sumpah tersebut tidak sungguh2, tapi ternyata efeknya sangat dahsyat, sampai2 Lucia 2 kali gagal menikah 2x, gara2 ketidakcocokan dengan calon mertua dan gara2 dibohongi sang kekasih tepat pada hari pernikahan mereka akan diselenggarakan.
sebenarnya gw udah nebak2 pernikahannya bakal batal, tapi di dalam hati gak pengen hal itu jadi kenyataan, karena bisa membuat buku ini gampang tertebak, tapi akhirnya kenyataannya memang Lucia lagi2 gagal menikah, setelah dia benar2 jatuh cinta dan menyerahkan segalanya buat sang calon.
banyak konflik keluarga di dalam buku ini, mulai dari "kecelakaan" pacar sang kakak tertua, sampai konflik antara orangtua dan anak mengenai jalan hidup yang ingin ditempuh oleh sang anak.
ada pula bagian yang mengharukan di buku ini, yaitu ketika si ayah meninggal dunia, dan sang adik yang sudah sekalian lama tidak akur dengan si ayah, akhirnya datang dan mereka berbaikan menjelang ajal sang ayah.
sayangnya, buku ini agak membosankan, juga terkesan seperti buku resep, banyak resep makanan yang dicantumkan di buku ini, yah, mungkin memang sebenarnya resep2 itu bisa dipraktikan kalo pengen
JUDUL : The Windflower PENGARANG : Sharon and Tom Curtis
PENERBIT : Gagas Media
TEBAL : 634 halaman
Windflower(Anemone Nemorosa) adalah tanaman yang berbunga pada awal musim semi. Tanaman tersebut beracun bagi binatang dan manusia, tetapi juga bisa digunakan sebagai obat. Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung protoanemonin, yang bisa menyebabkan iritasi berat pada kulit, membuat mulut dan tenggorokan terasa terbakar, mual, muntah - muntah, mulut terasa getir dan muntah darah.
Buku ini masuk dalam kategori Historical Romance dan bersetting tahun 1813 di Amerika saat kepemimpinan Presiden James Madison, presiden AS ke-4.
Ceritanya tentang seorang gadis bernama Merry Patricia Wilding yang berdarah separuh Amerika dari ayahnya dan Inggris dari ibunya. Ia tinggal di sebuah rumah mewah yang suram dengan bibinya yang bernama April. Ayahnya memutuskan pergi dari rumah dengan membawa kakak Merry setelah ibunya meninggal saat Merry masih kecil. Kehidupan Merry sangat membosankan karena bibinya tidak memperbolehkan ia bergaul dengan warga sekitar rumah mereka. Kehidupannya berubah drastis saat ia diculik ketika menumpang Kapal Guinevere dalam perjalanan ke Inggris. Dalang penculikan adalah seorang bajak laut bernama Devon Crandall yang mengira Merry adalah teman wanita dari Michael Granville, musuh bebuyutannya. Dan sungguh tidak disangka, Devon adalah pria yang Merry temui saat ia menyamar sebagai wanita hamil untuk membantu kakaknya menggambar wajah seorang penjahat di sebuah bar.
Lalu bagaimanakah nasib Merry dan siapa sebenarnya Devon Crandall? Apa yang membuat Devon dendam pada Granville?
===============================
Sebenarnya saya sedikit terpaksa membaca buku ini. Dikarenakan waktu sudah mepet, mau tidak mau saya selesaikan juga Ceritanya agak bertele-tele dan meskipun ada unsur sejarahnya yaitu Perang antara Inggris dan Amerika, unsur romancenya lebih mendominasi.
Judul : Whisper (Bisikan)
Pengarang : Phoebe Kitanidis (2010)
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Harga\t : Rp 44.800,00 (Gramedia Depok, per tanggal 16 Januari 2012)
Rate : 7/10
Resensi :
1. Sinopsis
Spoiler for Klik Untuk Lihat Sinpospis Cerita:
\tBuku ini menceritakan tentang Joy, seorang gadis yang memiliki kemampuan mendengar Bisikan, yang sebenarnya adalah hal-hal yang dipikirkan oleh orang lain di kepala mereka.
\tTidak hanya Joy, kemampuan ini juga dimiliki oleh kakaknya, Icka, Mom, dan seluruh anggota keluarganya dari garis keturunan wanita. Namun begitu, Joy dan Icka memiliki pandangan berbeda dengan kemampuannya itu. Joy menganggap bisikan itu sebagai anugerah, yang dimanfaatkannya untuk menyenangkan orang lain, sehingga ia memiliki banyak teman. Sementara Icka menganggapnya sebagai kutukan, karena dengan kemampuan itu, ia bisa mendengar segala kepalsuan dan kemunafikan dari orang-orang di sekitarnya. Termasuk kemunafikan yang dilakukan oleh teman-teman Joy. Dalam urusan ini, Joy hanya menganggap kakaknya iri karena tidak memiliki teman, karena kalaupun benar apa yang dikatakan Icka, harusnya Joy bisa menyadarinya dari bisikan-bisikan yang diterimanya.
\tBerulang kali, Icka mengatakan kepada adiknya itu, bahwa kemampuan pendengarannya akan berkembang, dan ia akan mampu mendengar hal-hal buruk yang tak pernah didengarnya sebelumnya. Seperti yang dialami Icka. Tapi Mom, selalu meyakinkan Joy bahwa pendengarannya tidak akan berkembang lagi.
\tApa yang diucapkan Icka mulai terbukti, sehari setelah ulang tahunnya. Joy mendengar bisikan-bisikan buruk tentang dirinya yang tak pernah didengarnya sebelumnya. Bahkan bisikan itu berasal dari pikiran teman-temannya. Tak hanya itu, radius pendengarannyapun berkembang, sehingga semakin banyak bisikan yang memenuhi kepalanya, terutama jika ia berada di tempat ramai. Joy mulai menyadari bahwa apa yang dikatakan Icka benar, dan itulah sebabnya Icka selalu meyendiri.
Joy bermaksud bertanya pada Icka. Tapi hal yang tak diinginkan menimpanya. Icka menghilang. Mom menceritakan bahwa Icka sedang berkunjung ke Universitas. Tapi belakangan Joy menyadari bahwa Mom berbohong dan menyimpan rahasia yang seharusnya diketahuinya. Joy bisa mendengar Icka berbisik kepadanya dari koa yang sangat jauh. Aku ingin membunuh Pendengaranku dan membunih diriku sendiri kalau memang itu yang harus kulakukan, kata Icka dalam bisikan itu. Dan bisikan itu mengantarkan Joy untuk menyeberangi kota di tengah malam, ditemani Jamie, seorang yang juga memiliki kemampuan spesial, yaitu bisa merasakan emosi orang di sekitarnya.
Pencarian itu berakhir di sebuah rumah pengedar narkoba. Dan setelah menggali informasi dari dua orang penghuni rumah itu, Joy tahu bahwa Icka kini tengah dirawat di rumah sakit karena overdosis. Beruntung nyawa Icka bisa diselamatkan.
Barulah ketika mereka bertemu, Joy sadar bahwa apa yang dilakukan Icka selama ini adalah untuk menolongnya agar tidak mengalami apa yang dialami Icka, yaitu mendengar hal-hal buruk.
2. Catatan
Spoiler for Klik Untuk Catatan:
a. Cover buku menarik, meskipun sepertinya tak cukup mewakili isi cerita.
b. Ide dan alur cerita menarik. Meskipun sudah banyak buku yang menawarkan fantasi bisa mendengar pikiran orang lain, namun cerita ini menyajikan cara berbeda untuk mendengar pikiran orang lain.
c. Kemunculan tokoh Jamie, sebagai sang penyelamat, kurang kuat. Tokoh ini seakan dipaksakan untuk masuk ke dalam cerita, sehingga terasa aneh ketika tiba-tiba ia menjadi salah satu tokoh penting di akhir cerita. Dan sayangnya, di endingnya pun, Jamie kembali tak diperhatikan.
d. Klimaks juga terasa kurang greget. Harusnya cerita bagaimana menemukan Icka dibuat lebih dramatis, dan agak sulit, dan diperlihatkan bagaimana Icka dan Jamie memanfaatkan kemampuan mereka. Tapi sayangnya, dalam pemecahan masalah ini, kemampuan mereka tak banyak digunakan. Terutama Jamie.
e. Jadi intinya, saya pribadi akan lebih senang, jika tokoh Jamie lebih dihidupkan.
f. Untuk penerbit ukuran Elex Media Komputindo, harusnya kesalahan EYD dan penulisan kata harus sudah sempurna, tapi kenyataannya banyak kata yang masih salah ketik. Hampir 20 kata salah ketik, dan itu sangat mengganggu proses membaca.
Judul : Winter In Tokyo
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 320 halaman
\t
Apakah kau bisa melupakan Akira... dan mulai benar-benar melihatku?" Kalimat yang diucapkan Nishimura Kazuto membuat Ishida Keiko terkejut dan tidak percaya. Tapi ada rasa bahagia di sana diantara kebimbangan hatinya.
***
Kazuto, seorang fotografer yang memutuskan untuk tinggal di Tokyo, menjauh dari New York. Menjauh dari seseorang yang disukainya, Iwamoto Yuri. Wanita yang disukai Kazuto lebih memilih untuk menikahi sahabat Kazuto.
Tokyo, kota yang dipilih Kazuto untuk menyembuhkan luka di hatinya ternyata mempertemukan dia dengan Keiko. Seorang gadis manis keturunan Indonesia Jepang yang selalu ceria. Ada sesuatu yang berbeda setiap kali berada di dekatnya. Segalanya jadi menyenangkan. Mereka tinggal di apartemen yang sama. Sebuah apartemen sederhana namun penuh kekeluargaan diantara para penghuni. Benih-benih cinta mulai tumbuh seiring kebersamaan mereka.
Kisah cinta ini memang tidak mulus. Ada Kitano Akira, cinta pertama Keiko tiga belas tahun yang lalu, yang kembali hadir dalam kehidupan Keiko dan membalas rasa itu. Ada Yuri yang tiba-tiba datang ke Tokyo dan menanyakan perasaan Kazuto terhadapnya selama ini. Amnesia yang diderita membuat Keiko menghilang sementara dari pikiran Kazuto. Sebuah perjalanan cinta yang tidak mudah. Namun, kekuatan cinta memang dahsyat.
Akhir yang manis sesuai harapan pembaca.
Alur cerita Ilana Tan memang bisa saya tebak dari awal. Tiap kejadian dan scene yang akan dipaparkan bisa dengan mudah saya duga sebelumnya. Termasuk epilog yang mengisahkan masa kecil Keiko, Kazuto dan Akira. Masa ketika Keiko merasakan cinta untuk yang pertama kali dan cinta itu masih terasa sama hingga dewasa. Jadi saya tidak mendapatkan kejutan sama sekali. Jalan ceritanya ringan, mudah dipahami dan mengangkat kisah cinta yang sering terjadi di sekeliling kita. Sekilas, tema yang diangkat juga sering dijadikan sinetron atau serial televisi di negara ini. Sesuai dengan judul, novel ini mengambil setting di Jepang pada musim salju yang menambah keromantisan cerita. Pembaca diajak menikmati dinginnya salju dan menjelajah sudut-sudut kota Tokyo. Menarik. Lumayan untuk mengisi waktu luang dengan bacaan yang tidak terlalu berat.
Rate 2.8/5
Catatan pribadi. Faktor usia berpengaruh besar dalam menikmati novel ini. Jika saja saya masih remaja, pasti akan menyukai tema-tema cinta yang berakhir manis. Ah, sayang saya sudah tidak remaja lagi
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.