Quote:
INILAH.COM, Banjar - Aksi sekitar 50 anggota Front Pembela Islam (FPI) Kota Banjar mengobrak-abrik beberapa warung nasi dan pedagang baso yang buka saat bulan suci Ramadaan, berujung ricuh pada Minggu (21/8/2011).
Dalam aksinya, puluhan anggota FPI yang menyisir warung nasi mau pedagang bakso yang berjualan di siang hari, berlangsung anarkistis.
Ngaenah (40) bersama suaminya Jana (43), salah satu pedagang bakso di Jalan Kenanga menjadi amukan puluhan massa FPI hingga gerobak miliknya hancur.
Sebentar lagi kan lebaran, saya perlu makan perlu resiko (biaya), apalagi sekarang serba mahal, daripada nyolong, ungkap Ngaenah kepada INILAH.COM di lokasi kejadian.
Menurut dia, puluhan anggota FPI itu langsung menyerang dan merusak gerobak dagangan mereka tanpa berkata apa-apa. "Datang-datang mereka langsung merusak gerobak. Saya juga kenal sama santri-santri itu karena mereka tetangga saya, paparnya
Massa FPI merusak gerobak para pedagang menggunakan kayu tongkat. Bahkan Jana sempat kena pukul oleh salah seorang anggota FPI. "Saat itu, saya hanya bisa pasrah melihat perusakan gerobak oleh FPI. Semoga kelakuan santri-santri itu dibalas sama Allah, ucap Jana.
Sementara itu, Ketua FPI Kota banjar Ujer Jamaludin mengaku, apa yang dilakukan anggotanya itu di luar kendalinya. Diduga aksi itu terjadi karena ada provokasi. Karena pada awalnya, aksi tersebut hanya memberikan imbauan kepada pedagang yang berjualan di siang hari.
Secara pribadi saya sangat menyayangkan terjadinya aksi tersebut. Aksi massa FPI yang diluar kendali itu diduga ada provokasi, ujar Ujer kepada wartawan di kediamannya seusai berkordinasi dengan perwakilan pedagang.
Dia menegaskan, tindakan anarkistis seperti pengrusakan dan pemukulan, tidak dibenarkan dalam hukum Islam dan negara. Jika kalian merasa dianiaya atau dirugikan oleh oknum FPI, silahkan anda laporkan ke pihak kepolisian, tegasnya.
Kapolresta Banjar AKBP Teddy Hermansyah pun menyayangkan. insiden pengrusakan disertai pemukulan yang dilakukan massa FPI tersebut. Sebelum bulan puasa, kami telah berkordinasi dengan berbagai pihak agar tidak melakukan sweaping secara sendiri-sendiri, terang Teddy kepada wartawan di Mapolresta Banjar.
Jika ada warga yang melaporkan kejadian pengrusakan dan pemukulan, Teddy berjanji akan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
http://www.inilahjabar.com/read/deta...berujung-ricuh
Sebentar lagi kan lebaran, saya perlu makan perlu resiko (biaya), apalagi sekarang serba mahal, daripada nyolong, ungkap Ngaenah
"Kami memang salah berjualan di siang hari. Tapi kenapa cara penertiban yang dilakukan para kiai (FPI) itu seperti itu," kata salah seorang pemilik warung Nuriyah dengan linangan air mata, karena pintu warungnya rusak.
FPI itu JAHAT......
Quote:
Original Posted By firewallshop►
tp ane juga ngebayangin gimana nasib tukang bakso yg gerobaknya dihancurin, bikin gerobak baru sekitar 1.5jtan,kalo benerin aja mungkin habis 500ribuan,tp kan dia jd ga bisa jualan untuk sementara waktu...
ga kebayang gimana nasib anak2nya...