- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
All about hamil - kumpul disini
TS
KikankoiN
All about hamil - kumpul disini
Mo sekedar sharing nih.. siapa tahu berguna
Salah satu faktor penting dalam kehamilan adalah pengaturan berat badan.
Di Indonesia, berat badan ideal calon ibu saat mulai kehamilan, yaitu antara 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg, sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dulu hingga mencapai 45 kg sebelum hamil. Begitu juga sebaliknya, bila berat badan lebih dari 65 kg, sebaiknya diturunkan sampai di bawah 65 kg sebelum hamil.
Kenapa harus begitu? Karena berat badan calon ibu yang kurang dari 45 kg atau lebih dari 65 kg akan membuat kehamilan menjadi berisiko, baik bagi janin, juga pada diri ibu sendiri. Berat badan calon ibu yang kurang (underweight) atau berlebih (overweight), sama-sama berisiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu besar kemungkinan akan terganggu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya.
Ibu dengan BB berlebih bisa mengalami perdarahan atau keracunan kehamilan. Mula-mula tensi darah naik, bengkak di kaki, ginjal bermasalah, akhirnya keracunan kehamilan. Pun, saat bersalin kemungkinan terjadi komplikasi.
Nah bagaimana kalau ibu sudah telanjur hamil sementara BB tidak ideal? Ini dia jalan tengahnya. Semoga membantu!
SPESIAL UNTUK SI KURUS
Risiko yang mengintip:
- Risiko tinggi melahirkan bayi yang kurang berat.
- Mungkin mengalami perdarahan semasa bersalin.
- Risiko tinggi melahirkan anak tidak cukup bulan serta cacat kongenital (bawaan).
- Penelitian penunjang:
Menurut studi yang dilakukan London School of Hygiene & Tropical Medicine, besar kemungkinan (hingga 72%) ibu hamil yang kurang berat badannya mengalami keguguran di tiga bulan pertama. Hal senada diungkapkan oleh tim peneliti di Inggris. Perempuan bertubuh kurus rentan mengalami keguguran saat kehamilan.
Pada studi kasus yang dilakukan tim peneliti terhadap 603 wanita yang BMI-nya kurang dari 18,5 dan pernah keguguran saat janin berusia 13 minggu, setelah BMI-nya naik, sebanyak 116 wanita berhasil melewati trimester pertama kehamilannya dengan lancar.
BMI adalah Body Mass Index, yakni berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. BMI yang digolongkan normal berkisar 18,5-23,0 sedangkan BMI lebih dari 25,0 tergolong obesitas.
Apa yang harus dilakukan?
Keguguran bisa dihindari jika calon ibu yang terlalu kurus rajin mengonsumsi suplemen asam folat, zat besi, dan vitamin lainnya. Aturlah porsi makan dengan baik (kalau perlu mintalah saran pada ahli gizi) untuk memperoleh kenaikan BB yang dibutuhkan. Rasa mual dan kemungkinan muntah dapat dikurangi dengan mengonsumsi jahe dan buah-buahan segar. Hati-hati, muntah berlebih dapat menurunkan BMI. Jadi, perhatikan juga jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air---baik air minum, jus, atau makanan yang mengandung kadar air tinggi---selain mudah mengenyangkan juga pada sebagian ibu memancing timbulnya rasa mual.
SPESIAL BUAT SI GEMUK
Risiko yang mengintip:
Tekanan darah tinggi.
Sakit gula (diabetes).
Sulit menduga usia kehamilan karena ovulasi atau pelepasan telur dari kandung telur sering tidak teratur bagi wanita gemuk.
Sulit menentukan usia kehamilan melalui ketinggian fundus atau puncak rahim karena tertutup lapisan lemak.
Sulit menentukan ukuran dan posisi janin secara manual, jadi perlu bantuan teknologi demi mencegah bayi sungsang.
Janin ikut bertumbuh besar, sehingga sulit melahirkan secara spontan, bahkan melalui sesar pun akan mengalami kesulitan ketika dilakukan pembedahan dan pemulihannya karena dinding perut yang tebal.
Meningkatkan risiko kecacatan bayi.
Penelitian penunjang:
Dari riset Dr. Fiona C. Denison berserta timnya dari Universitas Edinburgh Inggris terkuak bahwa ibu yang mengalami kegemukan (obesitas) pada trimester pertama kehamilan maupun yang berat badannya melonjak naik, kemungkinan besar akan melewati masa kehamilan lebih lama serta berisiko mengalami komplikasi.
Denison pun mengungkapkan, kegemukan menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Dalam penelitian, ia dan timnya menemukan, obesitas punya hubungan yang signifikan dengan komplikasi-komplikasi seperti kelahiran mati, diabetes terkait kehamilan, darah tinggi yang disebabkan oleh kehamilan, dan lahir lewat operasi sesar.
Perlu juga diwaspadai bila terjadi kenaikan berat badan berlebih apalagi di atas usia kehamilan 28 minggu. Biasanya bersamaan dengan itu terjadi hipertensi kehamilan atau preeklamsia. Gejalanya, tubuh dan kaki tampak membengkak. Ketika ditekan, kulit agak lambat berbalik ke posisi semula. Jika terjadi hipertensi berat, perlu dilakukan rawat inap agar ibu dapat diobservasi untuk mencegah terjadinya kejang semasa kehamilan.
Apa yang mesti dilakukan?
Melihat kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut di atas, ibu gemuk sebaiknya melakukan program diet sehat sebelum hamil. Namun, konsultasikan pola diet yang tepat pada ahli gizi agar ibu tidak malah mengalami defisiensi gizi selama kehamilan.
Bila kehamilan sudah terjadi tapi ibu belum sempat menurunkan BB, perawatan medis yang baik dan ketat dapat meningkatkan kesempatan emas untuk hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat.
Untuk itu sejak awal kehamilan, sejatinya ibu melakukan tes-tes tertentu, seperti:
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada awal kehamilan untuk menentukan usia kehamilan yang lebih tepat. Juga untuk menentukan posisi dan ukuran janin.
Tes toleransi glukosa atau melacak kemungkinan diabetes pada kehamilan yang dilakukan pada trismester kedua.
Tes-tes lain yang tidak menimbulkan stres, termasuk tes diagnosis untuk memantau kondisi bayi yang dilakukan menjelang akhir kehamilan.
Perlu digarisbawahi, ibu dengan fenotipe gemuk atau obesitas, walaupun tidak mengalami hipertensi kehamilan tetap memerlukan diet rendah kalori dan lemak untuk memperbaiki status gizinya.
Upaya diet rendah garam seperti yang selama ini dianjurkan, tidak perlu. Ternyata mekanisme menurunkan tekanan darah tidak dengan cara seperti itu. Ibu tetap harus makan seimbang sambil mengontrol tekanan darahnya.
Penting juga memerhatikan cara makan. Ibu hamil gemuk disarankan tidak makan dalam jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur, sehari menjadi 4-5 kali waktu makan, misalnya. Pun penambahan energi untuk ibu gemuk tak boleh lebih dari 300 Kkal/hari. Sementara penambahan berat badan tak boleh lebih dari 3 kg/bulan atau 1 kg/minggu.
Makanan yang harus dikurangi adalah yang rasanya manis, gurih, dan mengandung banyak lemak, seperti daging sapi, daging ayam dengan kulit, makanan berminyak dan sejenisnya. Daging boleh dikonsumsi 100 g atau 1 potong besar/hari. Buah-buahan yang harus dibatasi adalah durian, nangka, avokad (karena kalorinya tinggi). Sedangkan untuk minyak paling banyak 20 g/hari. Makanan kaya serat disarankan untuk banyak dikonsumsi.
Dari : www.tabloidnova.com
Oh iya, thread ini gw pangkas krn takut kepanjangan.. klo mau selengkapnya bisa baca sumbernya aja.. Thanks...
0
442.5K
5.1K
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan