Dunia Kecil [Sebuah Kisah ttg Hidup dan Rahasia Dunia]
TS
soliloquial
Dunia Kecil [Sebuah Kisah ttg Hidup dan Rahasia Dunia]
Halo semuanya, nih saya mau share sebuah cerpen karangan saya sendiri.
Kisahnya tentang rahasia besar dunia, yang selama ini dipertanyakan oleh semua manusia, sebuah rahasia yang gagal dipecahkan oleh Albert Einstein sendiri karena beliau keburu meninggal dunia.
Judulnya "Dunia Kecil".
Selamat membaca!
Spoiler for part one:
DUNIA KECIL
"Kamu terpilih, Mads!"
Anak lelaki itu terbangun dari mimpinya. Samar-samar ia masih mengingat kemana pikirannya bernaung. Ada banyak sekali butiran pasir disekeliling dirinya, dan bagaikan menari di antaranya, ia merasa takjub dan terpesona, lalu ada seseorang, sesosok raut. Entah siapa dia, namun dia terasa familiar. Tidak asing.
Entahlah, itu semua hanyalah mimpi. Tidak penting, bukan? Apa yang penting adalah kenyataan. Hidup dalam realitas. Itulah yang penting.
Dengan enggan, Madison memaksa dirinya untuk bangun dari tempat tidur. Dia berdiri di depan lemari kaca tepat di samping tempat tidurnya. Kedua tangannya menggenggam erat knob pintu lemari yang terbuat dari kayu jati mengkilat dan di pernish. Mads mengangkat wajahnya, matanya menyelidiki bayangan dirinya yang terpantul ke dua bola matanya.
Oh, sudah pagi rupanya, pikir Mads. Kepalanya agak sakit. Mimpi yang sama lagi, sudah tiga malam dia memimpikan dirinya berada di tempat aneh seperti kolam pasir yang halus. Mimpi ini selalu berakhir dengan munculnya sebuah sosok hitam seperti manusia, seperti seorang anak gadis. Entah apalah artinya.
Mads bukanlah anak yang malas, namun dia sudah merasa muak dengan kehidupannya sehari-hari. Yang dia lakukan tiap hari adalah pergi sekolah, bertemu dengan orang-orang yang sama hari demi hari. Memang dia masih berusia muda, 14 tahun bukanlah waktu yang cukup untuk mengerti apa itu hidup. Namun Mads sudah cukup mengerti. Anak yang lemah selalu diinjak-injak.
Mads melihat tubuhnya yang kurus dan wajahnya yang runcing. Ia bagaikan seorang anak yang kurang gizi. Bukannya Mads tidak dapat makan banyak, tidak. Dia dapat makan banyak, namun entah kenapa dia tidak pernah bisa gemuk. Mungkin stress dalam dirinya, atau dia cacingan, atau ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.
Di sekolah, Mads bukanlah anak lelaki SMP 2 yang dipuja-puja, malah dia dapat dikatakan termasuk anak yang kutu buku, yang selalu melakukan hal-hal sesuai dengan peraturan. Hidup tanpa menyalahi aturan dan selalu sopan dengan orang tua. Dia mungkin terlalu naif dan lemah. Itulah sebabnya dia selalu dijadikan bulan-bulanan di sekolahnya.
Kelasnya dipenuhi oleh anak brandalan yang suka mengganggu anak-anak seperti Mads. Mads adalah langganan bagi mereka. Bruno, Zack, Talli, dan Wendall. Mads tidak pernah bosan dijadikan "punching bag" mereka, atau sebagai media mereka melepaskan kekesalan dan masalah mereka. Setiap hari ujian, Mads harus menyelipkan jawaban bagi mereka, dan bila ketahuan guru, Mads lah yang harus menerima batunya, karena bila Mads menunjukkan jarinya pada Bruno dan kawan-kawan, maka Mads siap-siap saja menjadi bahan untuk disepak terjang sepanjang hari.
Otomatis, sekolah menjadi hal terakhir yang ingin dilakukan Mads. Dia benci ke sekolah, dia benci dengan hidupnya yang tak berdaya untuk melawan. Dia benci karena dia lemah, karena tubuhnya kecil dan tidak mampu untuk membela dirinya sendiri.
Tidak ada teman atau siswa lain di sekolah yang mau membantu Mads. Mereka juga takut apabila mereka membantu, maka mereka akan jadi sasaran juga. Mads tidak menyalahkan mereka.