yhus.dcc.xAvatar border
TS
yhus.dcc.x
Anak sengkang to Wadjo...tabe tamaki akkoe...

SEDIKIT INFORMASI TENTANG KOTA SENGKANG TEMPAT LAHIR ANE GAN
Taro di page one om TS
Kota Sengkang adalah Ibukota Kabupaten Wajo merupakan salah satu kota kecil yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dan berada di antara 3039’ – 4016’ Lintang Selatan dan 119053’ – 120027’ Bujur Timur. Luas wilayah kota Sengkang secara keseluruhan adalah 38,27 km2 yang meliputi satu kecamatan yaitu Kecamatan Tempe atau terdiri dari 16 kelurahan.
Batas Wilayah
Kota Sengkang berbatasan dengan daerah-daerah:
•\tSebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanah Sitolo
•\tSebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sabbangparu dan Kecamatan Pammana
•\tSebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Maja’uleng
•\tSebelah Barat berbatasan dengan Danau Tempe
Jumlah Penduduk
umlah penduduk Kota Sengkang berdasarkan sensus penduduk tahun 2002 adalah sebesar 52.786 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 1.415 jiwa/km dan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,29% pertahun.(setau ane banyak tuh masyarakat sengkang suka merantau ganemoticon-Ngakak)
Sejarah
Pembentukan Kerajaan Wajo
Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan merdeka dan berdaulat dari kerajaan-kerajaan besar pada saat itu.
Di bawah bayang-bayang (wajo-wajo, bahasa Bugis, artinya pohon bajo) diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat dan bersepakat membentuk Kerajaan Wajo. Perjanjian itu diadakan di sebuah tempat yang bernama Tosora yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan Wajo.
Ada versi lain tentang terbentuknya Wajo, yaitu kisah We Tadampali, seorang putri dari Kerajaan Luwu yang diasingkan karena menderita penyakit kusta. Beliau dihanyutkan hingga masuk daerah Tosora. Kawasan itu kemudian disebut Majauleng, berasal dari kata maja (jelek/sakit) oli' (kulit). Konon kabarnya beliau dijilati kerbau belang di tempat yang kemudian dikenal sebagai Sakkoli (sakke'=pulih; oli=kulit) sehingga beliau sembuh.
Saat beliau sembuh, beserta pengikutnya yang setia ia membangun masyarakat baru, hingga suatu saat datang seorang pangeran dari Bone (ada juga yang mengatakan Soppeng) yang beristirahat di dekat perkampungan We Tadampali. Singkat kata mereka kemudian menikah dan menurunkan raja-raja Wajo. Wajo adalah sebuah kerajaan yang tidak mengenal sistem to manurung sebagaimana kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya. Tipe Kerajaan Wajo bukanlah feodal murni, tetapi kerajaan elektif atau demokrasi terbatas.

Kabupaten Wajo
Kabupaten Wajo yang memiliki luas wilayah 4,01% dari luas wilayah Provinsi. Sulawesi Selatan, secara administratif terbagi atas 14 wilayah kecamatan yang terdiri dari 45 kelurahan dan 131 desa, terbagi dalam 4 dimensi yaitu tanah berbukit, dataran rendah, danau dan laut. Lahan berbukit terbentang dari Selatan ke Utara. Dataran rendah terletak di bagian Timur, Selatan, Tengah dan Barat. Danau terletak di bagian Barat sedangkan pesisir pantai membentang di sebelah Timur menghadap Teluk Bone sepanjang 103 km garis pantai.

Sengkang terletak di pinggir Danau Tempe yang memiliki panorama Indah, Sengkang merupakan kota yang cukup menyenangkan untuk dikunjungi. Salah satu daya tarik Sengkang adalah produk kain sutera yang merupakan hasil tenun milik rakyat.
Sengkang memang dikenal sebagai pusat industri sutera. Kain sutera banyak dijual di pasar Sengkang seperti selendang sutera Namun sayangnya pusat penenunan sutera milik rakyat umumnya terletak di desa-desa di sekitar Sengkang yang tidak memiliki akses angkutan umum. Untuk dapat menuju ke desa-desa ini, Anda harus menyewa angkutan umum.

Danau Tempe merupakan danau yang cukup luas namun dangkal yang menjadi habitat satwa burung. Pinggiran danau merupakan kawasan tanah lumpur yang juga menjadi tempat bermukim masyarakat setempat. Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri danau dengan menggunakan perahu motor hingga ke Sungai Walanae, mengunjungi Desa Salotangah dan Desa Batu Batu yang berada di tengah danau.
Danau Tempe terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo. Tepatnya di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dan Kota Sengkang menuju tepi Sungai Walanae. Dari sungai ini, perjalanan ke Danau Tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan perahu motor (katinting).
Perkampungan nelayan bernuansa Bugis berjejer di sepanjang tepi danau. Nelayan yang menangkap ikan di tengah danau seluas 13.000 hektare itu dengan latar belakang rumah terapung, merupakan pemandangan yang sangat menarik.
Dari ketinggian, Danau Tempe tampak bagaikan sebuah baskom raksasa yang diapit oleh tiga kabupaten yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap. Sambil bersantai di atas perahu, wisatawan dapat menyaksikan terbitnya matahari di ufuk Timur pada pagi hari dan terbenam di ufuk Barat pada sore hari. Di tengah danau, kita dapat menyaksikan beragam satwa burung seperti belibis yang menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air Danau Tempe.
Danau ini memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat tain. Konon, dasar danau ini menyimpan sumber makanan ikan, yang diperkirakan ada kaitannya letak danau yang berada di atas lempengan dua benua, yaitu Australia dan Asia.

Agro Wisata Sutera menjadi salah satu andalan di kabupaten ini. Tahap penanaman murbei hingga proses pembuatan kain sutera sudah lama menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wajo.
Lokasi pembibitan dan penanaman murbei terletak pada beberapa desa di Kecamatan Sabbangparu, sekitar 10 km sebelah Selatan Kota Sengkang, jalan poros menuiu Kabupaten Soppeng.
Di sini, pengunjung dapat menyaksikan proses penanaman murbei, cara memelihara ulat sutera, proses pemintalan benang sutera, hingga cara menenun kain sutera. Khusus produk sutera yang berupa kain, sarung, kemeja, dasi, dan berbagai bentuk cinderamata dari kain sutera sperti kipas dan tas.
Beberapa showroom sutera yang ada di Kota Sengkang menyediakan berbagai macarn warna maupun motif yang indah. Motif yang banyak diminati masyarakat umumnya motif Bugis dan motif yang menyerupai ukiran-ukiran Toraja.

Kawasan budaya Rumah Adat Atakkae terletak di Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe, dibangun tahun 1995 di pinggir Danau Lampulung, sekitar 3 km sebelah Timur Kota Sengkang. Di dalam kawasan ini telah dibangun puluhan duplikat rumah adat tradisional yang dihimpun dari berbagai kecamacan, sehingga kawasan ini representatif sebagai tempat pelaksanaan pameran.
Di sekitarnya terdapat bangunan sebagai tempat menginap wisatawan, dekat dari danau. Hampir setiap tahunnya, kawasan budaya ini ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat digelar berbagai atraksi budaya dan permainan rakyat.
Di dalam kawasan tersebut dibangun sebuah rumah adat yang lebih besar yang dijuluki Saoraja-istana Tenribali, salah seorang matoa Wajo. Rumah tersebut rnempunyai tiang sebanyak 101 buah. Setiap tiang beratnya 2 ton, kayu ulin dari Kalimantan.
Tiang itu didirikan dengan menggunakan alat berat (eskavator). Lingkaran tiang rumah 1,45 m dengan garis tengah 0,45 m, dan tinggi tiang dari tanah ke loteng 8,10 m. Bangunan rumah adat ini mempunyai ukuran panjang 42,20 m, lebar 21 m, dan tinggi bubungan 15 m.

Kawasan Bendungan Kalola, merupakan kawasan wisata terletak di Desa Sogi, Kecamatan Alaniangpajo, sekitar 35 km sebelah Utara Kota Sengkang. Kawasan yang menempati areal seluas 65 hektar ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Bendungan Kalola yang terdapat dalam kawasan wisata ini memiliki genangan air 21,5 km dengan debit air 900 m3 per detik, membentang di antara batuan pegunungan yang ditumbuhi pepohonan rindang, sejuk, dan sangat mengasyikkan.
Kita dapat menyaksikan kegiatan menangkap ikan oleh penduduk setempat dengan menggunakan perahu roda. Wisatawan juga bisa memancing ikan, lomba dayung, bermain ski, dan menikmati pemandangan yang indah di sekitar bendungan.
Pengunjung biasanya menggelar kemah dan sekitar 3 km dari bendungan telah dibangun kolam renang dan pondokan. Bagi mereka yang gemar berburu, dapat menyalurkan hobinya, karena dekat lokasi ini terdapat taman perburuan rusa.
Lokasinya sekitar 5 km dari Bendungan Kalola, tepatnya di Desa Sogi, Kecamatan Mamangpajo. Taman berupa hutan seluas 500 hektar itu sangat representatif bagi mereka yang mempunyai hobi berburu. Dahulu, orang berburu rusa dengan menggunakan kuda dan anjing pemburu.
Bahkan, tingkat keperkasaan dan kedewasaan seorang putra bangsawan saat itu diukur dari kemampuan dan ketangkasan mereka menangkap rusa. Bagi mereka yang senang dengan petualangan, berburu rusa merupakan salah satu alternatif.
Lokasi itu dapat dijangkau dengan menggunakan mobil 4 whell drive karena jalan menuju ke lokasi merupakan bukit yang landai. Di sekitarnya tampak pemandangan alam dengan permukaan rumput hijau, mengapit lapangan berburu yang luas. Di sekitar taman ini terdapat sungai kecil dan pepohonan di sela-sela lembah sebagai pendukung kehidupan satwa rusa.

Situs Tosora terletak sekitar 16 km di sebelah Timur Kota Sengkang. Tepatnya di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng. J.okasi ini dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. Tosora adalah daerah bekas ibukota Kabupaten Wajo sekitar abad ke-17.
Wilayah ini dikelilingi 8 buah danau kecil. Banyak peninggalan sejarah dan kepurbakalaan yang terdapat di sini, misalnya makam raja-raja Wajo, bekas gudang amunisi kerajaan (geddong), rnasjid kuno yang dibangun tahun 1621, dan makam yang bernisan meriam.

lanjut ke kebawah ganemoticon-Ngakak.......emoticon-Ngakak



emoticon-I Love Indonesia
0
11K
136
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan