Original Posted By grind_king►Neuroproteksi
Klaim bahwa ganja menghancurkan sel-sel otak berdasar pada laporan-laporan spekulatif setengah abad yang lalu yang tidak pernah didukung oleh satu pun studi ilmiah. ( Lynn Zimmer, Ph.D. & John P. Morgan, M.D. Marijuana Myths, Marijuana Facts. 1997)
Bertentangan dengan propaganda anti narkotika yang menyatakan bahwa ganja mematikan sel-sel syaraf, beberapa penelitian modern menemukan bahwa cannabinoid, zat-zat aktif dalam ganja justru memiliki efek melindungi sel-sel syaraf. Cannabinoid adalah nama untuk kumpulan senyawa-senyawa aktif (baik psikoaktif maupun yang non-psikoaktif) dalam ganja seperti Tetra Hydro Cannabinol (THC), Cannabinol dan Cannabidiol (CBD). Studi ilmiah menunjukkan bahwa senyawa-senyawa cannabinoid dalam ganja melindungi syaraf dengan menghambat dua proses molekular yang dikenal dengan oxidative stress (tekanan oksidasi) dan glutamate excitoxicity (eksitoksisitas glutamat) [2], kedua proses ini berperan dalam merusak sel syaraf. Fungsi perlindungan saraf (neuroproteksi) oleh ganja berjalan melalui lima mekanisme :
1) Mengurangi eksitotoksisitas (pengeluran zat-zat racun) dengan menghambat pelepasan neurotransmitter glutamate, atau dengan memblokir reseptor-reseptornya.
2) Memblokir dan menghambat naiknya pelepasan kalsium yang dipicu oleh reseptor NMDA akibat aktifitas antagonisnya.
3) Mengurangi luka oksidatif dengan berfungsi sebagai pengumpul dari zat-zat oksigen reaktif yang membahayakan sel syaraf.
4) Mengurangi inflamasi sel syaraf lewat aktifitas reseptor CB-2 pada aktifitas sel Glial (salah satu jenis sel syaraf) yang mengatur regenerasi dan kemampuan bertahan hidup dari sel syaraf.
5) Mengembalikan suplai darah ke daerah yang terluka dengan mengurangi penyempitan atau memperlebar (vasokonstriksi) pembuluh darah.
Cannabinoid berperan dalam neuroproteksi lewat satu atau lebih proses-proses diatas terutama pada kondisi parah, neurodegenerasi, luka trauma dan iskemia. Cannabinoid juga bisa menjadi terapi efektif untuk memperlambat atau bahkan menghentikan proses-proses neurodegenerasi pada proses kognitif seperti pada penyakit Alzheimer, gangguan kemampuan motorik seperti Parkinson, penyakit Huntington, ALS (Amyotropic Lateral Sclerosis) dan Multiple Sclerosis (MS) [1]. Peneliti dari NIMH (National Institute of Mental Health) menemukan bahwa THC, zat psikoaktif utama dalam ganja (yang memberikan efek tinggi) dan CBD, zat non-psikoaktif yang berefek anti-konvulsan (mencegah kejang), keduanya memiliki efek antioksidan kuat dalam studi laboratorium. Menurut ilmu kedokteran, antioksidan diandalkan untuk melindungi sel-sel syaraf pada korban stroke dari paparan zat-zat racun kimia otak yang dikenal dengan glutamat. Trauma (benturan) pada kepala dan stroke menyebabkan terputusnya suplai oksigen pada sel-sel syaraf didaerah terjadinya trauma dan stroke, putusnya suplai oksigen ini menyebabkan pelepasan glutamat secara berlebihan dan mengakibatkan kerusakan permanen pada sel-sel otak. Ilmuwan menyatakan, CBD memiliki keunggulan dibanding antioksidan pada umumnya karena senyawa CBD bekerja dengan cepat karena menembus blood-brain barrier (filter darah yang masuk ke otak) dengan mudah dan tidak beracun (non-toxic). [3]
[1] Raphael Mechoulam. Milestone in Drug Therapy - Cannabinoids as Therapeutics. Birkhauser-Verlag (2005) - Cannabinoids in Neurodegeneration and Neuroprotection - Javier Fernández-Ruiz, Sara González, Julián Romero and José Antonio Ramos
[2] MARIJUANA-LIKE COMPOUNDS MAY AID ARRAY OF DEBILITATING CONDITIONS RANGING FROM PARKINSON'S DISEASE TO PAIN Society for Neuroscience, News Releases (10/26/2004)
[3] Marijuana Appears To Protect Against Brain Injuries, Federal Researchers Find - NORML news - July 9, 1998 - Washington, DC, USA
Overdosis Ganja ?
Dalam pengertian medis yang terukur, marijuana jauh lebih aman dari kebanyakan makanan yang kita konsumsi. Sebagai contoh, memakan sepuluh kentang mentah bisa meracuni badan. Sebagai perbandingan, adalah mustahil secara fisik untuk memakan marijuana dalam jumlah yang bisa menyebabkan kematian. Marijuana, dalam bentuk alamiahnya, adalah salah satu zat terapeutik paling aman yang diketahui manusia. Dengan langkah analisa yang rasional marijuana bisa dengan aman digunakan dengan pengawasan medis yang rutin. (Francis Young, Opinion and Recommended Ruling, Findings of Fact, Conclusions of Law and Decision of Administrative Law Judge, Drug Enforcement Administration (DEA) 6 September 1988)
Obat-obatan biasanya diberikan ukuran LD-50 (Lethal Dose 50), ukuran yang menunjukkan berapa banyak dosis yang diberikan bisa berakibat pada kematian lima puluh persen (50%) dari hewan percobaan. Sejumlah ilmuwan berusaha menentukan ukuran LD-50 dari ganja, sebanyak 3000 mg/kg ekstrak (konsentrat) THC dari ganja diberikan kepada anjing dan monyet, jumlah ini setara dengan seorang manusia dengan berat 70 kg memakan 21 kilogram ganja (atau 4 kilogram hashish) dalam satu waktu. Dalam percobaan kedua, seekor monyet disuntik dengan 92 mg/kg konsentrat THC, jumlah ini setara dengan manusia seberat 70 kg menghisap habis 1.2 kilogram ganja dalam satu waktu. Hasilnya, monyet dan anjing dari kedua percobaan tersebut sehat-sehat saja, tidak meninggal dan bahkan tidak mengalami kerusakan organ apapun (Phillips et al. 1971, Brill et al. 1970).
Sampai saat ini ukuran LD-50 yang diberikan ilmuwan kepada ganja adalah sekitar 1:40.000. Sebuah angka yang juga masih diragukan karena para ilmuwan masih belum yakin apakah 40000 kali dosis ganja sebatang yang dikonsumsi oleh seorang manusia dalam satu waktu mungkin menyebabkan kematian, karena sampai saat ini (selama dua belas ribu tahun pergaulan ganja dengan manusia) belum ada satu catatan kematian overdosis pun yang diakibatkan oleh ganja pernah ada dalam sejarah. [1]
Sebagai perbandingan, beberapa contoh barang-barang yang tidak pernah dilarang pemerintah seperti nikotin memiliki ukuran dosis mematikan LD-50 sebesar 1:50 (Hati-hati meminum air rendaman tembakau), garam dapur 1:3000, aspirin 1:20, valium 1:10, vitamin C 1:11900 dan seterusnya. Fakta-fakta ini seharusnya dikaji oleh Badan Narkotika Nasional yang rajin membagi-bagikan poster-poster bergambar daun ganja dan tengkorak.
[1] Francis Young, Opinion and Recommended Ruling, Findings of Fact, Conclusions of Law and Decision of Administrative Law Judge, Drug Enforcement Administration (DEA) 6 September 1988
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/LD_50#cite_note-4