Agama asing telah menggeser kearifan lokal nenek moyang kita. Seharusnya kita tetap berpegang pada semboyan kita Bhineka Tunggal Ika, seharusny setiap orang bebas mengekspresikan iman kepercayaan kita di negeri ini tanpa adanya gangguan.
Namanya juga anak anak, kita yang sudah dewasa saja sering salah sebut, contohnya Pak prabowo tentang TPID.
Apa bedanya geser dengan gusur? Bisakah menggeser tanpa menggusur? Agus semakin belepotan, kentara bahwa programnya sangat berbau politis janji tanpa kenyataan.