Sampe part 4 loh. Ge masih tetap ikutin sampe part 2, mulai part 3 dan 4 gw yakin ini cuma demi konten buat siciwok dan aji mumpung buay sicewek.
Gue duduk bersandar pada dinding sisi luar kamar rawat inap Rumah Sakit Angkatan Laut di salah satu daerah di Jakarta, sambil sesekali berbalas SMS dengan Liana. Gue mengabari padanya bahwa gue saat ini masih berada di rumah sakit dan sepertinya berniat untuk menginap disini menjaga Ryan. Ga lam
"Masuk aja, pagernya ga dikunci." Ucap Gue saat tinggal beberapa langkah lagi dari Liana. Dia menoleh dan agak kaget saat baru menyadari keberadaan gue. Terlihat kemudian dia berusaha memaksakan senyumnya. Yang juga gue sambut dengan senyum, lalu mendorong pintu pagar. Gue membuka pin
Ternyata gue salah.. Gue pikir, semua orang akan bersikap baik ke gue setelah gue bersikap baik ke mereka. Gue pikir orang yang menyapa dan menyambut kehadiran gue dengan senyuman adalah orang yang tulus menginginkan kehadiran gue. Dan ternyata, gue salah.. Gue baru menyadari semua itu saat ham
Setelah terakhir gue menginap dirumah lamanya Nia, gue ga pernah lagi bertemu atau berkomunikasi dengan Nia. Gue kembali tinggal di kamarnya Ryan. Dan hari ini akan jadi hari pertama gue memulai kuliah. Gue sempat menyalin jadwal kuliah yang gue dapat dari website kampus dengan login menggunakan...
Saat Nia menelpon gue, dia bilang kebetulan dia sedang di daerah Depok ditempat temennya. Dan dia rencananya akan pulang ke rumah lamanya yang ga jauh dari rumah Maul. Lalu akhirnya kami membuat janji untuk bertemu nanti. "Lo mau ketemu Nia men?" Tanya Maul saat gue mengembalikan handp
"Kayanya mulai ga ada lagi yang namanya privasi di dunia ini." Ucap Ryan saat terbangun dan melihat gue duduk bersandar tembok di sisi kamarnya. Ia kemudian duduk diatas kasurnya lalu mengangkat kedua tangannya untuk merenggangkan badan. "Jam berapa lo kesini? Semalem?" Lanj
Beberapa minggu kemudian, setelah melewati segala proses kelulusan termasuk mengambil ijazah, gue kini dibuat bingung akan melanjutkan ke jenjang mana lagi dalam hidup gue. Di satu sisi, gue ingin seperti Liana yang telah sibuk beberapa minggu ini untuk mengikuti seleksi ujian masuk universitas n
Di hari pengumuman kelulusan, Maul mengabari gue lewat SMS bahwa nama dia, gue, dan Ryan terpampang di mading sekolah, yang artinya kami bertiga dinyatakan lulus. Gue membalas SMS nya dengan mengatakan akan menyusul ke sekolah nanti siang untuk memastikan. Beberapa saat kemudian sebuah SMS dari
"Ga ada sarapan, Ma?" Tanya gue sambil melewati ruang tamu menuju teras untuk menggantung handuk saat selesai mandi. Liana kini sepertinya tengah membantu Nyokap menyiapkan masakan. Sebenernya keliatan cuman kaya motong-motongin kentang aja sih. Tapi sepertinya hal itu sangat disukai N
Gue dan seluruh siswa kelas XII SMA akhirnya berhasil melalui tiga hari paling mendebarkan dalam hidup kami. Dan di hari ke tiga ini, biasanya banyak para siswa yang merasa lega dan merayakannya dengan aktifitas "coret-coret" sebagai tanda bahwa mereka tidak akan lagi mengenakannya untu