.“Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”. (Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991)
“Duhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percaya”. (Pulang Kerja - album Iwan Fals Cikal 1991)
“Aku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap harta”. (Nocturno - album Kantata Takwa 1990)
Satu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisan”. (Rajawali - album Kantata Takwa 1990)
“Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”. (Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Iwan Fals Swami 1989)
Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”. (Buku Ini Aku Pinjam - album Iwan Fals 1910 1988)
Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”. (Nak - album Iwan Fals 1910 1988)
.“Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”. (Selamat Tinggal Malam - album Iwan Fals Aku Sayang Kamu 1986)
8.“Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”. (Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Iwan Fals Ethiopia 1986)
5.“Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”. (Berkacalah Jakarta - album Iwan Fals Sugali 1984)
1.“Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan” (Puing – album Iwan Fals Sarjana Muda 1981)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) Suported By
“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)