mungkin muslim di sana iri dengan umat agama lain, yang kalau bikin rumah ibadah ga ngemis2 pakai jaring segala di tengah jalan
salah satu ciri khas radikalis adalah penyangkalan akan sesuatu yang salah dari keradikalannya dan tidak mau introspeksi apalagi memperbaiki diri, malah yang ada menyalahkan dan meminta pertanggungjawaban orang atau hal lain atas kekacauan yang ditimbulkannya, dan ini hanya ada di ajaran agama satu
tidak ada hubungannya dengan iman sih, lebih ke cultural sih, tapi prinsip dan pola pikirnya itu yang belum matang, tidak mampu melawan dan atau karena kebiasaan lingkungan dan pergaulan, bukan tidak mungkin akhirnya pindah keyakinan cuma masalah waktu saja dan kesempatan, waspadalah
ya ga bisa apa2 dan ga tahu mau ngapain, kerja aja ga mau, ya paling gampang lepas tangan serahin ke orang lain lah, yang penting gaji, tunjangan ++, dll tetap masuk kantong
emang bodoh tuh orang, kalau tidak, pangkat setidaknya sudah kolonel atau brigjen kalau bagus, bukan nurutin ambisinya si nobisuke nobi
tipikal baperan nih orang biasanya kalau yang begini selalu merasa benar walau salah, tidak punya integrasi, mental kerupuk
hindari bentrok dengan pemerintah, tapi bikin bentrok dengan masyarakat lain pemerintah sudah tegas tapi agak nanggung, mestinya mereka diburu trus " dihilangkan " seperti jaman pki dulu, terutama pentolan2nya