Oke. Barusan menggali-gali lagi, dan nemu kalau nama yang biasa dicatut adalah Dr. Shlomi Lesser. Dan seperti biasa, kita tak akan menemukan nama gaib ini, selain di situs dan media Islam. Cari saja soal Hebrew University, gak akan ketemu nama ini. Yang mendekati adalah Dr. Shlomi Kotler, dan ya, d
zeratull Tinggi maksiimal manusia masuk ranah ilmiah. Jadi ya, perlu jawaban yang logis. Bukan "anything is possible at World Wrestling Fed..." oops, maksudnya gak bisa semua dianggap masuk akal demi iman.
merseysidered Wiki Indonesia. Tapi gak dikasih referensi, dari mana tinggi mereka didapat. Salah satu spesimen menunjukkan tinggi wanita sekitar 158 cm, diperkirakan dari fosil tibia (tulang kaki bawah). Untuk pria mungkin lebih tinggi (tapi tak ada perkiraan tingginya, karena fosil tibia untuk s...
zeratull Tulang lebih besar = bobot lebih berat. Gak perlu khusus belajar teknik sipil untuk paham jika kita gak bisa sekedar memperbesar struktur secara proposional untuk menggandakan kekuatan struktur. Akan ada titik dimana memperbesar struktur tak lagi akan dibarengi kekuatan struktur yang mema
sekutstaffel Leluhur Aborigin migrasi dari Asia Tenggara ke Australia lewat Papua, lewat jalur darat. 50 ribu tahun silam Papua dan Australia masih terhubung oleh daratan, sebelum permukaan air laut naik.
ma1ll1st Justru itu. Ilmuwan gak tahu meganthropus masuk yang mana. Bisa jadi malah versi kecil dari Giganthopithecus.
junaedi1982new Nope, bukan uji karbon. Uji karbon gak bisa untuk menghitung usia fosil puluhan juta tahun. yang dipakai itu uji uranium-timah, kalium-argon, uranium-torium dll. Tapi intinya memang benar. Dinosaurus raksasa bisa ditemukan fosilnya, sedang manusia raksasa gak ada bukti sma sekali.
ma1ll1st Meganthropus paleojavanicus beda dengan java Man. Dan gue gak bilang Java Man itu moyang manusia Indonesia. Java Man sudah punah lama sebelum sapiens bermigrasi ke Indonesia. Meski sapiens adalah keturunan erectus (atau ergaster, jika erectus dianggap ergaster yang keluar afrika), tapi man
agh05t Meragukan dengan kata lain hanya mungkin jika ada raksasa yang iseng gali tanah sampai ke lapisan granit cair, lalu iseng mencelupkan kakinya ke sana, dengan tujuan manusia masa depan bisa kaget lihat hasil keisengan dia. :wakaka
tepsuzot Tetap aja perlu dasar ilmiah untuk mengklaim demikian. Karena katanya yang mengklaim ahli biologi. Nyatanya, apa ada tulisan ilmiah soal itu? Gak ada.
Meganthropus Paleojavanicus bahkan bukan takson valid. Makhluknya ada, tapi klasifikasinya masih tidak jelas, karena tak cukup data. Tak cukup cuma rahang bawah saja.
Nope, bahkan jejak kaki juga meragukan. Misal jejak kaki vertikal itu, itu di batu granit. Untuk bisa bikin jejak macam itu, si raksasa harus menjejakkan kaki ke dalam tanah, hingga ke lapisan granit semi cair, baru bisa membentuk jejak kakinya. Dan dijamin, si raksasa akan kena luka bakar parah.
Salah satu ahli biologis di Hebrew University pernah menjelaskanLantas, siapa ahli biologi dimaksud? Jika benar ada, pasti ahli biologi dimaksud bakal di'bantai' rekan sejawat. Karena amat konyol jika ahli biologi gak sadar hominid bipedal macam manusia gak mungkin bisa berukuran raksasa. Yang ad...