hanya berlaku untuk kabilah tanpa budaya mandi. tret berikut, plis bawa kan wacana yang lebi orangi. trims.
Salah gan. Gue batangan. Justru ibu lah yang harus nya gue bela mati matian saat ini, jadi ga ada alesan gue nambahin beban beliau yg akan menanti di depan. Karena itu, untuk mencurahkan apa yg lagi gue rasa, yg ga mungkin gue curahin di depan ibu, gue tulisin disini. klo loe cowo, loe melaku k
gada lagi yang perlu gw jelasin, ndan. bahkan tanggapan loe masi tetep mencampur kan kata yang berbeda :) itu lah masala yang ada dalam tret ini. rekapitulasi yang loe bikin, jadi melenceng dari persuratan redaksional ayat nya. sedikit ulangan: berpikir n berakal, ga mengguna kan bagian tubuh
Nah ini bisa panjang kalo bahas soal bahasa, ane anak Linguistik nih :p tldr: Kembali ke poin nomer 2, ketika kita memperoleh sebuah pengetahuan hendaknya kita teliti terlebih dahulu. Dibaca sampai tuntas jangan cuma apa yang kita paham aja - kalo gak paham cari tahu lagi, teliti lebih dalam lag
2. Udah ane jawab dgn gamblang d sana. Kalo baca jan nanggung nanggung. 3. Gak gwa ga maksa. Gausa dipaksapun uda sama. Sama halnya kayak Sulak sama kemoceng itu sama, nggak beda. 4. Kabur dari apa? Justru agan yg nanyain berulang ulang prtanyaan yg sbnerny uda ane jawab. Tidak lazim bagaimana?
ane ga tau atas dasar apa agan bilang semua agama salah terjemahan. Okelah kalau salah, mana yang benar? Bukannya itu persyaratan sederhana? Ketika anda mengatakan ini uang palsu, lantas tunjukkan mana yang asli. Apa jangan jangan agan pikir kitab suci yang ada sekarang cuma sekedar bim salabim ja
semakin kesini ane semakin yakin kalo sebenernya agan ini theis tapi menerjemahkan diri sebagai deis. ane ulangi gan, deis itu nggak percaya apapun ttg agama, boro boro tafsir kitab. contoh orang deis itu orang jepang gan, mereka cari berkat di kuil tapi kalo nikah di gereja, lalu kalo ditanya apa
kyknya kita g bakal nyambung gan. definisi deis aja kita udah beda. yang namanya deis itu nggak percaya agama, jadi kitab suci pun mereka ga percaya. sedangkan agnostik justru orang yang random. dalam artian kalau Tuhan ada ya sudah, kalau engga ya sudah, yang pasti mereka ga akan percaya agama. k
ga terima kenyataan, bahwa sesiapa yang berusaha, dia mendapat kan. sesiapa yang berkuasa, dia mengatur; ada lah aneh, karena nyata terjadi. n dadi dijelasin jugak dalam kitap. klo mereka tidak mendapat kan kemewahan n kekayaan idup, justeru jadi aneh yadong. loe curhat karena loe dalam ke
agan sepertinya salah tanggap tentang apa itu deis, jika yang agan maksud deis adalah orang yang nggak sekedar percaya perkataan pemuka agama, maka ane juga deis gan. yang namanya deis itu nggak percaya agama. dia percaya Tuhan, tapi agama itu omong kosong. Jadi boro boro mereka baca literatur. P
1. tampaknya agan udah salah menafsirkan tujuan threat ini. ane nulis bukan buat mencerahkan atau dicerahkan. jadi apa hubungannya dengan atheis? bukannya ane disini bahas deis dan atheis? Lalu menyelingkuhi Tuhan dosa apa kaga? agan kira deis lebih baik dari menyelingkuhi Tuhan? bahkan deis tidak
1.kalau odyn adalah tuhan, deis ga masuk neraka? yakin? sekarang apa alasan agan ngomong orang yang beragama masuk neraka? apa karena nggak menyembah odyn? bagaimana dengan deis? bukannya deis tidak percaya perwujudan Tuhan dalam bentuk apapun, apalagi dalam wujud mitologi kuno? 2. lucunya lagi a
nah soal kalau nanti di akhirat yang muncul odyn, zeus, anubis, itu masuk dalam kategori Tuhan tidak ada hubungannya dengan agama gan. kalau itu benar, toh yang dihukum seluruh manusia. kalau agan perhatikan, yang saya jabarkan di atas adalah rasio kemungkinan theisme dan deisme. theisme di sana s
Artikel ini memang bukan tutorial beragama gan. artikel ini tujuannya cuma biar kita bisa berdiskusi dengan pemikiran masing-masing. Yang ane tuliskan panjang lebar itu adalah pemikiran ane ttg pilihan mana yang lebih baik. oke saya jawab pertanyaan agan. 1. Gimana tokoh agama bisa menjadi tokoh
gabisa dijawap, karena ts ga jelasin gimana cara pecaya pada agama. pecaya pada tokoh agama? gimana diya bisa menjadi tokoh agama, klo diya sibuk mencari tuhan yakan. pecaya pada kitap agama? gada kitap agama yang ga ditulis dengan bahasa kuna. pecaya pada tuntunan ati terhadap ajaran agama? gos