Teman perempuan ane itu pernah bilang pada suatu malam, bahwa yang dia lihat dari seorang cowok adalah fisik, lalu kepribadian. Udah sih itu aja
Girls, please-lah kalau masih usia segitu nggak usah buru-buru nikah. Ini tahun 2019 bukan zaman Kartini. Apa lagi udah pacaran 7 tahun. Masak mau meninggalkan yang sudah setia dan sedang berjuang hanya untuk yang tiba-tiba nyamber mentang-mentang punya modal? Nggak adil.
Udah gue anggap kelar sih sis, gue sudah anggap dia teman kerja saja. Perasaan-perasaan di luar itu bisa menganggu kinerja. Paling PR ane adalah bagaimana caranya supaya tiap dia lewat ane gak deg-degan
Gue sepakat sama agan ini. Gue sendiri sudah lama mempraktikannya. Kekurangan cara ini adalah, kadang lo bakal lama banget nunggu untuk ketemu dia. Waktu itu gue ketemu sama junior gue di kampus dalam sebuah acara. Dia jadi MC-nya. Gue lihat pembawaannya asyik banget, menariklah. Terus gue sempat...
Panitia norak. Pernikahan kok dijadikan bahan bercandaan. Apa karena junjungannya tak punya lembaga itu?
Jujur ya ane takut. Misalnya ane pdkt sama seorang nona, terus setelah ane pelajari, ternyata mantan dia ada banyak (misalnya 5 atau lebih) terus ternyata dengan salah satu mantannya dia pernah dekatttt banget. Bahkan saking dekatnya kayak pernah main ke kamar kosnya gitu. Nah ane kan ga berani nan
track record percintaan dan jam terbang ente sama cewek, udah banyak atau baru pertama kali dengan yang ini? Ini udah yang kesekian gan, kenapa emang?