GehuRisol sedih ane baca tulisan ente. Padahal ane islam juga , maen nuduh nggak sepaham nggak se agama pula
Sipaling rasional. Surpei prabu malah naik tuh :malu Lebih keras lagi kerjanya ya gan, biar paslon idaman ente melejit surpeinya
GehuRisol jawaban ente keluar dari pertanyaan ane. Kenapa juga selalu memberi label agama sebagai pembenar
stricagnoli saat ini umum orang menganggap pikiran dan perasaannya adalah sumber kebenaran . Maka ente sendiri yang tahu kebenaran seperti apa untuk mengalihkan perhatian dari pikiran dan perasaan buruk. Kalau ane MENIKMATI MASA KINI, menikmati nafas, sambil merokok/menepuk2 kaki sampai perasaan da
Wahh ente mengalami peristiwa yang buruk sebelumnya, entah itu penolakan, bullying, hal buruk lainnya . Sama seperti ane pernah cemas sampai takut dengan jalan raya, pikran buruk selalu datang, gairah hidup ane turun Satu hal yang ane lakukan untuk naikkan perasaan positif agar gairah hidup meningk
junoon Ya mana mungkin sihh ane kan ngarang tetapi EHH... tanya saja dengan jiwamu yang berasal dari surga itu :malu
Baik buruk itu hanya sebatas dari sudut pandang setau ane. Kalau bicara surga, iblis yang mendapat label jahat pun ada disurga wkwk
Begitu juga dengan mencla mencle dari setiap jawaban kowiwi, dibalik itu ternyata karna masih ada waktu untuk lebih bijak lagi dalam bertindak/mengambil keputusan replykgpt
jonrender ane setuju beliau itu masih dibutuhkan. Tapi ane juga tidak setuju jika tujuannya untuk memupuk sifat arogan/pesimis.
jonrender agama jaman modern hanya sebatas industri selayaknya industri mental health umumnya tapi banyak bohongnya. Berhasil menerbitkan umat yang arogan/pesimis. Lihat tah itu banyak sekali agamawan yang rumahnya mewah2, sampe sekarang belum ada yang mau jadi sukarelawan/abdi untuk umat. Bangun...
Nggak berat berat amat, hanya mereka mengekspresikan rasa sakit hati yang ekstrem. Bentuk umum sekarang ya tawuran, secara private ya melukai diri. Kalo ane dulu nangis sambil berendam di bak, puasa ngomong/makan hahaha