Maaf kan diriku wahai dentang waktu yg kurudapaksa Aku hanya melampiaskan sisi gelap untuk kupahami sendiri Jika ada hentakan kasar yg lupa kuperlmbut dengan birahi luguku Jangan menghakimiku imponten karna roman picisanku tak menelurkan apa apa Aku tak berbicara tentang gelombang otak yg kutafsirk
seketika ku tumpahkan semua,kuukir diatas sbuah warna warni cerah seketika semua terhapus dalam sebuah warna pekat,gelap,kelam sesungging senyuman kecut kupersembahkan pada realita bukan....ini bukan keluhan..bukan pula ratapan...hanya kejengahan yg sedikit mbuat jemari tak berdaya.. puing jadila...
#event_1_tahun_fardhan Judul : fardhan Karya : saya Om tak tau raut wajahmu nak Namun menyebut namamu aku membelai aura seorang anak Anak yang juga kumiliki sebagai dentang lonceng kecil sebagai penerusku kelak FARDAN.... Taukah kamu nak? Kebanggaan orang tuamu kurasakan di gelak tawa anakku yan
Tenggelamkan aku disini,di pelupuk matamu yg bening bagai langit fajar Di mega mega mendung yg tawarkan keteduhan dekapmu kupanggil hujan membasuh dahaga meraga mayapada Biar malam berbisik lirih diantara riuh angin yg membelai....kau dan aku...hanya kau, aku dan malam
Diksi ku mungkin tiada berbunga Karna aku tak tau bahasa yang lebih lembut daripada syair Syair yg menari bersama kecupan sabetan pedang berbisik pada waktu berdentang Keras bagai bekuan es berdenting Paksa aku memetik bunga Dan akan kubabat keindahan ditengah taman Ajak aku berbicara tentang mal
Walau jiwa ini mati Bertetes darah elegi Rasa itu tak akan pernah bertepi Biarlah kisah ini terekam dengan nada tragedi Cinta matiku.... Kau sudutkan aku di tepi kalut Bersandar tanpa arti dalam sebuah kenyataan pahit Namun biar kuhadapi walau lambaian nyawaku tersudut menunggu maut Cinta matiku
Ada amarah Ada juga rasa bersalah Tapi hening ini kupastikan takkan mengalah Kupijak bumi tegar tak mau mengalah Kuukir sajak sajak kusingsingkan bajuku yang berkerah Aku bukanlah orang dengan rasa jengah Kepalan tangan tak akan pernah rasakan lelah Menggenggam bara api berpeluh penuh darah Adakah
Meragukan namun meyakininya Diantara hening malam dan senyum sang rembulan Anjing menggongong memecah kesunyian malam Bertaruh dengan masa Bergumul dengan usia Tak ada bunga yang bisa kupersembahkan Jika semu tak pelak mengadu Matapun kian sayu.... Mari tertidur oleh bisik jangkrik mendayu dayu
antara kindang dan kota bulukumba... angin malam menyapu mata...memaksa diri seolah menangisi seuatu yg sedari tadi membuat dada sesak penuh dendam ketegaran mungkin kuukir dg tinta emas di udara mu yg pekat tapi sesak di dada membendung tangis yg pantang di muntahkan lelaki biar ia disaksikan beba
Malam ini ia merasuki ku....satu sensasi aneh yg merubah air muka yg kadang palsu...ketika air bah membuncah tiada peri....hanya karang menancap gontai yg bisa membendungnya.... Rumah cermin...satu refleksi sebarkan sejuta tanya...satu tanya sederet makna...tak perlu cari jawabnya....kadang ia ber
Aku tahu bisikan bisikan. Aku tahu suara mentari di gerimis pagi. (gerimis tidak suka bisik bisikan,kau tahu?) Aku tahu guguran daun semanggi di sepetak rindu belakang rumahmu. Aku tahu langit membisu pandangi sukmamu yang gaib. (ya aku tahu!!) Yang tak aku tahu, tentang hantu yang terbang di kerl
Pukul 3? Hei Sukma,sudah bangun? Pukul 3? Jasadku lebur,sialan.. Pukul 3? Langit masih nyaman menyetubuhi sunyi Ah,pukul 3 yah? Sukmaku masih mlungker asik, mencumbui duka... Dia memang sinting...kalau kau tanya aku. Lebih baik aku gugah saja jasadku dulu... Biar dia ngopi asik dengan Tuha
waktuu mnunjukkan pukul 3,hny berbaring dg mata terjaga,menatap langit2 kamar yg kuukir dg untaian khayal,ingin pejamkan mata tapi gundah membangunkn dg hiruk pikuk mimpi yg belum terbeli,banyak cela dan bhkan makian yg pernah menyentuh telinga,ajarkan ku bersabar dg api yg bergetar di kepalan ta...
Diam saja.... Kita tak ada kata yang dijuluki percuma Cukup tertawa Biar kita menepuk dada dan bersiul maya Disana.... Ada titik putih kecil kian menjelma menjadi supernova Kita bernyanyi merdu dan dituduh sumbang tanpa makna Tanya kenapa ? Tidak...cukup ia dipahami sebagai dentang lonceng yang fan
kita berputar..mengoyak gelap malam dg sobekan yg deras..kilau2 cahaya kita satukan usir kelam di kelopak mata..teruntai satu rasa utk sbuah ambisi..kita tunjukkan tanpa rasa angkuh..lilin2 itu..nyalakan..!!!cabik2 udara di dekat kita..hentakkan dlm emosimu...walau kita retak tpi kita tak pecah dlm
kamu keren gan :cendols saya baca dari awal lanjutkan :bookmarks aku tersenyum ada sedikit kesombongan yg terkulum semoga buru buru kutepis biar ia hanya bolak balik bagai pendulum terima kasih :D
Dia memilih apa yang tak kau raih Dalam lebatnya kindang suaramau berparau Lucuti,Telanjangi rindu yang tak jua berlabuh Dalam kerikil kindang, langkahmu terpaut,terjatuh, digilas kerasnya penantian yang tak kunjung bermakna. Dimana lagi darahmu harus terkucur, bila langkahmu terurai lagi oleh w
Without you...... Ada galau yg menghalau rasa dalam samar cahaya kemilau Without you..... Dentang nada waktu serasa berhenti nyanyikan hampa ruang dan waktu Without you... Kurangkai sepi menjadi lautan tanpa tepi.. Without you... Kuobrak abrik hening ......memaki dalam pening.... Without you....
Kita yg tak lagi muda Mungkin sedikit nian kita tertawa Menapak tangga menuju senjakala Bersajak tua dalam cawan cawan di kepala
Tak terasa dirimu akan beranjak pergi lagi duhai ramadan ku Maafkan kebersamaan kita...yg mungkin tidak begitu penuh dengan bunga2 ibadah Satu yang pasti... Selama nyawa masih kumiliki Kuharap aku bisa bertemu engkau lagi Jangan pernah pergi tanpa kembali Biar kupastikan aku hidup selamanya untuk