Aku terus menatap tajam makhluk ini. Entah sebutan apa yg pantas untuk dia. Malaikat? Sepertinya bukan Mana ada malaikat bentuknya seperti ini. Demon? Iblis! Sepertinya, iya. Mungkin dua kata itu lebih cocok. Mataku terus menatap tajam iblis di hadapanku ini. Awalnya aku sedikit gentar dengan apa
Setelah mengantar Kiki dan Doni, aku dan Radit pulang ke rumahku. Sepanjang perjalanan dari rumah Kiki ke rumahku, hatiku tidak tenang. Perasaanku selalu was was dan seperti selalu merasa diawasi. Berkali kali aku terus menoleh ke belakang. Siapa tau sosok tadi ada di belakang kami. "Tha... Ka
Sore ini aku diajak Radit ke rumahnya. Dia hendak mandi dan ganti baju dulu. Setelah ini kami berencana akan nonton film yg sudah kami tunggu selama beberapa minggu kemarin. Sampai di halaman rumah Radit yg terbilang luas, aku turun dengan berpegangan pada bahu Radit. Motor nya yg agak tinggi buatk
POV ARETHA Suara ketukan pintu terdengar mengusik tidurku. Diiringi lengkungan panggilan dari bunda yang terus mengumandangkan namaku. Samar namun pasti, ada sebuah nama yang membuat kedua netraku perlahan membuka. "Radit!" "Aretha! Bangun, ada Radit!" Akhirnya setelah membuka
POV ARDEN Dreeeet... Dreeeeettt.. Ponselku bergetar yg menandakan ada panggilan masuk. Jika aku tidur, memang sengaja kusetel mode getar saja pada benda pipih ini, agar aku bisa tidur nyenyak. Kubuka mataku dengan agak berat. Lalu ku raih ponselku yg ku letakan di meja nakas samping ranjang. Aly
POV ARDEN Setelah 5 hari di Bali dengan banyak pengalaman menegangkan dan menyeramkan, kami akhirnya kembali pulang ke rumah. Om Wayan dan pak Nyoman mengantarkan kami menuju bandara. Setelah berpamitan, kami segera naik ke pesawat yang akan membawa kami pulang. Sebenarnya rasanya enggan meninggal
"Siapa di sana!" teriak pria itu. Jantungku berdegup sangat cepat. Kalau saja dia tidak membawa golok sepertinya aku akan berani menghadapinya. Kulihat ke samping kananku, dan ada sosok anak kecil yang ada di ruang bawah tanah tadi. Dia mengisyaratkan ku untuk diam lalu menarik tangan...
POV ARETHA Kami semua berkumpul di ruangan yang pengap dan kotor penuh debu ini. Semua diam sambil sibuk dengan pikiran masing masing. "Gak ada yang bawa hp ya?" tanya Ari sambil menatap wajah kami satu persatu. "Enggak! Tapi yg di rumah tau kan kalau kita ke sini. Pasti mereka tau
POV ARDEN Malam ini juga kami akan mencari Dedi, dan tempat satu satu nya yang akan kami datangi adalah rumah kosong itu. Kami semua akan ke sana, kecuali Kiki, Alya dan Doni. Aku juga tenang karena Pak Nyoman menemani mereka di rumah. Mereka sengaja ada ada di rumah saja, siapa tau Dedi tiba tiba
POV ARDEN Pukul 19.00 Kami sudah bersiap untuk memulai acara bakar bakaran lagi. Memang kegiatan ini seperti menjadi agenda rutin kami selama di sini. Mengingat halaman rumah Om Wayan yang nyaman dan pas untuk acara outdoor, dan sepertinya mereka sangat antusias jika melakukan hal ini bahkan hampir
POV ARETHA Sudah sekitar 4 hari kami di sini. Bali, pulau dewata. Dengan sejuta keindahan yang memanjakan mata. Sejak kejadian leak waktu itu, sudah tidak ada lagi hal hal aneh yg kami alami selama kami di sini. Aku sedang menikmati secangkir teh di halaman depan rumah om Wayan. Seperti biasa, sem
POV NISA Sunrise pagi ini kami nikmati berdua. Dengan secangkir kopi untuk Indra dan susu Saat perjalanan pulang tadi, kami sudah menyempatkan sarapan dulu di pinggir jalan yg banyak sekali menyediakan menu sarapan. Ada lontong opor, bubur ayam, nasi uduk, nasi kuning dan masih banyak lagi. Teruta
POV NISA "Nda ... Jalan - jalan, yuk," ajak indra saat kami sedang nonton TV berdua di ruang tengah. "Ke mana, Ayah?" tanyaku yang masih bergelayut manja di lengannya. "Hm ... Udah ah, yang penting kita jalan dulu. Soal tujuan sambil dipikirkan di jalan aja nanti, yuk,&qu
part 23 kencan romantis part 24 kantor indra part 25 pasar part 26 rumah kosong part 27 misteri part 28 terjebak part 29 penyelamatan part 30 pulang part 31 tindihan part 32 eksorsisme part 33 sosok hitam part 34 iblis dalam kegelapan part 35 duel part 36 yusuf part 3...
POV ARDEN Sesuai perintah om Wayan, kami masuk ke dalam rumah. Namun, kami tidak serta merta bersantai masuk kamar dan tidur. Kami tetap ada di ruang tamu sambil melihat om Wayan dari jendela. Pak Nyoman juga ada di sini bersama kami. "Kita berdoa saja, semoga nak Wayan bisa mengalahkan leak
'Aku seperti berada di suatu tempat yang asing. Lho? Bukannya ini di Uluwatu? Tapi kenapa sepi? Dan ini sudah malam. Aku sendirian di sini. Mana teman temanku. Dan tidak ada orang lain lagi di sini. Ini aneh. Apakah ini mimpi? Dalam kebingungan, terdengar suara orang berdeham. Aku menoleh ke arah s
Rasa silau mulai mengganggu tidurku. Aku mengerjakan mata, dan berusaha menyesuaikan dengan sinar matahari ini. "Sinar matahari? Astaga! Aku kesiangan! Nggak sholat subuh!" pekikku dalam hati. Aku langsung duduk di ranjang, dan tengak tengok ke segala arah. Kok sepi? Pada ke mana ya?? Ba
Malam ini, kami berkumpul di halaman depan rumah Om Wayan. Membuat acara ala-ala barbeque sederhana. Kebetulan Dion pintar membuat ikan bakar. Dia jadi chef dadakan malam ini, tentu semua ikut andil dalam acara ini. Dedi dan Danu ikut membuat bumbu dan sambal, Kak Arden sudah membantu membersihka...
Sesuai kesepakatan kemarin, kami akan berlibur ke Bali. Bunda sudah mengabari om Wayan bahwa kami akan datang, dan kami pun boleh menginap di rumah om Wayan. Mbah Ude kebetulan menetap di jakarta sejak 5 tahun lalu karena pekerjaan. Sedangkan om Wayan tetap di Bali karena tanah kelahirannya di sa...
Minggu depan, kami akan menghadapi ulangan semester satu. Hari ini seperti biasa kami berkumpul di kantin untuk sarapan dan ngobrol. Kantin merupakan tempat nongkrong favorit kami dan meja ini adalah meja khusus kami. Bahkan beberapa orang seolah enggan duduk di sini, walau kami tidak berada di k...