Arya Salaka yang mempergunakan Ajinya terasa seakan-akan membentur benteng baja. Pukulan itu seakan-akan telah menghantam dirinya sendiri, sehingga ia pun terlempar beberapa langkah. Dengan kerasnya ia terbanting ditanah. Sesaat matanya menjadi berkunang-kunang. Seakan-akan langit akan runtuh men...
PARA prajurit Demak sesaat menjadi ragu-ragu. Mereka tidak tahu kenapa Baginda memilih cara ini untuk menyelesaikan persengketaan itu. Di dalam rombongan berburu ini, tidak banyak orang yang dapat diketengahkan untuk melakukan perang tanding seorang melawan seorang. Perwira yang dapat dibanggakan...
Prabasemi mengerutkan keningnya. Kenapa anak muda itu menyebut-nyebut nama Karebet. Apakah Karebet telah berbuat sesuatu yang menjadikan rakyat Banyubiru marah, dan sekarang ia harus mewakilinya? “Persetan,” berkata Prabasemi di dalam hatinya. “Aku harus menunjukkan kepada Baginda, bahwa bu...
Ketika ia berpaling, dilihatnya Kebo Kanigara menundukkan wajahnya, sedang Ki Ageng Gajah Sora menggigit bibirnya. “Hem,” Mahesa Jenar berdesah di dalam hati, “Mudah-mudahan semuanya berlangsung baik.” Namun bagaimana pun juga, laskar Pajang dalam gelar Gedong Minep itu benar-benar telah ...
Paningron yang melihat Baginda kemudian termenung, segera berkata, “Baginda, apakah hamba dapat mengirim seseorang untuk memanggil pasukan yang cukup untuk mengusir orang-orang Banyubiru.” Baginda diam sesaat. Dipandangnya nyala api yang melonjak-lonjak di sela-sela pepohonan. Nyala api dari ...
MAHESA JENAR dan Rara Wilis duduk pula di pendapa itu bersama Ki Ageng Pandan Alas. Meskipun dilambung Wilis tergantung sebilah pedang, namun kebimbangan yang besar tampak membayang di wajahnya. Kebo Kanigara menundukkan wajahnya dalam-dalam. Tampaklah mulutnya bergerak- gerak. Tetapi ia tidak me...
“PANEMBAHAN,” jawab Mahesa Jenar. “Aku sama sekali tidak memimpikan penghargaan apapun juga. Biarlah seandainya dengan demikian aku tidak mendapat apapun. Memang aku tidak mengharapkan apapun itu. Namun dengan demikian, maka terhindarlah kemungkinan-kemungkinan yang mengerikan. Apakah artin...
DIMANA janda Sima Rodra mengadakan semacam upacara untuk menyatakan kegembiraan mereka setelah mereka berhasil menangkap Rara Wilis. Kebiadaban yang pernah terjadi antara orang-orang dari golongan hitam itu. Tiba-tiba tanpa disengaja Mahesa Jenar berpaling kepada Rara Wilis yang agaknya benar-benar
Mahesa Jenar dan Rara Wilis pagi itu benar-benar pergi meninggalkan Banyubiru. Mereka sama sekali tidak membawa bekal apapun selain senjata-senjata mereka, busur dan beberapa anak panah untuk berburu di perjalanan. Di regol halaman, Kebo Kanigara berbisik perlahan kepada Mahesa Jenar, “Mahesa...
“MENYELESAIKAN persoalan ini tanpa pertumpahan darah. Tanpa memberikan kemungkinan yang pahit itu. Tanpa memungkinkan kebinasaan baik laskar Banyubiru, maupun Demak.” “Apakah aku mampu berbuat demikian?” “Tentu,” jawab Mahesa Jenar. “Kakang tentu mampu. Seharusnya kakang sudah berha...
Ki Ageng Gajah Sora itu diam mematung. Ditatapnya pohon-pohon nyiur yang tumbuh di halaman belakang rumahnya. Sekali-kali daunnya bergerak ditiup angin pagi dan cahaya matahari yang bermain-main di halaman menjadi bergerak-gerak pula.Sesaat Ki Ageng tidak tahu, bagaimana ia harus menjawab. Namun ...
Arya Salaka yang berpacu di dalam gelap itu, benar-benar seperti orang yang mabuk. ia tidak ingat lagi bahaya yang dapat menerkamnya. Jurang-jurang yang terjal dipinggir jalan atau apapun yang dapat membahayakan perjalanannya. Yang ada dikepalanya hanyalah seorang anak muda yang bernama Karebet, ...