Bagian 23 . . Desa Banjar Sari dari tahun ke tahun jalannya masih sama. Berbatu dan masih berupa tanah. Namun, parit sudah diperbaiki. Lampu jalan sudah terpasang rapi. Bedanya ada sebuah tower yang menjulang di pojok bagian utara dekat ladang. "Aku nanti tinggal di mana?" tanya Bulan pen
Bagian 22 . . Menjelang senja perdebatan panjang tiga anak manusia ini baru berhenti. Energi mereka terkuras. Raut wajah mereka tidak menampakkan kebahagiaan. Aura mereka sama-sama gelap. Murung dan marah. "Kalo kamu maksa tinggal di sini, aku nggak ijinin! Kita bakal ikut tinggal di sini sam
Bagian 21 . . Rumah-rumah berderet dengan pagar berbagai ukuran nampak sepi. Padahal masih sore. Bagaimana jika malam tiba? Moga saja tempat yang dihuni Bulan aman-aman saja dari orang yang mau berbuat jahat. Terdengar ramai di kontrakan Bulan. Seketika Angkasa dan Bintang berlari ke sana. Angkasa
Bagian 20 . . Bintang dan Angkasa sedang duduk di teras musala. Jarak dari kontrakan Bulan hanya 200 meter. Jadi, mereka tadi cukup berjalan saja. "Aku curiga sakitnya Bulan itu dari perbuatan dia sendiri," ungkap Angkasa. Bintang mengernyitkan dahinya. "Ngomong yang bener kamu, Sa.
Bagian 19 . . "Sok tau!" Angkasa merasa harga dirinya jatuh di depan Bulan. Netranya menatap Bulan yang terkikik, karena bualan Bintang. Lalu, Angkasa ikut tersenyum melihat Bulan yang tersenyum bahagia. Setelah makan bakso, hanya ada camilan di meja ruang tamu. Bulan terkantuk karena m
Bagian 18 . . Di tempat lain, Bintang sedang menyeruput es kelapa. Dia juga sedang menunggu pesanannya selesai. "Pesenannya udah nih Bang," kata penjual es kelapa. "Kembaliannya ambil aja. Rejeki," ujar Bintang mengangsurkan uang kertas dua ribu rupiah pada anak remaja yang se
Bagian 17 . . Bulan gugup, canggung, dan entah ekspresi seperti apa yang akan ditunjukkannya untuk menutupi rasa itu. Dulu, kedekatannya tidak seperti ini. Biasa saja seperti teman pada umumnya. Namun, gara-gara ungkapan cinta malah ada rasa tidak enak hati satu sama lain. Tidak berpikir lama, Bul
Bagian 16 . . "Aku cari makanan di luar dulu." Bintang langsung ke luar dari ruang tamu, meninggalkan kedua temannya yang masih berseteru. Angkasa dan Bulan hanya diam. Hanya saja netra mereka melihat pergerakan Bintang sampai menutup pagar. Angkasa kembali menatap Bulan. "Kalo kam