SIAPA? Memanggil seolah olah tidak terucap. Menoleh cepat tanpa arah Kita pun terdiam seolah olah aku yang salah. Dalam lirih aku terpaku. Terpaku akan “apasalahku?” Gemeralap malam tertawa dan bertanya. Engkau siapa? Dengan lantang dan jelas aku menjawab. “Aku ya aku, kamu ya kamu” Se
Apadaya Aku lelah menanti kepastian hadirmu Apa arti menunggu Apa arti sebuah perjuangan Bila yang aku dengar adalah "maaf" Satu hal yang pasti Hati ini hanya untukmu Sepasti tenggelamnya matahari di esok senja Detik ini adalah hal terindah bagiku Aku Kamu bagaikan Roda mobil Berj
Sering Kali Sering kali yang kita harapkan Tak kunjung datang Sering kali yang tak terbayang Menjadi sebuah harapan Kau yang tak terbayang Hadir di hidupku Menjadikanmu sebuah harapan Ketika harapan ini muncul Dan ketika kau menjadi sebuah harapan Dirimu menjadi tak kunjung datang
Stasiun Ramai bising Segala sisi nya penuh halayak Tersadar, sendiri kurasa duduk, sepanjang bangku hijau memandang, ujung rel yang tampak tak bersisi menunggumu yang berjanji kan datang Waktu acuh, mengacuhkan diriku Matahari tak hirau, tak menghiraukan adaku Bulan pun datang, tapi tak ang
PERSIMPANGAN JALAN Berhenti karena merah Jalan karena hijau Disaat merah, ada kesempatan buat merenung Tidak lama, tapi cukup untuk menentukan arah Kau bertanya, “Apakah benar jalan yang kau pilih?” Ragu, tapi aku jawab dengan tegas. “Setidaknya aku mempunyai pilihan.” Hening menghampi