tapi kita tidak boleh begitu sih karena kita percaya kalau setiap orang itu bisa untuk berubah dan mampu untuk berubah sih.
tapi hampir semua emak emak kurang lebih demikian, padahal sudah dewasa akan tetapi untuk tingkah laku kurang dewasa.
minta maaf dengan materai itu biar ada kesan bahwa itu cukup formal dan cukup serius, semisal di lain kesempatan dia begitu lagi bisa untuk diproses dan ditindak lanjuti.
karena kita terbiasa untuk seeking shortcut, dalam hal ini dia ingin punya nama akan tetapi punya nama yang kurang tepat juga jadinya.
karena open minded mungkin belum menjadi hak segala bangsa juga sih, karena tingkat pendidikan juga belum cukup sama dan belum cukup satu standard.
sepertinya lebih perlu untuk belajar freelance work from home aja dulu deh belum perlu sampe mining or trading.
nah, ini sih yang ditakutkan padahal dia cuma bilang modal feeling aja tapi dampak yang kena di dia adalah bui.
tapi memang sepertinya sesuai sama tempat dia sekarang sih, bisa jadi kaget punya tetangga kok pada cuek, wkwkw.
that's right, mind your own business, kalau tidak dimintai saran jangan tiba-tiba kasih saran jatuhnya tidak sopan.
lanjut terus ini kasus babi ngepet kayanya ada yang ngga' dilanjut malah jadinya ini sih, asep apa nih asep.
pertanyaan dari wartawan kepada orang tua babi adalah apakah ada firasat sebelumnya terkait hal tersebut.
karena masih memiliki pandangan bahwa harus kerja keras, padahal sekarang sudah irrelevant, seharusnya kerja cerdas.
mungkin karena dia minta maaf bukan karena memang ingin minta maaf melainkan minta maaf karena diharuskan untuk minta maaf saja.
menurut ane kejadian yang cukup ngga' win win solution untuk dua belah pihak sih baik si warga maupun si pelaku, pelaku kesulitan karena diusir, warga juga tetap tidak dapet apa-apa dengan dia yang diusir.
iya, sayang sekali kita sebagai manusia seringnya salah dalam bersikap, seharusnya saling membantu untuk mencapai sesuatu, bukan malah saling mencederai tanpa dapet sesuatu sama sekali deh jadinya.