Binatang yang kami takutkan di dalam hutan, sungai dan rawa-rawa ialah buaya dan ular. Untuk itu perasaan memang harus sensitif betul, agar kita tahu bahwa di sana ada buaya atau ular berbisa. Ular piton, kalau berukuran besar juga bisa memakan manusia, dengan cara melilitnya lebih dahulu. Sa
Ketapel yang selalu kami bawa itu, bukan hanya dipergunakan untuk menembak burung, tetapi juga untuk mengusir biawak yang sering masuk kampung. Walaupun kena ketapel biawak tidak pernah mati. Namun rombongan biawak akan segera lari jika diketapel agar tidak menganggu ayam orang kampung. Ular ya
Saya harus menunggu tanggal 1 Agustus 1963, baru boleh sekolah ketika umur saya tujuh setengah tahun. Dalam perjalanan pulang, ayah saya mengatakan agar saya terus belajar sendiri di rumah. Saya menurut saja. Maka saya membaca majalah-majalah ayah saya, sekedar membaca tanpa banyak mengerti maksu
Jauh di belakang hari saya menanyakan kepada ayah saya apa yang dia pikirkan ketika memimpin doa sembahyang minta hujan itu. Beliau hanya mengatakan, semua itu adalah kekuasaan Allah semata. Tuhan akan mengabulkan doa setiap orang yang memohon kepadanya. Namun beliau bertanya kepada saya, apaka
Kalau keadaan sudah demikian, hanya ada dua sumur yang airnya relatif banyak. Satu sumur milik Kik Endam dan satu lagi sumur di halaman kosong yang kami sebut Lahan Kik Deraham. Beliau mantan lurah Kampung Lalang di zaman kolonial dan sudah meninggal. Di dua tempat ini saja kami mendapatkan air ...
Sungguhpun banyak ayam, namun keluarga kami tak sekalipun memotong ayam untuk dimakan. Ayam hanya dipotong setahun sekali untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri atau ketika ada kenduri perkimpoian. Makan daging ayam bagi masyarakat Belitung di zaman itu, adalah suatu kemewahan yang luar biasa. K
Kami juga menanam keladi, yang mudah tumbuh di saluran pembuangan air. Keladi itupun menjadi makanan kami sehari-hari. Selain keladi, kami juga menanam oyong dan ketule, buah sejenis oyong juga. Segala keperluan bumbu-bumbu semua kami tanam, mulai dari lengkuas, serai, kunyit dan jahe. Kalau ke
Rahmat bercerita, alangkah susah bagi ayahnya menjual kursi, karena tidak ada yang mau membeli. Suatu ketika, ada kursi yang terjual. Ibu Rahmat membeli beras, yang ketika dimasak nasinya sudah berbau apek. Namun apa boleh buat, Rahmat dan adik-dan adik-adiknya yang masih kecil harus makan nasi
Seperti telah saya ceritakan sebelumnya, pegawai negeri seperti ayah saya, kadang-kadang menerima gaji, kadang-kadang tidak. Ada kalanya gaji itu baru dibayar tiga empat bulan kemudian, dengan cara membayar rapel sekaligus. Jatah beraspun kadang-kadang dapat, kadang-kadang harus dirapel juga.
Dengan satu anak bersekolah di Palembang, dua masuk SMP dan dua masih SD, maka beban keluarga saya terasa sungguh sangat berat. Keadaan ekonomi pada tahun 1961 terasa makin sulit. Ayah saya tidak punya pekerjaan tambahan, selain menjadi pegawai negeri walau jabatannya Kepala KUA. Kantor KUA ya
Suatu hal yang agak aneh, siaran Radio Malaysia yang menggunakan Bahasa Melayu dari Kuala Lumpur dan Serawak terdengar lebih jelas. Namun di zaman itu, rakyat tidak sembarangan boleh menyetel Radio Malaysia. Hubungan kita dengan negara tetangga itu dari hari ke hari makin memburuk. Ketika tahu
Rumah ayah saya itu terdiri dari tiga bagian. Bagian depan untuk duduk-duduk dan menerima tamu. Bagian tengah untuk tidur, makan dan ruang keluarga. Bagian belakang untuk dapur dan meletakkan tempayan air, serta rak untuk meletakkan piring mangkuk dan alat memasak lainnya. Di rumah ini hanya
sebelum kami pindah kembali ke rumah itu. Penduduk kampung ini rata-rata miskin dan sederhana. Mereka terdiri dari pegawai rendahan perusahaan timah, petani dan nelayan. Hanya ada tiga orang pegawai negeri tinggal di kampung ini. Pertama adalah ayah saya, kedua tetangga kami Pak Sjafri Sulur ata...
Bismillah ar-Rahman ar-Rahim, Dalam Bagian sebelumnya serial tulisan ini, saya telah menjelaskan setting sosial masyarakat Belitung, tempat saya lahir dan menetap di situ sampai tamat SMA. Gambaran tentang setting sosial itu, saya harapkan akan membantu menjelaskan pergaulan dan pergulatan saya
Ketika hari sudah semakin terang, Tu’ Kundo segera mengambil ikan dari tekalak Mak gadog. hari itu karena datang lebih dulu, Tu’ Kundo berhasil membawa ikan banyak sekali. Dalam perjalanan pulang Tu’ Kundo mencoba apa yang telah didapatnya dari orang tua tadi. Diarahkan pandangannya pada bu...
Sekitar kilometer 30 dari Tanjungpandan menuju Kelapa Kampit, terdapat terdapat sebuah kampung bernama Parit Gunong. Berjarak 300 meter dibelakang kampung yang terletak di kaki Gunung Tajam ini, terdapat sebuah kuburan Islam, dimana salah satunya adalah Makam Datu’ Kundo. Beliau adalah salah satu
Pengaruh PKI tidaklah kuat sampai diselenggarakannya Pemilihan Umum 1955. Dalam Pemilu 1955 pengaruh Masyumi sangat dominan di Belitung. Dari 15 orang anggota DPRD Kabupaten Belitung, Masyumi mendapat 10 kursi, PNI 4 kursi dan Partai Buruh mendapat 1 kursi. PKI tidak mendapat kursi samasekali.
Seperti telah saya jelaskan, keberadaan lurah dalam struktur kepemimpinan tradisional masyarakat Belitung, mungkin baru diperkenalkan pada zaman penjajahan. Tugas para lurah adalah melaksanakan administrasi kampung dan mengeluarkan berbagai jenis surat yang diperlukan masyarakat. Di zaman dahul
Dalam pergaulan saya dengan begitu banyak penghulu di Belitung, pengetahuan mereka mengenai agama tidaklah dapat dikatakan terlalu mendalam. Mereka memahami dasar-dasar akidah Islam, memahami kaidah-kaidah hukum kekeluargaan Islam, serta fasih membaca ayat-ayat al-Qur’an dan mampu menyampaikan kh