“Jika kau ingin berada dalam kenyamanan, makanlah apa saja yang kau dapatkan, pakailah apa saja yang kau temukan, dan terimalah (ridha) dengan apa yang telah ditetapkan Allah atasmu.”
Jangan salah memahami zuhud sebagai sinonim dari miskin. Zuhud bukan miskin, dan seorang zahid tidak disyaratkan untuk menjadi orang miskin. Orang kaya pun memiliki peluang yang sama dalam berzuhud. Zuhud adalah salah satu maqam tasawuf (terminal) yang dihasilkan melalui kontemplasi ketat, tidak ...
Diriwayatkan dalam Kitab Risalah Qusyairiyah karya Imam Al Qusyairi, Hasan al Basri suatu hari berkunjung ke Masjidil Haram. Beliau kala itu melihat salah satu putera Sayidina Ali lagi bersandar di Kabah dan menganjurkan kebaikan kepada banyak orang. "Apa kebesaran agama?” tanya Hasan al B...
“Kesenangan inderawi tidak pernah bisa kenyang oleh hujan kepingan emas. Kesenangan inderawi mengandung sekelumit suka, mendatangkan duka. Setelah memahami demikian, orang bijak tidak mengejar kesenangan inderawinya walau kesenangan itu ada di sorga. Para Siswa Sang Tathagata gembira dalam meng...
Dalam pengajaran Buddha terdapat nilai pengajaran yang bertujuan mengendalikan hawa nafsu sehingga mengarahkan pada nilai hidup keugaharian
Perubahan tersebut pada paradigma yang bukan berpusat pada diri sendiri, tetapi mewujudkan kerajaan Allah bagi sesama.
Hal tersebut mempengaruhi orang-orang yang mengikut Yesus dan ingin masuk dalam bagian kerajaan surga bahwa pengendalian diri dan merubah gaya hidup (metanoia)
Jelas dalam konteks Matius 6:11 bahwa tindakan konsumerisme, pemenuhan keinginan sendiri dan gaya hidup hedonisme bukanlah identitas keugaharian dalam pengajaran Yesus
Hal ini yang berdampak dengan pola pikir konsumerisme dan individu sehingga sangat bertentangan dengan konteks keugaharian Yesus
Pengajaran Yesus ini relevan dengan situasi FOMO yang mempengaruhi pemikiran terhadap perkembangan zaman, trend mode masa kini, dan berbagai perkembangan barang-barang mewah.