Dear D, Ingin waktu terhenti. Ingin tak ada hari esok yang tak diketahui baik buruknya. Tapi aku yakin selalu buruk....
Benar kata ts; kalau aja dari dulu gak perlu ada acara psbb, gak perlu ada acara phk massal. Pekerja nggak perlu nganggur sampai 3 bulan lebih. Ekonomi bakalan tetap jalan sambil nerapin hidup sehat. Plin plan banget. Bikin acara stay at home nggak ada hasilnya. Berkurang korban juga enggak, malah
Kalau dimanja di rumah, dia pasti sayang sama ibunya. Namanya dimanja asti tak pernah marah. Ini pasti ibunya sering kasar sama dia.. Makanya depresi dan jadi nyimpan dendam. Iya gak sih...
Hadeh... Kalau memang ujung2nya ngasih buka usaha retail lagi, mendingan dari awal nggak usah psbb, jadi gak perlu ada phk massal, pengangguran nggak membludak. Nggak yakin orang2 indo bakalan nurut peraturan simpel gitu kalau mall dibuka. Pasti tetap nempel2. Pemerintah plin plan, nggak jelas, da
Malam, kakak2ku. Numpang jualan, kak.... Ane punya keyboard di rumah yang udah lama nggak kepake karena gak sempat dimainkan lagi. Kondisi keyboard masih mulus dan terawat. Sedih juga karena nggak pernah dibelai, akhirnya ane jual aja. Ane buka harga 25juta, boleh nego. Lokasi perintis kemerd...
Segitu disebut rakyat kecil, jado ane yang gak bergaji karena kena phk massal ini sebutannya apa? Butiran debu? :berduka
Wajar sih cowoknya nuntut, soalnya udah habis banyak gitu anjir. Tapi lain cerita kalau uang yang dikeluarin itu memang kayak uang jalan2, ngasih jajan, beliin jajan, bukan karena diminta'in... Kalau diminta baru nuntut. Pacaran kok minta beli itu, ga ketulungan banyaknya pula.
Kalau soal duit, mana ada karyawan yang peduli sama keadaan keuangan perusahaan? Tinggal nunggu perusahaan merugi dan tinggal nama aja... Akhirnya nambah pengangguran deh.