Sudah saatnya semua selesai Memaklumi segala hal berakhir Bisu kata antah berantah diri Menutup mata menghilang jati Awanmu kian merintih Menghujain badai tanpa henti Namun aku tetap di sini Berdiri tanpa menggoyahkan hati Sudah saatnya semua berakhir Lelah atas segala pengertian hati Sudah saatny
Akhirnya aku benar-benar melepasmu, Tuan. Melepas dari segala elegi jiwaku. Semoga Tuan bahagia, semoga Tuan bahagia, dimanapun Tuan berada. Hanya itu yang bisa kuberikan yang terakhir kalinya sebelum benar-benar melepas, Tuan. Maafkan aku, Tuan. Jika esok tak kau temui lagi rumahmu. Aku sudah lel
Jujur ane sampai terkesima dengan hasil lukisan semcam ini ya gan karena hasilnya memamg benr benar fantastis dan pasti lukisan semcam ini pasti mempunyai nilai jual yang sangat tinggi Betul banget, lukisan yang begitu luar biasa dari seniman yang luar biasa.
Apa pun jika itu sumber dari kebahagiaanmu, aku akan selalu mendukungmu. Meskipun ketika memintaku menjauh dan pergi, aku akan pergi sesuai permintaanmu. Tak akan banyak bertanya, kuhormati segala hal tentangmu. Meski hati menyimpan banyak tanya dan rasa sakit, begitulah mencintaimu. Aku bukan menc
Ada banyak kesalahan yang terjadi mengawali sebuah hati. Namun pada akhirnya titik itu sampai pada penerimaan bahwa aku memang mencintainya. Mencintai sepenuh hati tanpa kusangkal lagi. Yah, aku memang begitu mencintaimu, Sweetheart. Perasaan ini bernama cinta yang ketika itu aku kebingungan merasa
Malam yang begitu indah ditemani derasnya hujan, dua raga berdiri penuh kerinduan menyatu dalam dekapan asmara. Ada hangat peluhmu yang berkeringat, ada napas yang terus memburu, dan detak jantung tak beraturan menghiasi malam ini. Aku di sini, bersama jutaan rindu yang kian terbakar, terasa lema
Pesona matamu begitu memancar, mematikan gerakku untuk terus memandang jauh ke relung hati terdalam. Bagaimana kurajut setiap kata dalam asa agar terus saja memanggil namamu. Kuhabiskan seluruh desah napasku untuk mencintaimu. Kau, kekasihku yang selalu saja kupuja ketika denting lagu terus saja
Kau, jiwaku yang terus saja mengisi kekosongan hatiku. Menyejukkan degub jantungku yang selalu terbakar karena merindumu. Kau, jiwaku yang selalu menjadi irama syair lagu mengiringi setiap waktu berganti tanpa henti, aromamu begitu candu. Kau, belahan jiwaku yang selalu kucumbu tanpa henti, meski
Sudahi Dunia Bukan Milik Kita ( Part 2 ) Gemuruh ombak menyapu pantai menghantam karang Ribuan jejek tertinggal di antara ribuan pasir lembut nan hangat Kebisuan merajai langit tanpa angan Bayang-bayang kian menipis dan hilang Sudahi dunia yang bukan milik kita Biarkan mereka menggigil dalam kemat
Pada masanya aku pernah berlari dan menaiki anak tangga yang begitu melelahkan untuk sampai padamu, Sweetheart. Bahkan untuk setara saja, aku begitu terseok-seok. Ada rasa tidak pantas untuk mendampingimu. Aku yang begitu dingin dan terlalu lama tinggal di belahan dunia tak tersentuh dipertemukan
Aku pernah ingin egois, memaksa rasaku padamu. Namun aku tersadar bahwa hati tak akan pernah bisa dipaksa untuk mengikuti setiap mauku. Aku pernah menjadi sosok yang selalu bertanya, "Mengapa?" Hingga akhirnya aku kembali tersadar bahwa aku masih belum layak dan siap. Kini, aku hanya me
Mencintaimu tak pernah lekang oleh waktu Aku, kekasihmu yang selalu saja terus memujamu Tak peduli waktu terus saja hilir mudik meninggalkanku Namun ku tetap di sini, mencintaimu Mencintaimu itu seperti menjaga dan merawat seekor burung yang terluka. Ketika sayapnya patah, kemudian terjatuh di pan
Bukan lagi bagaimana aku harus berucap untuk sebuah kata penghambaan bahwa hatiku memang milikmu, Sweetheart. Namun nyatanya aku adalah hamba yang selalu memujamu di setiap bait doa dalam sajak tak terbantahkan. Aku adalah jiwa yang selalu ada di balik bayang kegelapan malam, menanti hadirmu meng
Terkadang aku ingin terus menutup kelopak mataku agar terus tertidur, bermimpi akan senyummu yang selalu saja berhasil menghiasi anganku. Terkadang aku menajamkan pendengaran agar terus memperhatikan setiap langkah kakimu di dekatku. Terkadang aku mengasah hati dan pikiran agar terus bisa melukis
Jangan terlalu bangga, Tuan, Puan Sekeras apa pun tawa tak akan mampu menutupi Sekeras apa pun kalimat terlontar Kebaikan tetap menjunjung tinggi Para bedebah selalu saja menari girang Di atas bingkisan topeng-topeng kepalsuan Seolah pemenang, tapi sekumpulan pecundang Mengintip dan menerkam dari
Suara bising itu masih terus terdengar Sekumpulan tawa sekedar untuk mencaci cecar Umpatan para bedebah terus saja bergelimang Jiwa-jiwa hilang dalam pesakitan Teriakan-teriakan dendam terlarut dalam kebencian Sekumpulan pecundang bermandikan darah Bau busuk menyengat harus terungkap Bermandikan l
Aku selalu saja mengunci bayangmu dalam hatiku, meski nyatanya tak ada lagi tentangmu. Aku masih berdiri tegap di setiap senja bergulir agar meraih bayangmu di akhir. Namun tetap saja hanya angan yang hadir berhembus bersama angin. Ah, aku tetap di sini mencintaimu, meski waktu tak lagi hadir menem
Bukankah cinta itu indah, Sweetheart? Kita bertemu sebelum senja sampai akhirnya malam menyelimuti perjalanan kisah kita berdua. Di bawah sinar rembulan dan bintang berbagi kisah antara hatimu dengan hatiku. Kau tahu, bahwa rasaku masih tetap sama, tak berkurang, dan mungkin saja bertambah. Ahh, m
Terkadang memang mata tidak bisa melihat, jemari tidak mampu menyentuh, telinga tak selalu mendegar, dan bibir tak selalu bersapa ria, tapi nyatanya hati selalu saja terhubung. Ada hal yang kutahu, tapi aku tak tahu. Ada hal yang kutahu, tapi tak sanggup kuartikan. Ada hal yang kutahu, tapi cukup d
Tak ada yang baik-baik saja, selain jeritan kecewa menikam dada. Ada sesak yang begitu menyiksa, ada panas api yang mebakar, ada bara yang selalu saja bergelora, membiarkan api itu terus menyala. Tak ada yang baik-baik saja, ketika waktu terus saja menghimpit. Memeluk sepi pada angin sepoi yang men