Kita berbeda Aku kaki untuk berpijak Engkau tanah untuk melangkah Dia bunga begitu semerbak menyengat Tidak akan pernah sama ketika berusaha menyamakan Beda akan selamanya berbeda aku, kamu, dan dia Bukan lagi kisah kita yang tak terselamatkan Namun memang tidak ada lagi rasa di antara kita Perasa
Cinta itu terlahir murni dari hati, menyatukan dua insan menjadi satu takdir. Cinta itu tumbuh dari kalbu yang terus memupuk subur. Cinta itu terlahir baru lagi, lagi, dan lagi padaku dan kamu. Kita pernah dipisahkan oleh jarak, ruang, dan waktu. Sebelum Tuhan menyatukan dua hati menjadi satu. Sam
Aku adalah seseorang yang berpetualang dalam hidup. Gunung ke gunung lain, hutan ke hutan lain, lembah ke lembah lain, sungai ke sungai lain, daratan satu ke daratan lain sampai berhenti pada sebuah tujuan. Aku adalah diriku yang tak pernah terlihat orang lain, tapi aku memang nyata adanya. Ketika
Ada banyak hal yang terus terkunci ketika belati-belati menusuk perih. Ada banyak kata yang tersimpan rapi, ketika sajak-sajak enggan menampakkan diri. Bukan, bukan karena tak ingin berbagi. Melainkan ego percaya bahwa aku masih kuat berdiri di sini. Nyatanya terpontang-panting ke sana-sini, terbaw
Bagaimana memendam rasa rindu itu? Menyakitkan bukan? Bagai badai di tengah gurun pasir, sangat pengap, sesak, dan berdebu. Bagaimana rasanya ketika dipaksa menjauh, pura-pura tidak mengenali? Menyakitkan bukan? Bibir terkunci dengan pita suara terkikis gengsi. Bagaimana harus memberi jarak ketika
Aku adalah cinta untukmu Cinta yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah jiwamu Jiwa yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah kedamaian Damai yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah kekasih Kekasih yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku
Ruang batin itu tercipta begitu damai Hanyut seperti air mengalir Dipenuhi kegundahan hati Maka diam menyatu bersama alam adalah sejati Alam adalah rumahku pulang Dimana jiwaku damai tenang Ragaku bisa bernapas bahagia Tidak ada kecemasan dan ketakutan Aku berdiri di sini Menatap air terjun yang b
Pada malam yang hampir saja menghilang Berganti fajar bertemankan kokok ayam Bau pembakaran di sudut-sudut rumah Mata mengedar ke alam semesta Ku temukan binar wajahmu di balik awan Tersenyum melepas asa kerinduan Mengepak sayap memeluk mesra Hati kita terpaut menjadi satu dalam buai cinta Aku yan
Getir getah menelan darah Cabik raga berbalut kasa Menghitam lebam tak lagi berharga Derit mencekam membungkam asa Membisu kata tak lagi terdengar Sebatas sapa tak lagi menikam Waktu tak lagi sama Pudar bersama kabut bermandikan hujan
Gejolak itu kembali menggerogoti minda Mencabik koyak berlumur busuk asa Menangkup tangan tak lagi terdengar Melangkah kaki menghilang malam Sepoi angin menerpa buai Merintih seroja pada getir Bibir bergetar menekan perih Mata membias jatuh mengalir Lalu adalah lalu yang tak kembali Diputar pun be
Bagaimana aku terus mencintaimu? Karena aku melupakan kesalahan dan mengingat kebaikanmu. Tidak ada yang baik-baik saja, tidak ada. Aku pernah terluka, terluka begitu dalam. Sangat dalam. Bahkan untuk menjadi alasan membencimu pun aku sanggup, seperti mereka yang membencimu. Namun aku memilih men
suboyxxx alhamdulillah baik, Mas. Iya, nih. Update mele. Aku baru buka kaskus karena ada mention darimu.
Aku adalah tempat paling nyaman untuk pulang Rumah paling damai untuk jiwa-jiwa yang penuh keresahan Aku adalah keindahan dalam kedamaian Sehingga jiwa-jiwa itu terlena dalam buaian Aku adalah rumah paling sejuk dan tenang Dimana hanya ada ketenangan tanpa riak gejolak Jiwa-jiwa itu menepi dan memb
Aku adalah belahan jiwamu yang terus terlahir dalam reinkarnasi berkali-kali. Aku adalah cintamu yang selalu mencintaimu tanpa akhir. Pertemuan aku dan kamu adalah sebuah keindahan yang tak terganti. Hanya padamulah hatiku berlabuh, hanya padamu cintaku bersemi. Waktu terus saja berputar hingga ja
Tuipis wkwkwk... Untung ada kapolda, bisa bahaya. Lagian juga g' akan ngirim sembarangan. :ngakaks Btw makasih udah singgah. Aku g' nyangka ada yang mampir. Niat'y cuma buat nulis puisi ajah.
Tuipis wkwkwk... Aku emang spesialis sedih. Kalau bahagia malah g' bisa bikin puisi. Bucin juga bisa. Pokok'y spesialis sedih. Ide muncul malah yanh sedih2. Kalau bahagia malah kosong, kopong, kek g' ada ruh'y.
Tuipis pelampiasan? Sejak tahun 2008 aku dah bertemankan puisi. Jadi menurutku bukan karena alasan seperti itu. My poem is my soul.
Tuipis aku sih g' begitu peduli orang baca or kagak, yang penting aku bahagia dengan tulisanku sendiri. Itu point'y.