Di rimbun dedaunan desik angin menyapa Membawa sekeping rindu menggema Menyebut namamu tanpa jeda Hay, kau kasih yang kupuja Di antara aksara, namamu terpatri indah Mengukir sudut malamku yang hampa Kini begitu syahdu bagaikan bait rima Terus memujamu tanpa lelah Kau kasih yang selalu saja membuat
Aku yang mencintaimu sebening embun Begitu mendambamu ketika hariku rapuh Hadirmu membawa angin sejuk Memelukku penuh kasih dan tulus Kau datang menghujaniku dengan cinta Menanam bibit demi bibit agar tumbuh bermekaran Merawat penuh ketulusan tanpa pamrih Sekali lagi aku terjatuh pada rengkuhmu Ma
Jangan pernah kembali, jika hanya untuk menyakiti. Jika kamu ingin kembali, mari sama-sama memperbaiki. Aku yang mengobati hatiku sampai bisa menerimamu kembali. Kamu yang memperbaiki diri untuk meyakinkan dan menghargaiku sampai aku bisa menerimamu. Namun jika tidak, mari sama-sama menghargai ba...
Pertama kali kumengenalmu, tak mengerti siapa sosokmu. Kau datang begitu saja tanpa kutahu mengapa. Waktu terus saja bergulir, daun-daun berguguran, bunga silih bermekaran. Namun tetap saja aku tak pernah tahu siapa dirimu. Hingga masa itu tiba ketika rintik-tintik rinai kesedihan akibat kegelisah
Masih tentang kenangan yang menjerit ketika fajar datang Mengumpulkan sisa-sisa tenaga setelah melewati malam panjang Ketakutan, kecemasan, kegundahan, gelisah yang tidak pernah tahu bagaimana Selalu saja menghantui pada malam-malam kesunyian Aku masih menikmati secangkir kopi beraroma harapan Mimp
Pada daun-daun berguguran Ombak riak menggulung ke tepian Di sudut batas kota Kenangan senja sirna bersama malam Duduk di tepian pantai Sesekali bermain dengan air Menggerakan jemari mungil Berharap kau segera hadir Namun rinduku terus saja bergemuruh Mencabik-cabik begitu perih runtuh Bayangmu ma
Sabar untuk Tuan dan Puan Ada kala malam harus benar-benar membeku agar tersadar kehadiran itu terus saja menjadi angan yang akhirnya tercipta. Sabar untuk Tuan dan Puan Ada kala cinta harus berjarak penuh gejolak dan perih di jiwa agar tersadar sesungguhnya rasa itu benar atau hanya napsu belaka
Di balik malam kelabu Cerita kita pernah bersatu Begitu berseri awan biru Hingga hati terus menggebu Namun kini semua telah berlalu Rasamu dan rasaku tak lagi menyatu Kau di ujung malam penuh luka sembilu Aku menanti fajar begitu mencintaimu
Tatap matamu mengkoyak hati Menghujam sampai ke dasar diri Setiap bait aksara membuat jatuh hati Tak pernah kusangka akan secepat ini Di dalam pertanyaan diri terdapat kekaguman yang tak berakhir Meski katamu begitu pedas menusuk sanubari Namun bagiku kau tetap manis Menyelimuti dinding hatiku yang
Bermandikan oli pun tak mampu menghapus bayangmu dari pikiranku Tak mampu mengurangi perasaan ingin tahu tentangmu Selalu ku abaikan perasaan itu ketika bermunculan Bahkan ketika mereka protes aku bekerja tidak seperti biasanya Yah, aku pun mulai merasa aku berbeda Entah bermula dari kapan Apakah d
Pemula yang tak mampu bermain kata Hingga sajak-sajak cerita hilang begitu saja Padamu Puan yang membuat degub bergetar Seolah semua sirna ketika melihat aksaramu terpancar Hari ini aku tersenyum melihat kemarahanmu Perutku tergelitik melihat betapa tegas amarahmu Ada pancaran membunuh dan mematik
Ada getar gejolak ketika tahu tentangmu Bagaimana aksara itu mampu menarikku padamu Meski awalnya aku begitu ingin membunuhmu Namun kini justru ingin mengenalmu Awan-awan gelap itu bergerak Menggantikan kelabunya jiwa Hingga tak kusangka mengenalmu tanpa sebab Kau gadis yang tak pernah kupikirkan s
Aku adalah aku Aku adalah kamu Aku dan kamu adalah satu Aku adalah nurani Nurani adalah aku Aku dan nurani adalah satu Aku adalah akal Akal adalah aku Aku dan akal adalah satu Aku adalah jiwa Jiwa adalah aku Aku dan jiwa adalah satu Aku adalah tubuh Tubuh adalah aku Aku dan tubuh adalah satu Ak
Penyatuan jiwa karena terpisah oleh hitam dan putih, ketika jalan itu selalu bercabang dan semakin bercabang. Bukan tentang penghubung yang selalu dan, melainkan kata yang memang dibuat sesederhana mungkin. Bagaimana aku memahami diriku sendiri. Bagaimana aku mampu mencintai diriku sendiri. Bagaim
Kisah itu tertulis jelas di kertas putih tak bergaris. Selalu tergores setiap waktu ketika mata terbuka Kisah itu tertulis nyata di atas bara membakar hebat, bagaimana harus terus bertahan hidup demi seikat hati yang terus berlari. Kisah itu menghilang di balik dedaunan senja, menelisik di antara
Jalan-jalan itu mulai terbuka, membias bayang di ujung senja. Menitipkan rindu menerbangkan angan akan tentangmu. Kaki terus saja melangkah, berharap cahaya kan menerangi keabadian. Ada banyak kisah di balik tangisan jiwa-jiwa kehilangan arah. Tersesat di ujung tombak hingga harus berdarah dan mati
Awalnya setiap tahu bahwa itu adalah kamu, aku cemburu. Aku selalu cemburu, tapi aku menyimpannya di dalam hati. Melihatmu bahagia saja sudah cukup, lalu aku fokus pada healingku. Aku sadar diri bahwa bukan aku, bukan aku. Aku tidak pernah dianggap ada, aku memilih diam dan sibuk dengan duniaku. S