Kau adalah sumber ambisiku Bersama tinta dan buku bertumpuk Kau adalah eja demi eja huruf Rangkaian karya yang tersusun Meski petualang selalu menjauhkanku Namun malam tetaplah akan merengkuh Mentari kan datang menyapaku Bersama hangatnya cintamu Aku mencintaimu dalam diri maupun sajak Cintaku buk
Aku dan Perjalanan Aksaraku Waktu terus saja berganti Mengukir setiap mimpi lebih baik Kata demi kata terpatri Tertuang dalam bait puisi Tintaku sempat mengering Jiwaku sempat terkoyak mati Anak panah menyiksa diri Namun aku berdiri tertatih di sini Belajar akan hal yang kusukai Berbagi ilmu tanp
Lukisan Waktu Bersama waktu kuhitung bait demi bait Detik jam berlalu meninggalkan diri Kupeluk diri di balik jendela langit Cahaya malam rembulan menyinari Kulukis dinding-dinding hati Mengukir mimpi meraih cita Mengikat diri mengepung istana Kibarkan sayap lepaskan diri dalam karya
Jerit-jerit kematian berdengung di telinga Ada sesak yang tak bisa terungkap Tersingkap di antara reruntuhan Terperangkap di antara derasnya air lautan Ada jiwa-jiwa menjerit pertolongan Meraih tanganku mengharap datang Ada kematian yang tak terselamatkan Tak ada lagi harapan, semua sirna
Biarkan malam menenggelamkan diri Di bawah derasnya aliran air Tubuhku menggigil seorang diri Menahan napas agar rinduku berhenti Namun kian tertahan kian menghunus Darahku semakin mendidih terbunuh Putih pucat bibirku memanggil namamu Berharap rinduku kan mereda sembuh Namun justru semakin dalam
Rindu ini semakin menghujam tubuh Sesak rasanya menyayat kalbu Bagaimana harus kusingkap waktu Sedangka jarak enggan mempertemukanku Diam mengamati langit Hening malam tak mampu mengobati Semua tenggelam dalam risau batin Rinduku begitu mematikan di sini
Not-not berdering pilu Memainkan gema senandung sendu Mengikis hati menahan rindu Sapa pun enggan menyentuh Satu tangga saling terhubung Cipta aksara tentang rinduku padamu Koyak batin menahan asaku Sesak beribu perih menghujum Waktu banyak berlalu Rinduku terus saja bernyanyi tentangmu Mencintaim
Sepi malam telah menepi Senja pun kini berganti Langit gelap menutup diri Koyak payung mendinginkan hati Sayu mata menatap sunyi Kicau burung membunuh musik Gema senandung menyayat risau Rinduku terbunuh waktu Kaki melangkah menapak langit Tawa senyap bersembunyi Bayang menelan asa pahit Wajah pia
Terikat tubuh oleh kerinduan menghujam Terseok-seok meronta hilang uap Namun senduku tak pernah hilang Membekas di ujung-ujung pancang Aku masih tergeletak memeluk rindu Menjerat jerit nestapa sunyi pilu Hadirmu bagai bayang tak tersentuh Aku merindukanmu dari sudut tak berujung
Dinginnya salju memeluk tubuhku Hujan serbuk mengitari sekitarku Mata menutup hati terbuka Semua indah pada tempatnya
The Queen Kemegahan singgasana berbalut emas Senyum anggun menghias Mahkota corak berbinar terang Wanita cerdas berparas elok seroja Berteman makhluk alam semesta Menebar energi cinta kasih tanpa batas Harum wangi semerbak diri Mata menyipit bibir tersenyum manis
Malam pun bertabur bintang di atas langit Membentang mengitari tubuhku sendiri Langkah kaki memijak bungi Sayap mengepak terbang tinggi Kilauan mahkota menyinari Semerbak wangi menguar hati Senyum bibir melukis diri Jubah membentang menutup sanubari
Aku, kekasihmu yang tangguh Seberapa pun pedang ingin membunuh Berjuta mata ingin merenggut tubuh Nyawa tak lagi merengkuh Namun aku tetap berdiri di sini Menggenggam kuat cinta di hati Menenggelamkan rindu menyiksa diri Aku, kekasihmu yang selalu mencintai Tak peduli waktu merenggutmu Tak peduli
Selamat pagi kekasihku yang selalu kucintai Malam kini telah berganti mentari Namun hadirmu belum nampak di sini Memeluk rindu mencumbu hati Aku masih saja terus menggigil Menahan dinginnya serangan rindu di hati Tubuhku meronta terus saja menginginkanmu Aku tenggelam di lautan asmara karenamu Aku
Kita bertemu tanpa sengaja. Melempar kata mengulum pujian, tapi nyatanya aku tetap enggan mengenalmu. Sampai suatu malam kau mengetuk pintu hatiku, menghujaniku dengan jutaan cinta yang begitu mengejutkan hatiku. Kini, kita berjalan bersama saling menggenggam erat jemari, tersenyum simpul menatap
Menyentuh bayangmu meski tak tersentuh Mengikat tubuhmu meski raga menjauh Mataku terus saja menatap padamu Menghujani cinta mencumbu rindu Di sini menunggumu dalam sepi Menyelimuti sunyi seorang diri Mengharap hadirmu membawaku pergi Mengitari alam semesta tanpa berhenti Namun rindu tetaplah rind
Musim terus saja berganti Malam menepi dan berganti Sajak-sajak kata mengeratkan hati Berbaris dilema di antara bayang diri Semi berguguran terbang daun ke sana-sini Semerbak bunga menguar sampai ke hati Menyentuh kelopak tanpa melukai Diri menjelma butiran-butiran kristal dari langit Gerbang terb
Ada jutaan cahaya datang dari langit Menjatuhi atap-atap malamku yang sunyi Ada jutaan kekuatan yang bersinergi Menyatukan kesatuan di dalam diri Aku seseorang yang terlahir kembali Seseorang yang membawa kebaikan hati Aku seseorang yang menciptakan cinta kasih Memeluk alam semesta dalam hati Ada
Diam diri dalam keheningan Meresapi takdir yang kian gamang Secercah cahaya itu kian datang Memproteksi jiwa meninggalkan bimbang Magic of power menyelimuti insan Kekuatan hati semakin menetap Yang datang akan kusambut senyuman Yang pergi kurelakan tenggelam Jiwaku memeluk jutaan cahaya Menciptaka