Hah, gitu aja? Gua pernah kerja di dinas Peter Akan, demi mewujudkan kabupaten bebas rabies, gua ama 4 orang temen ditugasin berburu anjing selama 2 bulan, tiap Hari (Lebih sering malam) kita nembak anjing pakai senapan angin atau jaring terus kita sembelih. Ini dilakukan karena laboratorium butu...
Pertanyaan gua, perlukah orang memposting apa Yang dia lakukan, apa Yang dia rasakan, apa yang dia lihat Semuanya di Sosial media?
Karena nggak ada Yang mendata, kalaupun ada nggak serius karena honor mereka dipatok pejabat, banyak titipan politik juga, di daerah masa bodo, di pusat nggak peduli Yang penting ada data masuk proyek cair
Pict TS, ya anjlok karena Yang jadi PNS rata2 orang titipan penguasa daerah atau keluarga2 pejabat. Bahkan banyak tuh Yang buoan honorer tiba2 udah ada Surat pernyataan dari kepala daerah dah mengabdi Selma 5 tahun padahal nggak sama sekali
Lu blokir disini di luar masih bisa akses, lagipula Yang mau beli data gini itu negara lain bukan orang indo sendiri
Nope. Penyebab utamanya adalah pendidikan moral di rumah mulai berkurang, orang tua mulai kurang atau bahkan tidak peduli dengan perilaku anaknya dengan alasan sibuk bekerja atau Yang paling absurd mereka bilang kalau anak mereka sulit diatur. Didikan orang tua dulu Yang masih pakai rotan jauh leb
Asal Yang make tau aturan lalu lintas, tar kaya pesepeda pada makenya di tengah jalan ngehalangin orang lain, trus kalau ketabrak play victim luar binasa
Pemerintah kita itu sok-soan bicara anti korupsi. Di belakang transaksi jalan terus, pegawqi Yang bener2 anti korupsi di pukul kayak paku biar tunduk. Witshleblwer nggak ada perlindungan. Kalaupun ada nggak dijamin, trus kalau Yang di lapor dipecat Yang ganti ntar pecat Yang ngelaporin...
Syhaid Yang ngebela agamanya, tapi Yang ngebela agamanya tanpa pake otak gimana? Ya mati tolol lah!!!